Tidak semua orang dapat menjadi teladan bagi orang lain. Tidak semua perilaku juga dapat dijadikan contoh terbaik. Hal ini harus menjadi renungan tersendiri bagi orang-orang yang sudah dikatakan mencapai kesuksesan.
Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman adalah sosok yang dapat diteladani. Segala perbuatan, perkataan dan tindak tanduk beliau menjadi suri teladan bagi umat Islam dan umat manusia pada umumnya.
Lalu bagaimana dengan kita, sebagai manusia biasa. Manusia kebanyakan (awam), apakah mampu menjadi teladan? Tentu jawabnya, bisa akan tetapi tidak semua aspek kehidupan. Ada hal-hal yang harus menjadi teladan bagi orang lain.
Orang yang sukses adalah orang yang mampu memberikan kesuksesan bagi orang lain. Orang yang berhasil adalah orang yang benar-benar mampu membuat orang lain berhasil pula. Seperti seorang kepala sekolah yang sukses adalah kepala sekolah yang mampu mendorong, membuat bawahnya menjadi kepala sekolah pula. Inilah keberhasilan dia sebagai kepala sekolah.
Seorang pimpinan akan menjadi teladan bagi bawahannya dan bawahan mendapatkan teladan terbaiknya dari orang-orang yang memimpinnya. Keteladanan inilah yang dapat mencetak generasi-generasi selanjutnya. Atau dapat mencetak kesuksesan-kesuksesan berikutnya.
Keteladanan juga dapat dimaknai dengan memberi inspirasi bagi orang lain. Sesuatu hal yang kita lakukan dan itu membuat orang lain berbuat serupa maka itulah perbuatan inspiratif.
Ketika hal itu dilakukan, maka akan membawa keberkahan dan kebaikan-kebaikan bagi orang lain. Kebermanfaatan yang dapat memberikan makna bagi kehidupan diri sendiri, keluarga dan masyarakat secara menyeluruh. Itulah kesuksesan yang sejati.
Rumah Baca Tanah Laut, 31 Juli 2022