Rasa syukur tanpa mengeluh

Literasi, Peristiwa, YPTD164 Dilihat

Saat bangun di pagi hari, kita selalu bersyukur karena masih bisa menghirup udara pagi. Tetapi seketika rasa syukur terkadang hilang jika menghadapi berbagai macam cobaan yang ada dalam kehidupan. Tetapi pernahkah kita berfikir bahwa masih banyak orang-orang yang menginginkan berada di posisi kita walaupun masalah kita selalu datang silih berganti.

Tak ubahnya seorang yang masih bisa memakai sandal jepit yang jelek harus lebih banyak bersyukur. Mengapa demikian? Karena tanpa kita sadari ada juga yang menginginkan bisa memakai sandal jepit lusuh dan jelek kita tersebut. Siapa itu yang menginginkannya??? Pastinya di dalam hati kita bertanya-tanya. Untuk apa sandal jepit jelek, lusuh dan kumuh itu diinginkannya. Yang menginginkan sandal itu untuk di gunakan adalah orang yang tidak memiliki kaki. Dia sangat menginginkan sandal itu, karena dia tidak mempunyai kaki untuk menggunakannya. Maka andai saja dia memiliki kaki, walaupun yang digunakan adalah sandal jepit yang jelek, lusuh dan kumal maka dia akan merasa sangat beruntung.

Janganlah kita selau berkeluh kesah akan keadaan yang kita alami. Karena masih banyak orang yang lebih menginginkan posisi kita saat ini.

Pernah orangtua saya berkeluh kesah karena banyak sekali cucu-cucunya yang datang ke rumah setiap hari. Suasana rumah jadi ramai, bising dan rumah berantakan. Tetapi keesokannya datang adik iparnya yang hanya tinggal di rumah berdua dengan suaminya, karena hanya memiliki 2 orang anak. Anak yang satunya di Medan dan yang satunya lagi bertugas di Poso. Mereka selalu merasa sunyi dan sepi. Oleh karena itu, dia senang melihat rumah orangtua saya yang selalu ramai. Sementara orangtua saya merasa bosan dengan keramaian. Setelah hal itu terjadi, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa rasa syukur tanpa mengeluh adalah salah satu bentuk ikhlas kita dalam menjalani kehidupan.

Salam literasi…!!!

Tetap semangat menulis…!!!

Rahmadona Sugiaty

02050100300

Tinggalkan Balasan