Perkembangan Psikologi Olahraga dan Manfaat Mempelajarinya

                                                                        Dokpri: Tim futsal SMPK 6 PENABUR Jakarta

NAMA Coleman Griffith muncul sebagai ilmuwan yang banyak menulis artikel dan buku mengenai Psikologi Olahraga sekitar tahun 20-an dan 30-an. Menurut Kroll dan Lewis, dalam tulisannya yang dihimpun oleh Straub, Coleman Robert Griffith pada tahun 1918 telah mulai mengadakan penelitian di Universitas Illinois dengan menyelenggarakan serangkaian observasi informal mengenai faktor-faktor psikologis yang terlibat dalam olahraga bola basket dan sepak bola.

Pada tahun 1925 Griffith sudah mengadakan persiapan untuk mendirikan laboratorium psikologi olahraga. Kemudian secara resmi Griffith menjadi Direktur dari “the Athletic Research Laboratory” di Universitas Illinois. Griffith juga disebut-sebut sebagai “Bapak Psikologi Olahraga”, khususnya di Amerika. Laboratorium psikologi olahraga pertama di dunia didirikan oleh Carl Diem di “Deutsche Hochschule Fur Leibesubungen” di Berlin pada tahun 1920.

¨¨¨

Psikologi olahraga merupakan bidang studi baru dalam perkembangan ilmu psikologi, sejalan dengan perkembangan psikologi terapan atau “applied psychology” dalam pelbagai bidang kehidupan. Robert Singer dari Florida State University juga menegaskan bahwa psikologi olahraga adalah psikologi terapan, ilmu psikologi yang diterapkan terhadap atlet dan situasi-situasi olahraga.

Obyek studi Psikologi pada umumnya adalah gejala kejiwaan yang diselidiki dari tingkahlaku dan pengalaman individu. Psikologi Olahraga tumbuh dan berkembang menjadi cabang dari Ilmu Psikologi, karena adanya gejala-gejala khusus yang belum mendapat penelitian dan studi tersendiri dalam Psikologi, maka gejala-gejala khusus yang terjadi dalam olahraga tersebut dijadikan obyek penyelidikan Psikologi Olahraga.

Sudah jelas dalam olahraga interaksi antara atlet dengan pelatihnya, interaksi antara anggota tim yang satu dengan anggota tim lain dan interaksi antara pelaku aktifitas olahraga yang satu dengan pelaku aktifitas olahraga yang lain, akan memberikan efek-efek psikologik tertentu pada atlet dan pelaku aktifitas olahraga yang bersangkutan.

Disamping itu situasi yang dibentuk oleh penonton, media-media massa, lingkungan masyarakat sekitar, serta situasi sosial-politik dari tempat diselenggarakannya pertandingan, juga pasti ikut menentukan pula reaksi-reaksi emosional dan situasi psikologik para pemain atau atlet yang bersangkutan. Semua hal tersebut tidak boleh diabaikan dalam mempelajari gejala-gejala psikologis dalam olahraga.

¨¨¨

Sebagai pengetahuan yang diterapkan dalam kegiatan olahraga, psikologi olahraga meliputi beberapa bidang yaitu: Psikologi perkembangan, Psikologi Belajar, Psikologi kepribadian, Psikologi Sosial, dan Psikometri. Dalam tulisan ini akan dijelaskan sedikit mengenai psikologi perkembangan yaitu mengenai prinsip perkembangan.

Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan berkesinambungan. Jadi antara satu tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri.

Perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju ke yang khusus. Contohnya, seorang bayi mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.

Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara perkembangan aspek fisik motorik, mental, emosi dan sosial. Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi lain. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Meskipun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dengan fase lainnya, tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan bicara misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata-kata terlebih dahulu ia akan mengoceh.

Setiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah laku yang dianggap sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang sebenarnya merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu.

Karena pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seseorang dapat diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan dengan faktor bawaan yang kurang dari anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan merupakan suatu kecenderungan perkembangan yang relatif lebih lambat dari anak lain seusianya.

Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar, dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam (bawaan) dan faktor luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan).

Jadi sekalipun semua orang mengikuti pola perkembangan yang kurang lebih sama, kecepatan perkembangan pada suatu aspek pada tiap orang berbeda-beda misalnya anak-anak dengan umur yang sama tidak selalu mencapai titik atau tingkat perkembangan fisik, mental, sosial, emosi yang sama. Variasi dalam perkembangan ini banyak hubungannya dengan faktor kematangan, belajar atau pengalaman, bawaan dan faktor lingkungan.

¨¨¨

Setiap individu itu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu khas, tidak akan ada dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orang tua yang sama. Adapun manfaat mempelajari Psikologi Olahraga sudah barang tentu tidak sama bagi atlet, pelatih, pembina olahraga maupun bagi penonton atau peminat-peminat olahraga pada umumnya.

Beberapa manfaat atau kegunaan mempelajari Psikologi Olahraga bagi para pelatih atau pembina olahraga, atau pun calon-calon pelatih olahraga.

  1. Untuk dapat mempelajari gejala-gejala psikologik yang terjadi pada manusia berolahraga; misalnya terjadinya audience anxiety, yaitu rasa cemas dan bimbang menghadapi penonton; boredom atau perasaan jemu atau bosan untuk melakukan latihan.
  2. Untuk dapat mempelajari faktor-faktor psikologik yang dapat menyebabkan peningkatan atau merosotnya prestasi atlet.
  3. Untuk dapat mempelajari hasil-hasil penelitian psikologi yang mungkin dapat diterapkan dalam bidang olahraga. Kemajuan olahraga yang pesat dewasa ini bukan hanya sekedar hasil dari ketekunan latihan saja, tetapi juga didasarkan atas hasil-hasil penelitian. Dalam hubungan ini penelitian dibidang psikologi akan ikut juga memberikan sumbangan.
  4. Untuk mempelajari kemungkinan-kemungkinan penerapan teori-teori psikologi dalam usaha pembinaan atlet dan pembinaan tim; misalnya mengenai usaha mengatasi ketegangan psikis atlet, beberapa tehnik memotivasi atlet, penerapan teori dinamika sosial/kelompok dalam pembinaan tim.

Mengingat besarnya manfaat mempelajari psikologi olahraga yang dapat dipetik tersebut, maka menjadi tugas para ahli psikologi untuk mengamalkan pengetahuan, sehingga dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan aktivitas olahraga dan kepelatihan olahraga di Indonesia. Pengembangan psikologi olahraga memerlukan bantuan dari: psikologi kepribadian, psiko-fisiologi, psiko-diagnostik, psikologi pendidikan, psikologi sosial, dan sebagainya.

Tinggalkan Balasan