Bersimbah Darah
Oleh : Raja zainol afandi
Bambu runcing kian jadi saksi
Senjata perang
membela kemerdekaan
serang sergap tua muda
pantang menyerah itu tandanya kalah pasrah
menikam tusuk tubuh-tubuh perampas negeri ini
rasa takut,kecut berlari bersama konbar-kobar raung amarah
Negeri ku harus merdeka
Darah-darah segar
berharga
berceceran seperti danau meluap
‘tlah dipersembahkan untuk negeri ini
sumbang jiwa raga kian marah
mendengar jeritan tangisan
wajah-wajah beringas para penjajah
mati bertumpah dara adalah harga mati
hanya untuk negeri ini
tersimpul senyum tiada rasa nyeri
Generasi ku
kini engkau hanya menikmati
sisa-sisa perjuanganku
damai telah datang, jauh dari teriakan meriam pembunuh
rasa takut tuk belari telah dicabut
Genari ku
Tidur malammu juga nyenyak
selimut tubuhmu juga hangat
tapi aku,pahlawanmu
tak dapat penjamkan mata walau hanya sedetik
Generasi ku
jadilah menyambang,penyumbang rasa cinta pada negeri ini
Kamu hanya penerus berpancang lurus
bersimbah darah telah ku urus
Hanya memperingati
jasa jiwa -jiwa kian tembus perluru hitam
Engkau telah bersandar pada tiang kedamaian
Generasiku jangan lupa
pada simbah darah jiwa ragaku
Sanglar, 11 Agustus 2022