Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Sudah sejak tadi malam Tado dan istrinya sibuk menyiapkan pakaian. Mereka akan pergi menginap di Kuningan. Acara reuni dengan teman-teman se-SMA Tado dulu. Malam terasa begitu lama dan mata Tadopun sulit dipejamkan. Terbayang wajah-wajah yang masih diingatnya. Sudah seperti apa mereka sekarang. Berubah sudahlah pasti karena hampir dua puluh tahun berpisah.
Pagipun tiba Tado dan istrinya bersiap-siap untuk berangkat. Setelah sarapan Tado memesan taksi untuk ke stasiun Kereta Api. Agak lama juga taksi baru muncul, maklum jam sibuk jalanan macet.
Acara reuni memang sudah lama di rencanakan. Beberapa kawan Tado mengambil inisiatif dan menjadi panitia penyelenggara secara sukarela. Ada sedikit rasa kuatir dihati Tado, karena ada mantan doinya yang juga akan hadir. Terpikir bagaimana sikap istrinya nanti jika tahu. Akankah ia mengenalkannya atau ada teman iseng mengungkit-ungkit masa lalunya. Maklum kalau sudah kumpul bisa saja semua perbendaharaan cerita lama dibuka kembali. Memang biasanya hanya untuk memeriahkan suasana. Pikiran Tado sudah melayang duluan berada di Kuningan, meski badannya masih dalam perjalanan ke stasiun. Tengah asyik-asyiknya Tado melamun, ia terkejut mendengar suara istrinya “Bang KTPku ketinggalan ada dalam dompet di tas yang satu.”
