Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Ibu berjuta sosok wanita yang sering dianggap lemah tanpa daya. Pribadi yang sering atau jarang diperhitungkan dan diabaikan peranannya dalam kehidupan.
Seorang ibu adalah wanita, wanita yang katanya “wani di tata” selalu diatur tak punya kuasa untuk mengatur. Tetapi apakah benar mereka sosok mahluk tanpa daya?
Mereka bekerja tak kenal masa. Sejak matahari terbit sampai mata suaminya terpejam. Mulai dari menimba air, mencuci, mencari kayu bakar, memasak, menghidangkan makanan bagi keluarga.
Sembilan bulan mereka menjaga cikal bakal insan dalam kandungan. Memberi Air Susu Ibu, makanan sempurna bagi kehidupan.
Ketika mereka menyuapi anak apakah mereka hanya sekedar memberikan makanan? Tidak, mereka sedang membangun generasi yang akan datang dengan penuh kasih sayang. Generasi berkualitas penerus bangsa.Tak jarang generasi bangsa yang tangguh berprestasi cemerlang lahir dari jerih payah mereka yang berjuang siang dan malam. Membimbing buah hati mereka dengan penuh kasih sayang. Doa dan tangis penuh air mata tulus tak hentinya membumbung naik kehadirat Sang Maha Kuasa. Memohon hikmat dan rahmat menyertai insan kesayangan mereka.
Ibu sosok yang tak peduli akan keadaan diri sendiri. Sekalipun telapak tangan yang halus aus terkikis sabun cuci, kulit menjadi kusam terpapar sinar mentari sepanjang hari. Beban berat seakan tak terasa semua dilakukan demi keluarga.
Nyatanya ibu adalah wanita luar biasa. Wanita dengan semangat baja. Di dalam dadanya selalu ada hasrat menyala-nyala. Halang rintang seberat apapun akan dihadapinya demi membahagiakan kekasih hatinya.
Sungguh mulia hatimu ibu. Kasihmu kepada keluarga tak terhingga sepanjang masa. Selalu memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia. Itu sebait lirik yang dipersembahkan bagi bunda yang berhati mulia.
