Cerita mengalir di rentang waktu kelam
Dari tiada kata-kata hingga tak terhenti terucap oleh mulut manis berbalut madu
Penuhkan bait demi bait menjadi paragrap buntu
Tidak diizinkan namun terus berdebat tanpa tau kebenaran terpendam
Tak cukup satu, kau tambah lebih banyak lagi beribu aksara pedih nan tajam
Teruslah begitu karena jarak itu memang jauh
Lanjutkan perjuanganmu dengan mereka yang membela terus tanpa tahu sama sekali
Tak mungkin berhenti meski setitik rasa enggan menggelayut manja
Sebelum akal kembali tak pernah tersentuh oleh tuduhan demi tuduhan yang menari sempurna
Masih mendengarkan di satu titik dalam keadaan tak bermaya
Suara demi suara bergantian alangkah benarnya kata-kata itu
Taburkan garam saja biar makin perih luka yang menganga
Buatlah seperti biasa saja, jika perlu lupakan baginya tak ada lagi yang berbicara
Mungkin merasa cukup atau penat menyuarakan rentetan keluhan yang ia rasa
Merasa lebih aman setelah memuntahkan lahar yang selama ini memaksa untuk keluar
Silahkan saja, teruskan oleh mereka segala niat baik bermahkota rasa ikhlas
Meski itu semua masih kata mereka, hanya kata mereka
Sepertinya suara itu semakin sayup menjauh
Menghilang ditelan kekuatan asli yang coba dianggap pondasi
Sepertinya tak akan kembali pulang meski dipanggil berulang
Tak pernah mengenali sedikitpun, jika perlu jangan pernah menyentuh itu
Biar saja begini adanya
Tetapkan saja jalan ini agar reda segala
Lega dalam rasa
School.25Feb2021