Kaulah semangat jalani hari
Pelita di kala dunia mulai meredup
Pembangkit serpihan hati yang sedang layu
Membuncah bergerak hadapi kenyataan
Dulu rindang daunmu sejukkan siapa saja yang numpang berteduh
Duduk nikmati langit biru belai lembut pipi di wajah sayu
Akar kuatmu bertahan di riuhnya badai bahkan hujan berhari-hari sejukkan segala yang berjiwa
Sebut saja pemanasan global yang terus menyiksamu tiada ampun
Kau tetap teguh di tempatmu kukuhkan pendirian kuatkan ketenangan yang menjadi sumber kekuatanmu
Anginpun iri padamu, sehingga ditiupkannya kekuatan yang dahsyat untuk meruntuhkanmu
Namun hanya sekedarnya bagai hembusan tipis kau tetap diam biarkan sekelilingmu terus merongrong hidup yang puas kau jalani
Bertahun-tahun kau berdiri menjadi saksi siapa saja yang tak sadari mata tajammu
Tiap detik kau serap segala kejadian sebagai bekal persaksian saat ditanya RabbMu nanti
Cukuplah kau melihat dan mendengar segala kejadian yang bergulir
Manusia itu tak pernah tau
Mereka terus melakukan hal yang dilarang
Suatu hari Awan hitam memuntahkan kilatnya tepat di jantungmu yang semakin menua
Sesak tak tertahankan
Panas menjalar ke seluruh sendi yang selama ini terus menopang dengan kuatnya
Perih tak tertahankan namun tak ada seorangpun mendengar teriakan
Malam itu begitu panjang dilewati seakan tertimpa beban beratus-ratus kali lipat tak terbayangkan sebelumnya
Namun akarmu tetap memberi isyarar
Teruslah bertahan meski daun-daunmu telah banyak yang berguguran
Tangismu semakin terisak, tetap tak ada seorangpun yang mendengar
Inikah yang dinamakan seleksi alam itu?
Yang lemah sebentar lagi akan musnah
Yang jatuh akan semakin menjauh
Dan teriakanmu berhenti dengan sendirinya
Tak ada guna sepertinya karena kau sadari ada yang lebih berhak atas hidupmu
Kau mulai tersenyum, tak ada keluh kesah lagi
Kau bersyukur dan semakin menyadari
Biar sakit lumpuh pada kaki, namun kekayaan penuh ada pada hati
Dan akhirnya kaupun mengerti
Hidupmu sangat berarti
RHome06Maret2021