Sumber gambar:https://meowmagz.com/
Memiliki hewan peliharaan maupun tanaman hias menjadi hiburan tersendiri bagi pemiliknya. Apalagi di tengah kesibukan dan rutinitas kerja yang menyita pikiran dan energi, tentunya dibutuhkan waktu untuk sekedar rileks dan mengendurkan syaraf-syaraf yang tegang selepas pulang kerja atau di akhir pekan.
Saya bukanlah termasuk orang yang suka ikut-ikutan tren. Ketika sedang ramainya orang-orang menyukai tanaman hias, seperti Aglaonema, Monstera, Alocasia, Calathea, maupun yang lainnya, saya tidak lantas ikut-ikutan memelihara tanaman tersebut.
Barulah setahun kemudian, ketika tren tanaman hias mulai menurun dan harganya relatif lebih murah, saya mencoba memelihara beberapa jenis tanaman hias di pekarangan rumah.
Niatnya bukan sekadar ikut-ikutan, namun lebih kearah upaya pengalihan suasana dan pandangan mata dari rutinitas kerja yang selalu di depan komputer, beralih sedikit ke handphone menjadi kepada hijaunya dedaunan tanaman hias dan indahnya warna daun dan bunganya.
Ada beberapa tanaman hias yang saya tanam, di antaranya Aglaonema (Aglaonema sp), Calathea (Calathea ornata) , Lidah Buaya (Aloe vera), Puring (Codiaeum vareiegatum) , Lily Paris (Chlorophytum comosum), Lily amazon (Eucharis grandiflora), Mawar (Rosa sp), dan Kuping Gajah (Anthurium crystallinum).
Tidak lama berselang setelah mulai memelihara tanaman hias, sayapun kedatangan rezeki berupa 3 ekor bayi kucing yang mungil. Induk kucing liar yang biasa singgah di rumah karena sering diberi makan, pada akhirnya melahirkan 3 ekor bayi kucing yang tampak sehat. Perlu diketahui ini adalah kali yang keempat induk kucing tersebut melahirkan.
Namun pada kelahiran yang kedua dan ketiga semua anaknya mati karena penyakit dan prematur. Sementara kelahiran yang pertama saya tak mengetahuinya karena sang induk kucing belum terlalu familiar dan belum biasa singgah.
Baca juga: Mengapa Induk Kucing Suka Memindahkan Anaknya yang Baru Lahir?
Setelah hampir 3 bulan sejak kelahirannya pada 17 Oktober 2021 yang lalu, bayi-bayi kucing itupun tumbuh menjadi anak kucing yang lucu dengan beragam polahnya yang menggemaskan dan kadang membuat jengkel. Ketiganya sering “berkelahi” dan berlari-larian antar mereka.
Awalnya saya merasa jengkel dengan polah mereka, karena banyak tanaman hias saya yang rusak dan bau kotorannya yang sedikit mengganggu penciuman.
Namun seiring waktu, sayapun sedikit berdamai dengan mereka. Saya anggap ketiga anak kucing tersebut beserta induknya adalah rezeki dan amanah dari Allah agar saya lebih menyayangi lagi sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Tadinya saya bingung harus pilih mana, Tanaman Hias atau Kucing Peliharaan?. Jika saya pilih tanaman hias agar tetap indah dan tidak rusak, maka saya harus “mengusir” kucing-kucing tersebut.
Jika saya memilih ketiga kucing yang menggemaskan tersebut, maka saya harus merelakan beberapa tanaman hias saya rusak. Akhirnya saya memilih keduanya, tetap memelihara ketiga ekor kucing tersebut dan mengawasi mereka agar tidak terlalu merusak tanaman-tanaman hias yang ada.
Jika ini terjadi pada rekan-rekan pembaca, Apa yang Anda lakukan?. ***