Mengapa Ingin Menjadi Perawat?

Sebenarnya, dulu saya tidak terpikirkan ingin menjadi seorang perawat, apalagi untuk masuk di Akademi Keperawatan Polri ini. Dulu yang ada dipikiran saya ialah menjadi seorang dokter anak. Sampai seiring waktu, saya mulai berfikir kembali, apakah saya sanggup menjadi seorang dokter? Dulu saya pikir untuk menjadi seorang dokter ialah mudah, yaitu hanya bermodalkan niat sungguh-sungguh dan juga belajar yang giat.

Tetapi, setelah saya masuk SMA di jurusan saintek, saya mulai mengerti bahwa menjadi dokter itu sangatlah tidak mudah. Kita harus menyiapkan semuanya dengan matang-matang, baik dalam segi keuangan maupun otak yang siap untuk menerima semua ilmu yang dipelajari. Dan menjadi dokter tidaklah cepat, banyak proses sehingga kita mendapat gelar Dr.

Sampai akhirnya, ketika saya ingin naik ke kelas 3 SMA, saya mulai memikirkan untuk masuk di jurusan kesehatan nantinya ketika saya lulus SMA. Namun saya masih bingung, jurusan kesehatan itu ada banyak macamnya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk memilih jurusan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Karena saya pikir menjadi seorang perawat itu tugasnya tidak jauh berbeda dengan tugas dokter, yaitu sama-sama menangani pasien di rumah sakit.

Tetapi saya juga ingin sekali masuk jurusan kesehatan masyarakat. Karena saya sangat ingin nantinya bisa bekerja di Kementrian Kesehatan. Saya ingin sekali masuk jurusan kesehatan masyarakat di Universitas Indonesia. Namun, tidak mudah untuk bisa masuk ke UI, saingan saya juga tidak sedikit, banyak anak dari berbagai daerah di Indonesia yang ingin masuk ke UI apalagi jurusan kesehatan masyarakat.

Selain melihat dari segi jurusan, saya juga melihat dari prospek kerjanya. Setelah saya cari-cari di internet, menurut saya jurusan keperawatan peluang kerjanya sangat besar dan cepat dibanding kesehatan masyarakat.

Akhirnya, tiba saatnya untuk mendaftar di berbagai perguruan tinggi. Awalnya saya mendaftar di Poltekkes Jakarta 3 jurusan keperawatan D3. Namun, setelah mengikuti 2 kali jalur pendaftaraan saya gagal. Saya berpikir, mungkin memang bukan rezeki saya untuk masuk di Poltekkes.

Tidak beberapa lama saya mendaftar di Poltekkes, pendaftaran SBMPTN pun dibuka. Ketika saya daftar SBMPTN, saya awalnya bingung ingin masuk di universitas mana. Saya ingin sekali masuk Universitas Indonsia, namun saya tidak berani daftar di UI karena nilainya yang sangat tinggi dan banyaknya pesaing. Saya juga ingin sekali mendaftar di Universitas Padjajaran Bandung, namun orang tua saya tidak memperbolehkan saya untuk kuliah diluar kota. Saya merasa sangat sedih, karena universitas yang saya mau hampir semua berada diluar kota. Jujur saya benar-benar merasa sangat sedih, apalagi ketika teman saya banyak yang diperbolehkan kuliah diluar kota.

Untungnya, ada Universitas Pembangunan Negeri Veteran Jakarta (UPNVJ) sehingga saya daftar disana. Jurusan yang saya pilih pun tetap, pilihan pertama kesehatan masyarakat dan yang kedua ilmu keperawatan S1.

Selagi menunggu hasil ujian SBMPTN, saya mulai memikirkan nasib saya jika saya tidak dapat universitas negeri. Saya mulai mencari-cari universitas swasta yang ada jurusan kesehatan masyarakat atau keperawatan.

Dan kebetulan sekali ada tante saya seorang perawat di Rumah Sakit Polri. Ia merekomendasikan saya agar masuk Akademi Keperawatan Polri saja. Akhirnya saya pun daftar di Akper Polri untuk cadangan jika saya tidak masuk negeri.

Sampai akhirnya, pengumuman SBMPTN pun keluar. Saya benar-benar merasa sedih, karena impian saya untuk masuk universitas negeri gagal. Sebenarnya saya masih ingin daftar pada jalur mandiri di UPNVJ, namun ayah saya sepertinya tidak mendukung karena UPNVJ juga masih jauh dari rumah saya. Dan saya juga merasa takut hanya membuang-buang uang orang tua jika saya tidak lolos lagi di mandiri.

Akhirnya, saya masuk di Akper Polri. Saya berharap saya bisa melanjutkan ke S1 setelah saya lulus D3 ini.  Saya ingin sekali melanjutkan S1 di Universtas Indonesia. Saya masih ingin mewujudkan impian-impian saya yang belum tercapai sampai saat ini. Namun, dibalik kegagalan yang saya alami, saya banyak belajar dari kegagalan-kegagalan itu. Saya menjadi lebih mensyukuri atas apa yang terjadi. Dan ternyata untuk menjadi sukses itu tidak hanya ada satu jalan, banyak jalan lain untuk menuju sukes. Tinggal kita yang mau berusaha atau tidaknya.

Terima kasih.

 

Nama : Rosdiana Andini (20033)

Kelas  : 27 A

Tinggalkan Balasan

16 komentar

  1. Ping-balik: gbl wheel cleaner usa
  2. Ping-balik: krt disposable
  3. Ping-balik: colt python 2020
  4. Ping-balik: Mt Kilimanjaro Trek
  5. Ping-balik: litecoin wallet
  6. Ping-balik: - do si dos strain
  7. Ping-balik: virtual credit card
  8. Ping-balik: madridbet
  9. Ping-balik: meritroyalbet
  10. Ping-balik: elexusbet