Celoteh Nyakbaye, Apakah Adil

Adil tidak adil itu tentu terpulang dari yang merasakannya, jika dikatakan tidak adil buat diri kita, belum tentu tidak adil untuk orang lain, begitu sebaliknya. Bagaimana menyikapi keadaan sedemikian jika kita hanya pekerja yang menjadi bawahan orang lain.

Rasanya manusiawi, jika perasaan ini hinggap pada setiap manusia. Apalagi jika kinerja kita bisa dikatakan di atas rata – rata pekerja yang lain, bukan hanya perasaan kita saja tapi ada bukti nyata dari apa yang kita kerjakan tentunya.

Tapi lain halnya, jika tidak ada yang mengakui apa yang kita kerjakan tentu perasaan adil tidak adil itu bisa dipendam di sudut hati yang paling dalam, anggap saja itu sebagai satu cobaan dari resiko bekerja tentunya.

Setiap pekerjaan pasti ada yang namanya rasa tidak adil dan adil bagi pekerjanya, tapi kadang rasa itu hanya menjadi milik seorang pekerja karena seringnya yang namanya atasan selalu beranggapan tidak perlu merasa memberikan reward kepada bawahan jika toh pekerjaan di dalam organisasinya sudah nilai bagus oleh orang berkepentingan dengan organisasi yang di bawahinya.

Menyikapi hal ini pasti ada yang berkata bersabar saja, karena jika kita bekerja karena lillah maka hasilnya akan baik, tapi bagaimana jika sikap ini malah membuat kinerja kita bertambah menurun. Karena pada dasarnya setiap manusia dalam pelajaran ekonomi melakukan sesuatu pasti ada imbalanya, kadang materi yang kita ajarkan tidak kita terapkan dalam kehidupan kita sehari – hari.

Hal ini sering terjadi jika kita sebagai pekerja, pekerja yang sama dengan kita menganggap bahwa secarik kertas yang diterima pekerja untuk menandakan dirinya berharga tidak akan mendatangkan kecemburan sosial terhadap pekerja lain yang bekerja lebih giat darinya.

Tidak pernah memposisikan dirinya jika dirugikan, apa perasaan yang akan terjadi, tapi inilah yang hari ini Nyakbaye rasakan, sebagai pekerja kontribusi yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dikerjakan, sedang orang yang tidak berkontribusi mendapatkan reward yang lebih walaupun hanya berupa angka dalam secarik kertas tapi itu mematikan kreatifitas bekerja nantinya, semoga Nyakbaye masih bersemangat bekerja walaupun tidak mendapatkan reward nyata.

Keadaan ini hanya bisa Nyakbaye sikapi dengan berdoa semoga ketenagan dalam bekerja masih terus terjaga, tidak sampai mematikan kreatifitas Nyakbaye, sekali lagi bekerja lilllah berharap iklas dan semoga mereka sadar bahwa mematikan kreativias seseorang adalah pembunuhan karakter.***

 

 

Tinggalkan Balasan