Lupa, benar – bernar lupa untuk memprosting. Menulis tentuya menjadi sesuatu yang membuat diri merasa bisa berbicara dengan diri sendiri dan memberikan kesenangan tersendiri. Setiap tulisan memberikan kepuasan tersendiri tentunya.
Biarkan tulisan menemukan pembacanya, membuat niat untuk menulis terus mengalir. Sewaktu pertama menulis, yang dilakukan adalah mengintip berapa tulisan yang sudah diposting sesuatu yang sering dilakukan, semangat menulis akan menurun jika melihat jumlah pembacanya sedikit, bahkan pernah terpikir buat apa menulis jika tidak ada pembacanya.
Seringnya waktu dengan banyak mengikuti kegiatan tulis menulis, pikiran yang semula hanya terpakir pada berapa jumlah penulis akhirnya berubah menjadi berapa banyak komentar serta like dari tulisan yang hasilkan.
Setelah merasa nyaman dengan tulis menulis, akhirnya setiap hari akan menulis paling sedikit satu tulisan sebagai wujud dari konsistensi menulis, semuanya di tulis. Tulisan yang dihasilkan juga bisa beragam bisa opini, puisi, syair, pantu, serta cerpen dan cerita bersambung.
Semua memberikan kepuasan tersendiri tentunya, belum lagi media untuk mempulishnya sekarang sudah banyak bukan hanya diblog pribadi tapi juga bisa di website yang sudah mempunyai pembacanya tersendiri.
Dari mempublishnya secara berkala sampai yang rutin setiap hari pernah dijalani, melihat tulisan ada di media publis menjadi kepuasan tersendiri. Awal menulis sebelum ada blog pribadi pernah ikut menulis di Web Kompasina salah satu tulisan pernah dibuatkan ilustarasinya karena banyaknya pembaca. Untuk mengasah lagi tulisan akhirnya mengikuti club kabupaten yang membuat grup blog dimana kami para penulis pemula bisa memposting tulisan di blog pribadinya masing – masing. Sejak tahun 2012 blog pribadi menjadi perpustakaan pribadi yang menyimpan khasanah tulisan sendiri.
Tahun 2018 seperti mendapat semangat untuk menulis lagi setelah terbit buku solo pertama berisi memoar bagaimana perjuangan menjadi pendidik, mulailah mengumpulkan tulisan yang pernah di publish di berbagai media sosial, lahirlah buku ke dua kumpulan dari tulisan di media sosial blog dan website.
Terus terpacu untuk menulis, akhirnya bertemu dengan satu lagi website yang membantu penulis untuk mencetak buku bagi meninggalkan jejak untuk dibaca oleh pembacanya. Semangat itu terus berkobar.
Kalau dulu pasionnya menulis, sekarang meningkat setiap tulisan harus di posting, pernah karena gangguan jaringan tidak dapat memposting rasanya sangat kesal. Seperti sudah berdandan tapi tidak jadi pergi ke pesta, gimana gitu rasanya. Semoga tidak ada yang lupa atau tidak bisa posting tulisan yang sudah memuat amanat yang akan disampaikan kepada pembacanya.***