sudah berlalu, sejak saat itu selalu saja ada chat dari Aldi yang menanyakan kabarku, serta menyampaikan salam rindu dari anak – anaknya kepadaku bagaikan makan obat saja. bukan hanya chat tapi dua hari sekali ada saja video call yang katanya permintaan si kecil karena rindu kepadaku.
“Al, nanti malam anak – anak mengundang bundanya untuk malam bersama. Alya bersedia?”
Baru saja chat dari Aldi masuk.
Lama aku memandang chat dari Aldi, ada perasaan gundah. Aku jadi teringat dengan chat dari nomor tidak ku kenal sore tadi.
Flasback On
“Assalamualaikum, maaf sebaiknya anda tidak usah terlalu dekat dengan anak – anak Pak Aldi Bu Guru. Seharusnya Anda bisa lebih menjaga diri, jangan membuat reputasi seorang guru tercemar karena Anda mengoda duda. Jalankan saja tugas sebagai pendidik, bukan sebagai penggoda lelaki. Ini peringatan pertama, mudah – mudahan tidak ada peringatan ke dua.”
***
Ada bimbang di dada, bagaimanapun aku tidak mau mencari masalah. Bagaimana aku harus menjelaskan kepada mereka bahwa aku tidak punya niatan untuk menganggu Aldi, tapi dengan status Aldi duren tentu banyak yang tidak suka dengan kedekatanku. Netraku nanar memandang chat Aldi tidak tahu apa yang harus aku perbuat
.drettttt, hampir saja gawaiku terjatuh, jauh aku melamun sampai bunyi gawaiku membuatku terkejut. Aku memandang layar gawaiku, ada video call dari Aldi, pasti anak – anak Aldi meminta video call. Dengan lemah aku mengeser tombol hijau untuk menerimanya.
“Assalamualaikum Bunda.” Wajah ceria si kecil Syahnaz jelas terlihat di layar gawaiku.
“Walaikumsallam cantiknya Ayah Aldi.” Jawabku
“Kok cantiknya Ayah, bukan cantiknya Bunda.” Wajah cemberut di kecil Syahnaz membuat aku rindu kepadanya, tapi sekali lagi chat tadi sore sangat mengangguku.
“Syahnazkan anak Ayah.” Jelasku
“Syahnaz anak Bunda.” Rajuknya membuatku tersenyum kecil tapi sekali lagi aku mengingat chat yang ku terima sore tadi.
“Bunda nanti malam kita makan bersama ya bunda, di tempat makan tepi laut. Syahnaz mau makan ikan bakar dengan udang serta sotong tepung.” Celoteh si kecil membuat aku sedikit melupakan masalah chat tadi sore.
“Bunda Illa mau makan ikan tiga rasa.” Tiba – tiba layar gawaiku sudah beralih menampilkan gambar Syaqilla.
“Kakak sana, Syahnaz lagi bicara dengan Bunda.” Gambar yang terlihat di layar gawaiku saat ini adalah gambar yang tidak jelas karena mereka anak – anak Aldi berebut untuk video call dengan diriku.
“Sudah biar Ayah yang bicara dengan Bunda.” Sekarang layar gawaiku menampilkan wajah Aldi yang menatapku, secepat kilat aku menjauhkan gawaiku.
“Al, habis magrib Aldi jemput ya, Assalamualaiku.” Aku terpana dengan ucapan Aldi yang tidak menunggu jawabanku langsung mematikan video call kami.
***
“Amin.” Suaraku menutup doa setelah selesai menunaikan kewajiban kepada sang Pencipta.
Ketukan di pintu, membuatku menghembuskan napas berat. Hatiku masih kacau, antara memenuhi permintaan anak – anak Aldi atau tidak. Sekali lagi aku mendengar ketukan pintu.
“Al, ada Aldi di depan.” Suarau Umi terdengar dari balik pintu kamarku.
Aku berjalan menuju pintu, membukanya dan terus berjalan menuju ruang tamu.
“Bundaaaa, bunda belum siap. Syahnaz sudah lapar.” Rajuk si kecil ketika melihatku masih mengenakan mukenah.
“Bunda lagi tidak enak badan, Syahnaz sama Ayah saja makannya.” Aku mencoba memujuk si Syahnaz kecil untuk mengizinkan aku tidak ikut bersama mereka .
“Bunda sakit, Ayah kita beli makanan saja, kita makan di rumah Bunda saja.” ocehaan Syahnaz membuatku panik. Tidak terpikirkan olehku akan jadi begini.
“Alya sakit.” Sekarang malah Aldi yang khawatir akan kondisiku, sungguh situasi ini membuatku merasa tidak nyaman.
“Bunda sudah berapa lama sakit?” Aku merasakan tangan si kakak Syaqilla yang mendarat dengan sempurna di keningku.
“Tapi tidak panas Bunda.” Ujarnya lagi sambil menatapku int
‘Bunda kecapean, terlalu banyak tugas sekolah.” ucapku berusaha menolak ajakan mereka.
“Bunda kalau capek kerja, harus di bawa senang – senang. Sesudah makan di tepi pantai pasti Bunda tidak capek lagi.” celoteh Syahnaz terdengar lagi.
Akhirnya aku harus mengalah dengan permintaan anak – anak Aldi.
***
(bersambung)