Kami berkumpul di halte Transjakarta Monumen Nasional, pukul 14.00 Wib selanjutnya dengan menumpang bus Transjakarta menuju PRJ Kemayoran.
Dalam acara ini, hadir Muhammad Sobari dari perwakilan TDB, Prasetia Budi Humas Transjakarta mewakili Dirut PT Transportasi Jakarta yaitu Budi Kaliwomo dan David Tjahjana dari Dewan Transportasi Jakarta.
Prasetia Budi mengatakan bahwa kewajiban pemerintah adalah memberikan transportasi yang nyaman bagi masyarakat. Karena itu Transjakarta sebagai BUMD Provinsi DKI Jakarta mencoba melaksanakan kewajiban tersebut.
Baca juga : Wisata Seru Bersama Trans Jakarta Ke Kota Tua
*****
Contohnya jalur sepanjang jalan Raya Bogor, jalan I gusti Ngurah Rai Klender, kedua jalan ini tidak mungkin diperlakukan sistim sterilisasi karena- jalanan yang sempit. Mau tidak mau kendaraan umum dan pribadi terpaksa harus berbaur dengan kendaraan busway.
Petugaspun kelihatannya masih mentolerir jika ada kendaraan yang masuk jalur busway. Berbeda misalnya dengan jalur yang padat seperti Jalan Pemuda, Pramuka, Salemba, Kramat Raya, jalan Otista, Gatot Subroto dan lain-lain. Jalan ini sudah diberlakukan sistim sterilisasi.
Begitupun dengan busway, yang sudah tidak laik jalan dan tidak laik pandang, segera dipensiunkan, kata Prasetia Budi.
David Tjahjana dari Dewan Transportasi Jakarta mengatakan bahwa komunikasi ini perlu dibangun untuk menyerap aspirasi masyarakat. Adapun unsur yang tergabung dalam Dewan Transportasi Jakarta ini antara lain dari LSM, mahasiswa, polisi dan lain-lain.
*****
Khusus mengenai pengemudi perempuan semenjak tahun 2005 jumlahnya ada 12 orang, belum terlalu banyak. Sekarang ini pengemudi perempuan baru berkisar kurang lebih 10% dari jumlah pengemudi yang masih didominasi kaum pria.
Selama ini memang masih ada yang mengkhawatirkan pengemudi perempuan itu tidak stabil emosinya, apa lagi kalau memasuki masa “datang bulan”. Hal itu belum kelihatan sampai saat ini, kata Prasetia Budi.
Malah sebaliknya pengemudi perempuan itu sebenarnya lebih sabar, lebih berhati-hati dan tidak pernah ugal-ugalan di jalan, kata Prasetia menambahkan.
Faktanya jika pengemudi itu usianya sudah tua minimal minim dalam hal kecelakaan. Sebaliknya kalau masih muda emosinya tidak terkontrol. Sehingga semakin muda semakin tidak terkontrol emosinya. Sementara semakin tua semakin stabil emosinya.
Jumlah Koridor yang ada sekarang ini ada sekitar 12 koridor. Dan hampir semua koridor sudah dilengkapi dengan fasilitas kamera CCTV. Hanya saja belum bisa merekam, melainkan hanya bisa mengawasi saja.
Kami semua berharap kalau bisa yang akan datang kamera CCTV bisa merekam, biar kalau ada yang dicopet atau jambret kan bisa dilihat ulang, kata Prabu, singkatan nama sekaligus panggilan akrab Prasetia Budi.
Mengenai kartu “top up” yang selama ini digunakan sebagai pengganti karcis penumpang, menurut Prabu, sudah didukung oleh 6 bank pemerintah maupun swasta. Ke depan masih akan terus diperbaiki lagi karena banyak komplain. Masih membutuhkan proses.
Kami para blogger mewakili masyarakat pengguna busway, minta agar dilengkapi dengan wifi dan toilet sehingga tidak bingung mau kemana jika kebelet pipis atau mau buang air besar.
Mudah-mudahan cepat direalisasikan ya pak Prabu dan pak David. Semoga..
Demikian tulisan reportase saya semoga bermanfaat. Salam
Sitti Rabiah
#KMAA23 Transjakarta
Tulisan ini juga dimuat di blog Bugurusiti.com dengan judul : Sopir Bus Transjakarta Itu Ternyata Perempuan