Cinta Pengorbanan yang Diam
Tuhan senantiasa melengkapi pada setiap mahkluk-Nya
Insting, intuisi, habitus penuh makna
Setiap mahkluk saling belajar satu dengan lainnya
Kebijaksanaan terpateri
Rasa perasaanpun berseri, memuji.
Sang Pencipta nan Maha Seni
Dengan mata kita bisa melihat, observasi
Dengan segala Indra nan berfungsi,
Meraba, menyentuh, mengecap rasa
Dengan rasa menggugah kekaguman
Meraup kebijaksaan alam nan terbentang ini
Belajar dari jantan ikan Arwana nan rupawan
Membawa kita jadi diam dalam kontempelasi.
Dia menunjukkan kebajikan , keajaiban
Suatu pelajaran nan memikat hati dan budi.
Ketika induk betina Arwana bertelur
Tanggung jawabpun bergulir dan melebur
Kekuatan cinta mereka mengukir mujizat
Dari insting akan suatu tanggung jawab.
Jantan Arwana menelen telur-telur sang betina
Dengan tenang, bermeditasi , dan berpuasa
Dia melaksanakan tugas kewajibannya.
Lima puluh hari dia membisu tak membuka mulutnya
Tak makan juga tak bersuara
Diam dalam cinta meindungi telur,
Yang akan menjilma menjadi anak-anaknya
Dengan cinta dalam kediaman yang dalam.
Lima puluh hari kemudian,
Anak-anaknya dikeluarkan,
Masih dalam incubator kuning telurnya
Bertumbuh dan perlu diasuh, dijaga
Dalam kasih ayah dan induknya.
Satu bulan mereka sudah giat berenang,
lepas dari incubator
Berenang dalam keriangan
kebahagiaan, kebebasan
Berkat cinta pengorbanan ayahnya yang berpuasa dalam kasih,
Agar kehidupan baru terlahir bersih
Bukan hanya satu, banyak dan berkembang
Melahirkan warna kasih baru
Yang mesti ditiru,
Oleh para ayah manusia yang mesti malu,
Jika tak bertanggung jawab,
Meninggalkan istri dan anaknya, berlalu….
Semoga pelajaran ini tersemai di hati nurani
Membuat kita manusia semakin peka dan manusiawi
Menimba dan melaksakan tanggung jawab nan terpuji
Di mata Tuhan nan Suci.
Oleh : Sr. Maria Monika SND
Hari Ke 9 , 15 Juli 2022 YPTD, Program KMAB ,