Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif

Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif

Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif
Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif

Everything that is beautiful and noble is the product of reason and calculation.”

“Segala sesuatu yang indah dan mulia adalah hasil dari pertimbangan dan perhitungan.” – Charles Baudelaire

Kata Mutiara  diatas  kiranya  cocok saya  terapkan  pada  kehidupan  para  suster  pini  sepuh   (Lansia )  yang telah merajut  makna  kehidupan  dalam kesehariannya. Sehingga hidupnya  memantulkan  cahaya  keutamaan, kebahagiaan  dalam  mengisi  hari  dan  syukur  atas  karunia  yang  di  anugerahkan  Tuhan.

Kehidupan  seorang  biarawan  dan  biarawati  itu  tidak  mengenal  pensiun, walaupun sudah mencapai   masa  pensiun, namun  masih  terus  berkarya. Di  Indonesia, biasanya  kami  memberi  tugas  perutusan  kepada  para  suster  Lansia    untuk  berdoa “ Sembah  Sujud “Di depan  Sakramen  Maha  Kudus, intinya  banyak  berdoa, karena  kami  sadar, dengan dukungan   doa  para  lansia  yang  mendukung  dan  merupakan  jantung  berkembangnya  karya  tarekat  dan  para  suster  yang  masih  aktif untuk menjalankan  tugasnya  dalam  karya  pelayanan.

Namun, para  suster  Lansia, tak  mau  tinggal  diam ongkang-ongkang ( menikmati  masa  tua  dengan  santai ) Tidak !, mereka  tidak  melakukan  itu  meskipun  mereka  berhak, serta  kami  yang  muda  juga  akan  memakluminya.  Meskipun  waktu  doa  di  perbanyak  toh, masih banyak  yang  berkreasi semisal, berkebun, memelihara  ikan, ayam, kambing, membuat  kerajinan  tangan ( Rosario, tas kain, pernak  -pernik  hiasan  untuk  gantungan  kunci) dan  masih  banyak  lagi. Itulah  cara  mereka  menikmati dan mempersembahkan hidupnya.

Rupanya  orang  tua senang  dan  bahagia  jika masih  dibebaskan  untuk  berkarya, ini  juga  kualami  semasa  saya  masih  tinggal  bersama  buyut, dan  nenek  saya  di masa  tuanya  mereka  masih  giat  bekerja, menumbuk  kopi, beras  untuk  dibuat  tepung, membatik dan  aneka  kegiatan, yang  membuat  mereka  masih  berkontribusi  dan  sehat jasmani  dan  spiritual  serta  emosinya.

Ternyata  sewaktu  saya  di  England, hal  seperti  inipun  terjadi, tidak  hanya  di  Engand, namun  seluruh  biara  kami  di  Eropa, para  Sr  Lansia  aktif bekerja  dan  mempunyai  hobi  yang  produktif, ada  yang  melukis, membuat  lagu, memainkan  alat  music, membuat  aneka  kerajinan  tangan, bahkan  ada  yang kalau  berjalan  memakai  tongkat, bahkan  ada  yang  duduk  di  kursi  roda, namun  kalau  menyopir, tidak  kalah  dengan  suster  yang  muda, ini  yang  sungguh  membuat  saya  kagum.

Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif
Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif

 

Belajar  hidup kreatif  dan  sederhana.

Di England   kami  punya  biara  yang  megah, bagus karena  dibangun di masa lalu, hingga  saat  itu usia  biara 108 tahun, negara  yang  serba  ada, para  suster mendapat  pensiun  dari  negara, namun  gaya  hidup  para  suster  tetap  sederhana, menghemat, kerja  keras, meskipun  mereka  sudah  tua, usianya  rata-rata  75 – 87 tahun.

Nah  di  England  saya  banyak  belajar seni  kehidupan yang  spiritual  dan  yang  praktis, jua seni  membuat  lilin  hias  dan  aneka  patung membantu  Sr  Maria  Gregora. Diwaktu  luangnya  sore  hari  Suster  selalu  berada  ke  Attic ruang  atas  sebagai  bengkel  kreasinya.

Di  situ  dia  membuat  lilin  hias, baik  dari  bahan-bahan  paraffin, strerin  yang  masih  baru  atau lelehan  lilin  bekas yang  dikumpulkannya. Dengan  warna, warni, serta   aneka  wewangian, jadilah  lilin lilin  cantik  dengan  berbagai  bentuk. Juga  patung dengan  bahan  semen  putih  dan  lem  khusus. Barang  -barang  itu  jika  sudah  jadi, dijual di  bazar  sekolah  yang  diadakan  menjelang  Natal  dan sesudah  Paskah dan  uangnya  dikumpulkan  untuk  tanah  misi.

Mereka juga rajin  mengolah  apel  supaya  bisa  dinikmati  anak-anak  di sekolah  dari  TK  hingga  SMP, selalu  memakan  mus  Apel karena buah  ini  melimpah  sepanjang tahun. Kami  punya  banyak  pohon  apel dan  tidak  pernah  kehabisan,setiap  hari  para  suster  mengupas  apel  dan  mengolahnya. Selama  2  tahun  saya  sungguh banyak  belajar di  komunitas  di  England, meski  serba  ada  dan  berkecukupan  kami  sungguh  bergaya  hidup  sederhana.

Kami  saling  menolong, menghargai kreatifitas suster  lain  yang  bekerja  merawat  kebun, mencuci  dan  menyetrika, dan saling memuji, mengganti  pekerjaannya  jika  seorang  suster  ada  kegiatan  lain  atau  pergi  ke  luar  kota, dan  mendukung.

Terhadap  karyawan, karyawati  kamipun  terbuka, kami  menyadari  bahwa  tak ada manusia yang sempurna. Laki laki dan perempuan diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi. Dalam  tugas  apapun, kita  siap  saling  membantu, bersatu untuk saling  mencapai  tujuan  dan  saling mengasihi dan saling melengkapi

Bagi sebagian orang, pensiun dimulai saat mereka tidak lagi mampu memenuhi gaya hidup dan pekerjaan. Namun, bagi sebagian orang lainnya, pensiun adalah keputusan yang secara aktif diambil untuk menghabiskan lebih banyak waktu, untuk  berbuat  sesuatu  dan  meraih  kebahagiaan  bersama keluarga dan kerabat, komunitas biara.

Apa pun alasannnya, pensiun adalah suatu fase dalam hidup, dan perencanaan adalah kunci untuk mempersiapkan fase ini untuk  menuju  dan  menghidupi  masa  lansia  yang  bahagia  dan  tetap  berkarya..

Dalam  hal  melakukan  pekerjaan  saya  juga  banyak  belajar  dari  para  suster Lansia  di  England dan  juga di Indonesia, mereka  selalu mengetahui, menerapkan  ritme yang paling cocok dalam  mengerjakan sesuatu, displin  dan  focus  mengatur waktu dalam  bekerja sehingga  banyak  kesempatan untuk  melakukan  tugas  yang  lain, karena  kerja  menjadi  lebih  efektif dan efisien  Menghasilkan  banyak manfaat dan produktif.

Tidak  pernah  saya  melihat  mereka  menunda-nunda pekerjaan, apa  yang  sudah  dijadwalkan  selalu  dikerjakan  tepat  waktu, dan  jika  ada  waktu  tersisa, bisa  mengerjakan  hal  lain.Hal  demikian  saya  praktekkan  dalam  kehidupan  saya  setiap  hari, dan  apa  yang  terjadi?  Semakin  saya  punya  banyak  pekerjaan, semakin  ada  juga  waktu  luang  di mana  saya  bisa  mengerjakan  pekerjaan atau  hobi.

Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif
Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif

Jadi  bekerja tidak  menunggu  dead line, melainkan  mengerjakan apa  yang  dihadapi, yang  sudah  terjadwal, dan  dituntaskan. Di hati  juga  merasa  damai, kalau  pekerjaan  sudah  di  selesaikan, tidak  merasa  terburu harus  menyelesaikannya dan masih  ada  waktu  untuk  mengoreksi jika ada  yang  belum  beres, dan    hasilnya  memuaskan.

Saya  saat  ini  sudah lama  memasukki  usia pension, namun  oleh  tarekat mendapat  tugas  yang  berat dan  membutuhkan  tanggung  jawab dan  perhatian pada  semua  karya tarekat yang  meliputi karya  Pendidikan, kesehatan, social, pastoral, bidang  khusus JPIC / KPKC Keadilan Perdamaian Keutuhan  Ciptaan. Tak  luput  juga  memperhatikan  On going  Formation  mulai  dari para  Calon, Suster  Yunior, Medior  dan  Senior.

Meskipun  demikian  saya masih  bisa  santai untuk  menulis, berkebun,, mengolah  sampah, Olah  raga  ringan dan  menikmati  musik. Untuk  program  masa  tuaku ? sudah  ada  persiapan, banyak  nantinya  yang  bisa  saya  lakukan  jika  Tuhan  mengaruniakan  usia panjang. Sebagaimana  yang  tertuls  dalam  sebuah  lagu

 

Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif
Sampai  Tuapun  tetap  Kreatif

Hidup Ini Adalah Kesempatan ( Herlin  Pirena )

 

Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri
Hidup ini hanya sementara

Sekuntum bunga di pagi hari
Mekar indah harum di padang yang hijau
Demikian Tuhan mendandani rumput
Gugur bunga bila panas terik

Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat

Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan (Jangan sia-siakan)
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri
Hidup ini hanya sementara

Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat

Hidup ini dibatasi oleh waktu
Tidak selamanya kita mudah
Tidak selamanya kita kuat
Dan tidak selamanya kita hidup
Setiap menit, hari, bahkan tahun-tahun yang kita jalani
Adalah waktu yang menentukan kekekalan
Waktu adalah kesempatan untuk mengumpulkan nilai-nilai kekal

Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat

Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat

Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat

 

Semoga  kita  semua  mengisi  hari-hari  kita  dengan  sesuatu  yang  berguna  dan  senantiasa  berharap  akan  rahmat  Allah  agar  kehadiran  kita  menjadi  berkat  bagi  sesama.***

 

Oleh  Sr. Maria  Monika SND

Artikel  ke  34  YPTD

 

 

Tinggalkan Balasan