PENGGALIAN DATA DALAM PELAKSANAAN AKREDITASI
Oleh: Supyanto*)
Penggalian data dalam kegiatan akreditasi sangat memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan maupun hasil akreditasi. Karena itu seorang asesor harus memahami betul tentang teknik penggalian data tersebut. Begitu juga dengan responden (pihak sekolah) juga harus mengetahui dan menguasainya supaya data yang disajikan benar-benar akurat.
Teknik penggalian data dalam kegiatan akreditasi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: observasi (pengamatan), interview (wawancata), telaah dokumen, dan kuesioner (angket). Selanjutnya saya akan menjelaskan satu per satu dari keempat cara yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data tersebut.
- Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data. Observasi adalah studi yang dilakukan secara sengaja dan sistematis, terarah dan terencana untuk tujuan tertentu. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu kelompok orang dengan mengacu pada syarat-syarat dan aturan. Dalam kegiatan akreditasi observasi harus dilakukan dengan tepat, akurat, dan teliti, tidak boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati asesor.
Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan asesor dalam melakukan observasi selama pelaksanaan akreditasi:
- Mempelajari mana diantara butir-butir instrumen yang memerlukan observasi
- Menentukan apa yang akan menjadi fokus dalam observasi
- Tentukan bagaimana anda akan mencatat keadaan atau kegiatan yang diobservasi
- Menentukan perilaku apa saja yang akan menjadi target observasi
- Menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan diobservasi
- Memperkirakan berapa lama waktu yang akan diperlukan untuk observasi setiap keadaan atau kegiatan
- Sampaikan kepada pihak-pihak yang sedang diobservasi untuk melakukan kegiatannya sebagaimana biasa
- Bersikap netral, tidak memiliki presumption
- Fokuskan untuk mencatat apa yang anda saksikan dan dengar saja.
- Jangan melakukan Analisa atau judgement terhadap yang sedang diobservasi
- Fokus terhadap apa yang sedang diobservasi tidak sambil melakukan hal lain.
- Jangan memberikan reaksi baik secara verbal maupun non verbal terhadap apa yang sedang diobservasi.
- Buatlah catatan tentang data yang perlu ditindaklanjuti dalam pengambilan data yang lain, misalnya wawancara.
- Tidak buru-buru mengambil keputusan.
- Khusus observasi kelas, pastikan asesor tidak mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tidak perlu upacara perkenalan dengan guru dan siswa.
Contoh lembar observasi:
Gambar 1: Contoh Lembar Observasi
- WAWANCARA
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab antara asesor atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Kegiatan wawancara dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Wawancara dalam kegiatan akreditasi adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab untuk memperoleh data yang diperlukan. Wawancara digunakan oleh asesor dalam mengumpulkan data untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit atau kecil.
Hal-hal yang perlu dilakukan asesor dalam melaksanakan wawancara:
- Pelajari seluruh isi instrumen IASP dan tentukan butir mana saja yang memerlukan penggalian data lewat wawancara. Ada kemungkinan satu wawancara mencakup data yang diperlukan dalam beberapa butir pernyataan
- Baca aspek/data/informasi yang dicari untuk setiap butir yang terdapat dalam kumpulan tabel wawancara.
- Siapkan pertanyaan-pertanyaan nya.
- Buat banyak pertanyaan yang terkait dengan aspek/data/informasi yang dicari untuk menghindari spontanitas pertanyaan yang kurang mengena pada sasaran.
- Jika akan mencatat/merekam pada saat wawancara, sampaikan kepada responden bahwa Anda akan melakukan hal tersebut selama wawancara berlangsung
Berikut disajikan contoh panduan wawancara!
Gambar 2 : Contoh panduan wawancara
- STUDI KOKUMENTASI
Dokumentasi adalah bahan-bahan atau data yang berupa catatan maupun transkrip yang dapat dijadikan untuk mengumpulkan data. Studi Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat. Data tersebut diperoleh dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari tulisan, jurnal, buku, undang-undang, program, foto dan sebagainya.
Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dokumentasi akreditasi digunakan oleh asesor dalam memotret apa yang dilakukan dan didokumentasikan oleh sekolah sesuai instrument akreditasi yang digunakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan asesor dalam melaksanakan studi dokumerntasi:
- Sebelum melakukan visitasi Asesor membaca dokumen dari Sispena
- Pada saat visitasi melakukan cross check dengan data yang disajikan oleh sekolah
- Pastikan originalitas dokumen yang disajikan (bukan sekedar mencocokkan)
- Tanggal penulisan dokumen-dokumen yang ditelaah
- Ciri dokumen yang sudah lama dibuat dan dipakai dengan dokumen yang baru diproduksi
- Kesesuaian antara dokumen yang tersedia dan dokumen yang diperlukan
Berikut adalah contoh dokumen yang disajikan sekolah:
Gambar 3 : Contoh Dokumen
- ANGKET
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Angket merupakan alat riset atau survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos, daftar pertanyaan. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukkan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui denga pasti variabel yang akan diukur dan tahu yang tidak bisa diharapkan dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar.
Definisi lainnya dari angket adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian untuk dijawab sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya. Yang dapat dijaring dengan menggunakan kuesioner adalah hal-hal mengenai diri responden, dengan asumsi bahwa respondenlah yang paling mengetahui tentang dirinya dan pengalamannya sendiri.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan angket dalam kegitan akreditasi adalah:
- Angket yang akan diisi oleh siswa, terlebih dahulu harus disesuaikan dengan usia siswa dan usia perkembangan psikologisnya. Kalimat yang disampaikan disusun dengan sesederhana mungkin dan mudah dipahami siswa. Usahakan pernyataan angket tidak terlalu banyak, cukup sesuai dengan kebutuhan.
- memilih beberapa perwakilan siswa per tingkatan secara acak untuk mengisi angket
- siswa mengisi angket tanpa menuliskan identitas mereka di lembar jawaban!
- memandu pengisian angket
- Meminta kepada siswa untuk mengisi angket dengan sejujur-jujurnya.
- pendekatan persuasif, meminta bantuan guru untuk menyampaikan maksud dan cara pengisian angket, jika tidak memungkinkan angket diisi secara online maka disediakan intrumen angket dalam bentuk printout.
- Angket hendaknya dilakukan secara online bukan ofline, sehingga hasilnya akan otomatis terdeteksi oleh asesor
- Untuk siswa SD yang sudah bisa membaca/ kelas tinggi antara kelas IV-VI tidak masalah, tetapi kalau untuk kelas rendah lebih baik dibacakan oleh guru/wali kelasnya
- Adanya aplikasi pengisian angket yang mudah dalam pendataannya
- Siswa diajak wawancara oleh asesor sebelum mengisi angket.
Contoh angket kegiatan akreditasi:
Gambar 4 : Contoh Angket
Sekian informasi tentang teknik penggalian data yang dapat dilakukan asesor untuk mendapatkan data dalam kegiatan akreditasi. Semoga tulisan ini dapat menambah informasi bagi Ibu dan Bapak yang sekolahnya akan diakreditasi. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawsan kita tentang pelaksanaan Akreditasi Bermutu Untuk Pendidikan Bermutu.
Bekasi, 26 Februari 2021
Salam Blogger
Supyanto.
*) Asesor Akreditasi Sekolah