Mengikat Gagasan Dengan Menulis
Munculnya gagasan atau ide bagi seorang penulis, merupakan momen penting. Karenanya, begitu muncul gagasan, sebaiknya segera mengikatnya dengan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Jangan menundanya! Anda tak harus melakukanya di depan Lepi, namun bisa juga menuliskanya di gadget lewat aplikasi terkait.
Tulisan itu tidak harus langsung bagus. Tuangkan saja, apa yang mengalir dalam benak tanpa harus mengecek benar dan tidaknya ketikan yang dibuat. Awalnya mungkin tak mulus atau salah ketik (typo). Anda tak perlu bikin risau. Lanjutkan saja! Lihat tulisan sebelumnya.
Mengikat gagasan dengan menuliskannya, lebih penting ketimbang merapikan tulisan, hal mana anda bisa melakukannya belakangan. Biarkan saja alur mengalir sesuai gagasan yang mucul pada benak. Seorang guru kepenulisan pernah mengatakan, mulailah dari yang mudah lalu sempurnakan.
Bila gagasan telah tertuang untuk sebuah tema atau sub tema, maka bisa menjeda atau mengakhirinya. Tutup Gadget atau Lepi itu, anda bisa melakukan kegiatan lain. Buka lagi esoknya untuk melakukan editing. Saat itu anda seakan berperan sebagai editor bagi orang lain. Tentunya akan lebih objektif.
Semakin sering kita menulis, maka akan lebih mudah mengalir gagasan. Meminjam istilah seorang guru kepenulisan, salah satu tips menulis sukses adalah membentuk habit atau pembiasaan. Menulis merupakan ketrampilan. Akan menjadi mudah bila dibiasakan.
Menulis Untuk Publikasi
Bagaimanakah cara agar karya tulisan bisa tayang di medsos semacam website? Jawabnya juga jelas, yaitu dengan melakukan publikasi. Publikasi bisa di mana saja, sesuai keperluan dan kegunaan dari tulisan itu. Artikel atau tulisan bisa kita memposting pada Blog pribadi atau akun medsos pribadi, semacam facebook. Di media ini memungkinkan orang lain untuk mengaksesnya.
Beberapa web site dan media online menawarkan peluang untuk menayangkan artikel atau karya tulisan dengan kompensasi tertentu. Artinya, dengan menerbitkan artikelnya, penulis berhak mendapatkan upah. Kompensasi berupa uang ini bisa bergantung pada jumlah artikel terbit, misalnya sekian rupiah untuk satu artikel yang terbit di sebuah majalah. Atau kompensasi akan diberikan per view, dimana semakin banyak yang membuka artikel itu, semakin banyak kompensasi yang didapat.
Kita bisa mempublikasikan artikel pada media masa cetak, misalnya majalah. Mendapatkan alamat redaksi dari majalah tersebut, saat ini tidakkah sulit dimana informasi lewat internet seakan tanpa batas.
Kirimkan tulisan anda ke media masa, baik online maupun media cetak. Tak ada alasan untuk ragu, tulisan tak layak muat. Kirimkan karya anda, Bisa jadi anda akan dihubungi agar dilakukan editing. Ikuti alur yang dimaui media cetak, karena bisa jadi style setiap media berbeda-beda. Nah, tunggu apalagi, menulis memang harus segera dimulai agar kita benar-benar memiliki karya nyata berupa tulisan.
Tulungagung, 26 Agustus 2021
AAKM ke-3. Direpro dari artikel penulis yang tayang di Gurusiana.id
1 komentar