Apakah sekarang Anda sudah menikah dan memiliki anak? Memiliki anak sebagai kelanjutan dari sebuah pernikahan, baik yang direncanakan berdua, maupun karena permintaan dari orang tua pasutri yang ingin cepat menimang cucu.
Kehadiran anak-anak tentu merubah hakekat awal sebuah pernikahan. Bila Anda ditanya secara jujur, mana yang Anda anggap lebih penting untuk diperhatikan dalam kehidupan Anda, anak-anak atau pasangan Anda?
Sebuah survei menghasilkan kesimpulan bahwa 75% responden menjawab lebih mementingkan anak-anak. Bahkan dikalangan komunitas kurang mampu, orang tua lebih memprioritaskan makanan untuk anak-anak dibandingkan untuk dirinya sendiri. Padahal sebenarnya kehidupan pernikahan setelah memiliki anak harus tetap bahagia. Pasutri yang lebih fokus kepada anak-anak mereka, mencurahkan banyak waktu dan energi pada kehidupan anak-anak karena prioritas nomor satu bagi mereka adalah anak-anak, dan pasangan menjadi prioritas ke sekian. Logikanya karena pasangan dianggap mampu menjaga dirinya sendiri, sedangkan anak-anak belum mampu. Tetapi hanya menginvestasikan kebahagian pernikahan Anda pada anak-anak adalah sebuah solusi jangka pendek yang berbahaya. Balita akan tumbuh menjadi remaja, lalu dewasa.
Anak yang beranjak dewasa sering tidak mau menjadi fokus dari seluruh kasih sayang atau investasi kebahagiaan orang tua mereka. Suatu hari, anak akan hidup bersama pasangan hidup yang dipilihnya dan meninggalkan orang tua mereka. Akibatnya, pasutri akan kembali tinggal berdua, dan jika selama bertahun-tahun mereka tidak membina hubungan yang akrab satu sama lain, keduanya akan merasa tinggal bersama orang asing pada hari tuanya.
Satu-satunya solusi untuk mencegah hal memilukan ini adalah dengan mengingat kembali bahwa tujuan utama pernikahan adalah pasangan Anda, dan anak-anak bukanlah tujuan utama Anda menikah. Jangan sampai perhatian berlebihan kepada anak-anak membuat Anda lengah dan mengabaikan perasaan serta kebutuhan pasangan. Hal ini bukannya Anda harus mengabaikan dan membiarkan anak-anak yang masih terlalu kecil guna mengurus diri mereka sendiri sehingga Anda dan pasangan dapat melakukan liburan romantis di tepi pantai atau di kaki gunung yang sejuk. Tujuan tulisan ini adalah agar perhatian pada pasangan jangan terabaikan gara-gara seluruh perhatian tertuju pada anak-anak. Sebab hubungan suami isteri yang stabil dan kokoh sangat terkait dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi harus terjadi keseimbangan yang baik, perhatian kepada pasangan maupun anak. Bila mengalami kesulitan, buatlah secara tertulis pembagiannya., ada waktunya untuk anak, dan ada waktunya untuk pasangan. Bila terjadi situasi sulit dimana Anda harus memilih untuk mendahulukan pasangan atau anak, berpikirlah secara bijak, agar langkah yang Anda ambil tepat. Yang penting keduanya harus mendapatkan porsi perhatian yang seimbang.
Mungkin awalnya sulit, tetapi Anda tidak boleh berhenti berusaha untuk menjadi semakin dekat dan fokus pada hubungan pernikahan Anda, hingga terbentuk keseimbangan pada keduanya.
Siapa yang berada pada urutan lima teratas pada skala prioritas Anda? Apa yang harus Anda lakukan bersama pasangan, agar membuat Anda dan pasangan dapat menjadi semakin dekat? Apakah Anda berdua masih melakukan hal itu setelah lahirnya anak-anak?
Tangerang Selatan, 21 Agustus 2021.
@sg