MENDADAK TECHNICAL MEETING

Cerpen25 Dilihat

MENDADAK TECHNICAL MEETING

Oleh:

Sutri Winurati, S.S

 

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya. Hari ke 16  di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog  Ikatan Guru TIK PGRI.

 

Mengantongi ijin dari dinas untuk mengawal anak didikku Ping-ping semakin memantapkan langkahku untuk lebih semangat lagi dalam melatih dan mengarahkannya. Dia juga lebih semangat ketika tahu aku dan suami nantinya yang akan mendampinginya untuk perform di FLS2N Provinsi Jawa Timur. “Ping, Alhamdulillah Ma’am dan om yang antar kamu lomba nanti”, ucapku. Ping-ping menjawab dengan penuh semangat, “Yes, Alhamdulillah. terimakasih Ma’am”. Aku pun menjawab, “Kamu harus lebih semangat berlatih ya!”. Sambil senyum-senyum dia berucap, “Insyaallah, pasti Ma’am!”. Demikian perbincanganku dengannya sepulang dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo.

Proprty yang kita gunakan pada ajang lomba provinsi masih ada kesamaan ketika kami gunakan untuk lomba seleksi di Kabupaten. Pada cerita lokal Silent Witness of Dermo Temple kami tetap menggunakan lukisan Candi Dermo yang dipajang menjadi background cerita. Membawa property tumbak, alat musik pukul yang berasal dari kaleng cat, kuluk kerajaan yang dipakai dikepala yang menandakan sebagai bupati terung, dan juga buntelan bekal yang ditenteng di pundak, merupakan property yang kita gunakan.

Perubahan property yang kami pakai di cerita Internasional Oliver Twist adalah selain menggunakan diorama yang pernah kami gunakan pada seleksi Kabupaten, pembuatan banner sebagai karakter yang ada dalam cerita kami nampakkan lebih besar. Tujuan kami membuat banner pada seleksi di Provinsi kali ini supaya nampak jelas karakter-karakter yang ada dalam cerita Oliver Twist. Ping-ping akan lebih mengeksplor cerita yang ada di dalam Oliver Twist, itu yang kami harapkan.

Cabang story telling FLS2N Provinsi Jawa Timur merupakan seleksi yang ditunggu-tunggu semua kabupaten/kota untuk mengadu kemampuan semua peserta didik masing-masing. Mereka adalah peserta didik terbaik pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Pastilah sudah bisa membayangkan yang nantinya akan tampil adalah peserta didik yang terbaik dari jutaan peserta didik di kabupaten/kota yang mereka wakili.

Percaya diri bekal yang kami berikan pada Ping-ping. Selain itu kami juga melatih dia dengan semaksimal mungkin. Latihan keras akan meminimalisir kesalahan perform. Teknik latihan yang diberikan sama seperti yang diberikan pada saat menghadapi seleksi di kabupaten, tetapi porsi yang diberikan lebih tinggi dari pada porsi yang diberikan pada saat menghadapi seleksi di kabupaten. Bloking dan moving ketika bercerita merupakan daya tarik tersendiri apabila pencerita menguasai cerita yang disampaikan.

Sampailah pada seleksi Provinsi. Hanya diambil juara 1 yang nantinya akan mewakili provinsi ke nasional. Ini adalah muara dari sekian lama kami berlatih. Technical meeting (TM) yang terjadi satu hari sebelum lomba berlangsung menurutku sangat memaksa dan sangat mendadak. Seharusnya TM tersebut dilakukan jauh sebelum lomba tersebut dilangsungkan. Mungkin satu bulan sebelumnya atau dua minggu sebelumnya, sehingga apapun permintaan juri kami bisa memenuhinya. Yang membuatku gusar dan sangat menyayangkan pada TM kali itu, peserta tidak boleh melakukan moving atau gerakan yang berlebihan untuk menjadi pemenang. Sangat subyektif sekali untuk ukuran juri provinsi. Padahal moving dan bloking sudah kita ajarkan pada Ping-ping. Sangat tidak menarik ketika bercerita hanya terpaku pada satu posisi. Menurutku moving, bergerak, bercerita bebas asal cerita tersebut tersampaikan pada audience itu tujuan orang bercerita.

Wajah murung dan gelisah pada malam itu terpancar di mukaku. Suamiku menguatkanku untuk menghadapinya dengan tenang. “Mah, kenapa kok murung? masih kepikiran TM tadi?” tanyanya. “Ya pah, gimana tidak, latihan yang kita lakukan bertolak belakang dengan permintaan juri, apakah kita merubah semuanya untuk Ping-ping?” tanyaku balik. Suamiku menjawab dengan meyakinkanku, “Tidak usah, kasihan Ping-ping sudah bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik pada setiap latihannya, biarkan berjalan sesuai latihan, dari pada dia malah tidak percaya diri dengan mengikuti TM tersebut”, jelas suamiku.

Pasrah, berserah adalah kunci untuk mendapatkan ketenangan saat itu. Melepaskan beban TM yang tidak sesuai dengan hati nurani sedikit teratasi. Walaupun ada khawatir untuk tidak akan lolos seleksi provinsi kali ini. Juri berkuasa penuh, sehingga dipasrahkan saja semuanya. Poin penjurian di dalamnya ada daya pukau, komunikatif, kebahasaan. Kebahasaan mempunyai poin tertinggi di form tersebut. Ya, siapa saja bebas menginterpretasikan apapun tentang form tersebut. Penjurian yang sangat subyektifpun sangat bisa terjadi di sini. Pemenang adalah selera juri. Melepaskan beban untuk menginginkan kemenangan di tangan adalah hal yang sangat tidak mungkin pikirku. Tetapi itu terjadi padaku. Aku hanya meyakinkan Ping-ping, “Ping, lakukan dengan maksimal sesuai dengan latihan yang kita lakikan ya?”. Penuh percaya diri dia menjawab, “Siap Ma’am…”. Lega rasanya, yang penting anak didikku tidak down dengan situasi apapun.

Hampir semua peserta menggunakan wireless untuk mengeraskan suara mereka. Beda halnya dengan Ping-ping, dengan penuh semangat tanpa pengeras suara, suaranya terdengar jelas seperti pada latihan yang kami lakukan. Bangga aku melihatnya melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Penampilan Ping-ping menceritakan cerita lokal Silent Witness of Dermo Temple

Penampilan Ping-ping menceritakan cerita Internasional Oliver Twist

                Puas banget aku dan suami menyaksikan penampilannya yang memukau di atas panggung di cerita pertama maupun cerita kedua. Riuh tepuk tangan dari audience dia peroleh setelah penampilan ceritanya usai. Itu pertanda audience semua puas dan memahami cerita apa yang sedang disampaikan Ping-ping. Tugas kami telah selesai untuk perform dan menampilkan yang terbaik. Tinggal menunggu hasil akhir dewan juri mengumumkan para pemenangnya.

                Sesuai prediksi yang aku dan suami fikirkan. Kami tidak mendapatkan predikat apa-apa di ajang tersebut. Legowo menerima takdir dari Nya. Kami sangat kecewa pada saat itu, yang menjadi juara 1 pada saat perform, dia hanya berseragam dan propertinya hanya korek api kayu. Ya, sekali lagi keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Pada saat itu belum ada ketentuan atau acuan yang paten untuk menjadi story teller yang baik seperti apa. Semua serba meraba dan menginterpretasikan sendiri-sendiri seperti apa bercerita dalam bahasa Inggris. Kita wajib belajar terus dan menggali terus apa yang ingin kita ketahui untuk anak didik kita. Pasti suatu saat nanti kita akan menjadi yang terbaik. Pantang untuk patah semangat supaya energi yang kita berikan kepada sekitar adalah energi positif.

Sutri Winurati, S. S.

SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo

 

Tinggalkan Balasan