Sudah banyak sekali saya melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia ini, Namun hanya ada satu yang tercatat dengan sangat baik. Ini lah kisahnya.
Ini adalah keberangkatan saya yang ke sekian kalinya ke Amerika Serikat. Dan kalau sebelumnya tujuannya Los Angeles, New York atau bahkan Atlanta, maka kini kembali tujuannya adalah Los Angeles dan kemudian lanjut ke Ciudad de Mexico.
Kalau dalam perjalanan sebelumnya biasanya mengambil waktu yang cukup lama karena harus beberapa kali transit, maka kali ini perjalanan ini termasuk singkat karena hanya sekali transit di Singapura.
Tentunya Anda masih ingat perjalanan pertama Amerika yaitu Los Angeles yang harus transit tiga kali di Bali dan Honolulu serta memakan waktu lebih dari 24 jam. Dalam perjalanan sesudahnya, transitnya bisa di Hongkong dan Vancouver, atau Singapura dan Taipei.
Kali ini perjalanan ke Amerika Serikat sebenarnya hanyalah transit untuk menuju Meksiko. Namun karena waktu yang cukup lama di Los Angeles maka saya sempat menginap di hotel tidak terlalu jauh bandara LAX.
Dari Singapura saya terbang langsung ke Los Angeles dengan menggunakan pesawat yang termasuk masih baru pada masa itu yaitu Airbus 340-500. Pesawat ini mampu terbang secara nonstop lebih dari 17 jam menyeberangi Samudra Pasifik nan maha luas.
Uniknya pesawat ini hanya mengangkut sekitar 100 penumpang dengan konfigurasi hanya kelas bisnis. Dalam perjalanan yang lama dan jauh ini, saya menikmati penebangan dengan menikmati makanan , hiburan dan tentunya tidur di kursi yang bisa diubah menjadi tempat tidur. Karena sangat lama ketika terbangun, kita masih berada jauh di atas samudra , menikmati makanan dan minuman serta nonton beberapa film dan kalau lelah bisa tidur kembali.
Kapten mengumumkan bahwa karena penerbangan Singapore menuju Los Angeles yang memakan waktu hampir 17 jam kali ini merupakan penerbangan komersial paling jauh di dunia. Untuk itu, seluruh penumpang akan mendapatkan sertifikat yang ditandatangani langsung oleh kapten.
Tidak lama kemudian pramugari berkeliling kabin dan membagikan sertifikat dengan logo Singapore Airlines. Lengkap dengan nama setiap penumpang yang menjelaskan bahwa kita telah ikut penerbangan SQ 20 dari Singapura ke Los Angeles pada Awal Februari 2004 itu
Tentunya hal ini sangat berkesan karena walau telah terbang ribuan kali dengan berbagai maskapai, belum pernah saya mendapat selembar sertifikat pun. Sebelumnya Garuda Indonesia juga pernah membagikan stiker bertuliskan ‘You Crossed The Equator with Garuda Indonesia’, ketika kita melewati Khatulistiwa. Sertifikat yang diberikan Singapore Airlines merupakan kenang kenangan yang dapat disimpan hingga kini.
Ketika kembali dari Los Angeles ke Singapura , waktu terbang bahkan lebih lama lagi yaitu sekitar 18 jam lebih. Namun kali ini kapten tidak membagikan sertifikat seperti waktu berangkat.
Yang lebih menarik lagi dalam perjalanan ini adalah ketika tiba di Los Angeles, saya kebetulan beruntung dilayani oleh petugas imigrasi Amerika yang ternyata berdarah Indonesia . Saya sempat melihat sekilas dari nama yang tertera di dada petugas itu yang sangat khas nama Indonesia.
Sebuah pengalaman yang menarik yang tidak mudah dilupakan, naik pesawat terbang dan mendapat selembar sertifikat.
Februari 2004