Menginap di Tenda di Tepi Sungai Talek

Humaniora, Wisata116 Dilihat

Joice”, seorang gadis manis Suku Maasai yang bekerja sebagai resepsionis  sudah menanti   di  tenda dengan dekorasi khas Afrika yang eksotis. Dia menjelaskan peraturan dan tata tertib menginap di kamp.   Pada saat yang sama, saya juga diharuskan untuk mengisi semacam formulir  yang menyatakan bahwa saya sudah mengetahui risiko berkunjung ke kawasan di pedalaman Afrika ini.

Dijelaskan juga ,untuk menuju tenda baik dari resepsionis dan ruang makan kita harus selalu ditemani oleh pengawal yang merupakan pemuda suku Maasai. Maklum jalan menuju tenda sangat gelap dan hampir sama. Kalau berjalan sendiri dikhawatirkan tersesat.

Selain itu, kita juga diberi sebuah lampu senter karena listrik akan dimatikan pukul 11 malam dan baru menyala lagi pukul 5 pagi.  Dijelaskan juga tempat makan malam , dan jadwal kegiatan saya selama dua hari dua malam di tempat ini.  Salah satu kegiatan tambahan adalah naik balon udara dimana kita harus membayar biaya tambahan sebesar 450 USD. Untuk naik balon , harus siap sekitar pukul 5 30 pagi karena penerbangan dimulai sekitar pukul 6.30.

Setelah beristirahat dan ,membersihkan diri, acara utama di malam hari adalah makan malam pertama di tengah belantara Afrika.  Makan malam dilakukan di tenda khusus ruang makan dimana kita dapat berinteraksi dengan sesama tamu kamp. Tidak terlalu banyak tamu pada saat itu karena kebetulan bukan peak season yang biasanya sekitar bulan Juli dan Agustus ketika terjadi “The Great Migration”  dimana ratusan ribu satwa melintasi taman nasional Maasai Mara menuju Ke Serengiti di Tanzania.

Setelah makan malam, kami dapat duduk santai di ruang baca sambil mengobrol dan juga mengisi baterai kamera dan telepon genggam. Di tenda pribadi tidak ada fasilitas  untuk mengisi ulang baterai. Di sini kita dapat membaca buku bergambar mengenai Suku Maasai, hewan Afrika dan juga kebudayaan, serta kehidupan di beberapa taman nasional yang terkenal di Afrika. Sebuah buku tamu yang berisi kesan para tamu dari seluruh pelosok dunia juga tersedia. Buku ini di tulis dalam banyak bahasa dan sayangnya tidak satu pun pengunjung dari Indonesia yang sempat menulis di buku ini. Mungkin sayalah yang pertama!

Keesokan harinya,  game drive sesi pertama di pagi hari sudah dimulai pada pukul 6 pagi.  Kami hanya sempat mampir ke tenda ruang makan untuk sekedar minum kopi  atau teh  dan sejumput makanan kecil, hanya ada sepasang suami istri dari Jerman  yang bersama saya di game drive pagi ini karena suami istri dari San Fransisco ternyata ikut naik balon udara.

Dalam perjalanan melintasi padang rumput di Kawasan Maasai Mara ini, pemandangan pertama yang menarik adalah banyaknya balon udara yang terbang di kejauhan. Balon-balon ini terbang dengan ketinggian hanya sekitar 300 meter sambil melihat kehidupan satwa di pagi hari .

Pagi ini, kembali kita menyaksikan kehidupan singa. Kami sangat beruntung karena dapat melihat lengkap satu keluarga yang terdiri dari tiga ekor singa.  Pagi ini, mereka tidak hanya sedang duduk atau tidur bermalasan seperti yang disaksikan di senja kemarin. Kali ini tiga ekor singa itu sedang berjalan berbaris beriringan dengan gagahnya.

Benar-benar pengalaman yang sangat mendebarkan dan menakjubkan. Ketiga ekor singa berjalan mendekati kendaraan kami, mengendus-ngendus sebentar dan kemudian acuh saja.  Ketiganya  dapat diamati dalam jarak yang sangat dekat. Mereka pun kadang-kadang mendekati kendaraan lain seakan-akan bermain-main dengan para wisatawan dan pemandu suku Maasai.  Aturannya hanya satu, jangan pernah keluar meninggalkan kendaraan.!

Setelah puas menyaksikan singa Afrika yang sedang beraksi di pagi hari, kendaraan pun berpindah tempat dan kali ini, kami melihat hewan lain yang juga termasuk “The Big Five”. Hewan ini adalah badak Afrika  yang ukurannya sangat besar.  Hewan ini terlihat memiliki tiga cula dimana satu cula yang lebih besar berada di depan dan dua buah cula yang lebih kecil berada di sedikit bagian belakang kepalanya yang besar. Tubuhnya yang besar bak raksasa tambun yang membuatnya hanya bisa bergerak dan berjalan dengan perlahan.

Selesai game drive sekitar pukul 9 pagi, kami pun kembali ke kamp untuk makan pagi. Selepas makan pagi saya kembali ke tenda saya.  Namun  dalam perjalanan menuju tenda ini saya sempat memperhatikan ada beberapa ekor baboon yang bermain-main baik di pelataran maupun di sekitar tenda.  Saya sempat memperhatikan di sungai Talek bahkan banyak sekali rombongan baboon dalam segala ukuran yang bermain dengan bebasnya. Bahkan ketika saya sedang mandi di tenda banyak baboon yang bermain di atas tenda.

 

Tinggalkan Balasan