Cangkul Ku

Anda Masih ingat lirik lagu Menanam Jagung karya Ibu Sud ? Sejatinya Lagu yang dipopulerkan oleh Dhea Ananda tersebut berkisah tentang semangat.  Semangat membangun Indonesia agar warga selalu produktif dalam berkarya. Ada kata kata pupuk yang bermakna agar dalam bekerja selalu serius dan fokus sehingga apa apa yang dihasilkan mencapai sasaran

Ada baiknya di kutip lirik lengkap lagu “cangkul” itu sebagai berikut :

  • Ayo kawan kita bersama
  • menanam jagung di kebun kita
  • ambil cangkulmu ambil pangkurmu
  • kita menanam tak jemu jemu

beri pupuk supaya subur,….

Disamping itu lirik lagi Ibu Sud yang pasti masih diingat oleh anak anak terdapat kata kata cangkul yang memiliki nilai nilai kebersamaan dalam menapak hidup dan kehidupan. Manusia adalah makhluk sosial, dimanapun dia berada dia tidak bisa hidup sendiri.

Ada saling ketergantungan , ada saling membutuhkan, dengan demikian maka gotong royong adalah suatu keniscayaan.  Bekerja sama dalam satu team solid, dalam satu komunitas untuk mencapai cita  cita yang lebih besar yaitu Indonesia Raya.

Kacamata Cangkulku

Menjelang 7 hari memasuki perkuliahan awak menperbaiki 2  buah kacamata.  Pergilah ke optik menyerahkan kacamata rusak itu untuk diperbaiki. Tanpa disadari kacamata memang mempunyai peranan yang sangat besar sekali bagi profesi guru.  Terutama guru yang memasuki usia kepala 4 keatas. Tanpa kacamata seolah awak lumpuh.  Tidak bisa membaca dan juga tidak bisa menulis.

Ketergantungan kepada alat pembesar mata ini sudah dirasakan 20 tahun lalu.  Tadinya dengan mata telanjang awak bisa membaca koran.  Tulisan sekecil apapun mampu dibaca namun seiring bertambahnya usia ternyata bagian tubuh yang sangat penting ini tampaknya memerlukan bantuan.

Bantuan itu adalah alat yang dilekatkan di bagian di depan bola mata.  Agara berfunsi normal dan nyamai dipakai  maka  terpaksa menggunakan jasa telinga untuk mengaitkan tangkainya , kalau tidak kacamata pasti jatuh.

Kacamata plus ukuran setengah pada waktu itu sangat membantu. Memakai kacamata sepertinya kelihatan agak  intelek, katanya orang berkacamata itu termasuk makhluk dalam kategori  kutu buku.   Mungkin perkiraan itu ada benarnya karena hobby membaca   paling tidak telah menambah wawasan di banding orang kurang suka memlototi kitab atau layar monitor. Kacamata kini menjadi alat bantu untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan dalam rangka memenuhi hajad hidup sebagai  mata pencaharian.

Alat Bantu Kehidupan

Ketebalan kacamata semakin bertambah.  Awak kini berada di level plus 3.  Tak apalah , karena semakin menurunnya kondisi alat penglihatan ini bersifat alamiah. Pancaindra lainnya juga sudah mulai menurun seperti pendengaran.

Wajar saja kalau ada mahasiswa yang bertanya, awak mendekati tempat duduknya.  Maksudnya tidak  lain agar jelas apa yang ditanya mengingat awak sudah mendapat gelar ganteng alias gangguan pendengaran.

Koleksi kacamata harusnya lebih dari tiga.  Perlu ada cadangan karena alat ini rawan rusak.  Bisa jadi kacamata patah tangkainya, atau kacamata itu terjatuh.  Satu hal yang membuat pak guru tua lumpuh yaitu ketika kacamata itu tertinggal di rumah.

Oleh karena itulah awak selalu membawa paling tidak 2 kacamata ketika akan melakukan aktivitas di luar rumah.

Untunglah untuk penglihatan jarak jauh, mata awak masih “awas”. Jadi tidak perlu pakai kacamata double focus. Kacamata hanya dipakai untuk membaca dan menulis, untuk kegiatan lain kacamata itu diistirahatkan di saku.  Membaca tulisan di jalan raya seperti marka lalu lintas masihlah bisa.  Demikian pula kalau nonton di bioskop dan televisi masih bisa dengan mata telanjang tanpa alat bantu.

Petani dalam melaksanakan pekerjaan menggunakan cangkul untuk mengolah tanah.  Nelayan menggunakan pancing atau jaring untuk menangkap ikan. Identik dengan guru tua dia menggunaklan alat bantu untuk melaksanakan tugas yaitu kacamata,. Inilah cangkulku, guru gaek yang juga katanya merangkap sebagai citizen jurnalist.

Tinggalkan Balasan