Dari LA SMS JG

Nantilah awak jelaskan apa makna judul tulisan dari LA SMS JG pada  posting  2 Januari 2024. Bukan ingin membuat penasaran pembaca  namun lebih kepada meminjam singkatan viral skala internasional.

  • LA : Los Angeles, boleh juga Lenteng Agung
  • SMS : Short Message Service  / Saya Mau Singgah
  • JG : Juragan Gelisah  atau Jam Gadang.

Masih meneruskan reportase pulang kampuang setelah posting Liburan Keluarga dan Terima kasih Gubernur Sumbar.  Perjalanan Sabtu 23 Desember 2024  dari Kota Padang ke Bukittinggi ditempuh hampir 6 jam.

Macet bukan kepalang,  ramai sekali oto hilir mudik menemani oto BA Itulah dia Oto Provinsi tetangga berinisial BH, BM, BG dan BE, BK. Kermaian luarbiasa mungkin besebab liburan akhir tahun 2023.

Informasi Uda Amin Hasibuan sang driver merangkap Guide macet sudah menjadi makanan sehari hari.  Malah  ketika lebaran hari raya  jarak 92 km ini bisa ditempuh 10 Jam.   Untung saja suasana kebathinan macet  terobati oleh keindahan alam minang kabau.

Sepanjang perjalanan menikmati jajaran bukit barisan kehijauan  rimbun oleh pepohonan.  Tidak boleh di bangun villa dikawasan sepanjang jalan Padang Bukittinggi. Pemda mempertahankan kelestarian hutan rimba ini.  Tanda keasrian hewan monyet sangat nyaman berbaur dengan kaum wisatawan.

Kami tiba di Lembah Anai sudah agak petang,  Ramai sekali wisawatan lokal ber selfie ria dibawah air terjun.  Untuk mendekat di bawah air terjun pelancong membayar Rp.5000,-  Anak anak Rp. 3.000,-.

Air terjun dari ketinggian puluhan meter sangat deras,  Air jatuh di kolam terletak persis dipinggir jalan.  Belum ada tempat parkir khusus di di area ini. Beberapa hari lalu air terjun meluap sehingga sementara jalan raya tak bisa dilewati.  Inilah LA = Lembah Anai Sumatera Barat

Setelah mengabadikan dokumentasi foto, kendaraan bergerak perjalanan lanjut ke Bukittinggi.  Merupakan satu keharusan mungkin bagi wisatawan Asia Tenggara menikmati Sate Mak Syukur. Memang kuliner sate ini sangat terkenal disamping keberadaan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang  sudah berdiri sejak 100 tahun lalu.

Ibu H.Rahmah El Yunusiyyah pertama kali mendirikan suatu lembaga pendidikan khusus untuk wanita pada tahun 1923, Seabad (100 tahun lalu). Perwujudan cita-cita ini selalu berkembang, menurut perkembangan nilai-nilai kehidupan di dalam masyarakat. Hal ini selalu berada di bawah pengalaman Ibu Rahmah dan penghayatan atas situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa berkembang dan meningkat maka cita-cita Ibu Rahmah ikut meningkat dan berkembang, sehingga lembaga yang beliau asuh yang selama ini hanya mempunyai tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah beliau tingkatkan kepada tingkat perguruan tinggi. 

Sebelum menikmati sate Mak Syukur (SMS) kami berjmaah menunaikan shalat Dhuhur dan Asar di jamak. Zafran berteriak ketika mengambil Wudhu

“Hii Air sangat dingin Datuk”

“Betul Zaf, Cuaca Kota Padang Panjang memang dingin seperti Puncak Bogor”

Hal unik menjadi perhatian cucunda Azka, Zafran dan Alzam adalah banyaknya kotak amal di Mushola SMS. Hal ini sangat unik menarik dan jarang ada di Mushola lain.

Alzam bersedekah memilih 3 diantara 35 kotak amal  tersedia didalam tempay Shalat Pria dan Wanita.  Bisa jadi kotak amal sebanyak itu merupakan kepedulian SMS untuk mushola disekitar Kota Padang Panjang.  Tentu saja tujuan agar nikmat kemakmuran dirasakan tetangga dari keberkahan keramaian pengunjung.

Setelah menikmati sate cita rasa selera khass dipertahankan  generasi penerus SMS, kami beranjak menuju Kota Bukittinggi.  Hari sudah mulai gelap.  Sungguh sangat macet bahkan sempat stagnan.

 

Perlu kesabaran luar biasa sang pengemudi dan  penumpang dalam menerima kenyataan kemacetan.   Tampaknya jalan Tol belum juga selesai pembangunan. Katanya Jalan Tol baru sampai di Desa Sicincin.  Hallo Pak Gubenur Sumbar bilo salasainya bagian utana Trans Sumatra iko

Memasuki kota Bukittinggi timbul kembali semangat. Cucunda terbangun dari tidur.  Kendaraan Toyota Haiace mendrop kami di dekat pelataran Jam Gadang. Oh Ya ini malam minggu, ramai sekali warga setempat dari wisatawan.

Sejarah. Jam Gadang dibangun pada 1925–1927 atas inisiatif Hendrik Roelof Rookmaaker, controleur atau sekretaris kota Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Jamnya merupakan hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina.

Beberapa kali ke JG selalu saja ada perubahan dan perbaikan pelayanan publik oleh Pemda Kota Padang. Lampu terang benderang, taman ditata cukup rapi dan yang penting tersedia tempat duduk cukup banyak.  Dsinilah urang awak dan bule memandang si Jam Gadang.

3 Cucunda  justru lebih sibuk bermain.  Ada satu permainan khas JG. Itulah semacan payung kecil dilontarkan keatas.  Bersinar dan warna warni. Ketinggian lontaran payung anak anak menambah semarak pemandangan di sekitar.

Penjaja kuliner dan mainan anak anak berseliweran. Mereka tetap tertib bersebab ada petugas berseragam mengawasi keamaman  ketertiban tempat wisata pilihan.

Sementara itu terdengar meng alun alun lagu Minang Legenda.  Didendangkan oleh Para Pengamen Lokal urang awak. Cengkok spesial memmbuat para pengnjung terbuai kenangan masa lalu.

Bermalam Minggu Kota Bukittinggi sulit juga mencari tempat menyantap khas kuliner.  Untunglah masih ada tempat.  Bisa jadi keramaian tidak semakin seru bila tidak menikmati kuliner nasional disini.  Ternyata tersedia juga pecel lel dan nasi goreng khas Bukit Tinggi nan padeh

Pukul 22.00 kami tiba di Hotel Balcone.  Rasa puas dan senang gembira menikmati wisata di kampuang halaman Datuk.  Hotel Balcone cukup, represenntatif walaupun berwaktu tempuh 13 menit dari kota Bukittingg kearah jalan ke Kota Medan.

Demikian laporan perjalanan dari LA Lembah Anai melalui SMS Sate Mak Syukur tiba di Jam Jadang JG dituntaskan sampai disini..

  • Salam Wisata
  • BHP, 2 Januari 2023
  • TD

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar