Percuma Membunuh Waktu

Siapa  bisa membunuh waktu karena dia tidak akan mati kecuali hari kiamat tiba. Heran juga apabila seseorang melakukan sesuatu hanya ingin membunuh waktu.  Sesungguhnya waktu tidak akan mati terbunuh justru makhluk dunia yang beransur punah. Penunjuk waktu yang bernama jam yang terletak di dinding atau di tangan bisa saja mati kehabisam daya baterai namun waktu itu tak pernah mau kompromi bahkan menyerah.

Berucap seorang teman

“Maaf sobat saya tidak bisa membagi waktu karena terlalu sibuk sehingga tak sempat silaturahim dan olahraga.”

Ya benar juga alasan tersebut mengingat “Waktu” 24 jam sehari semalam adalah sejenis makhluk AJAIB.

Sesungguhnya  WAKTU itu tidak bisa di bagi () juga tidak bisa ditambah (+), dikurangi (-) bahkan di kali ()   Jadi, syah syah saja seandainya teman kita itu memberikan alasan dia tidak bisa membagi waktu.

Membagi waktu 24 jam menjadi 3 bagian sebenarnya sangat simple dan realistis.  Pembagian tersebut bisa menjadi 8 jam untuk berkerja dan berkarya, delapan jam lainnya untuk ber silaturahim dan sisanya tentu untuk beristirahat.  Inilah pembagian waktu secara proposional dan professional  sesuai dengan harkat kehidupan anak manusia.

Namun dibalik itu tidak semua orang bisa mengatur diri,  maksud awak  bisa mengatur waktunya secara tepat .  Tentu hal ini bisa terjadi bergantung dengan pola hidup mereka sendiri.  Tidak harus pembagian waktu itu sama rata 8 jam, bisa jadi untuk bekerja mancari nafkah bisa melebihi angka normal bersebab kebutuhan hidup.  Itulah sebabnya sering kita dengar seorang Ayah demi menghidupi keluarga sampai sampai bersedia memposisikan kepala menjadi kaki dan kaki menjadi kepala.

Tuhan Yang Maha Esa sebenarnya telah mengingatkan makhluk bernama manusia tentang definisi waktu.  Peringatan tersebut terdapat pada Al Qur’an Surat Al Ashr (103) yang diterjemahkan sebagai berikut :

“Demi Waktu, Sesungguhnya manusia itu selalu dalam keadaan rugi  Kecuali yang beriman dan beramal shaleh, saling mengingatkan untuk berbuat benar, dan saling mengingatkan untuk selalu bersabar.”

Mengatur kehidupan berdimensi waktu paling tidak ada beberpa kiat dalam me manage kegiatan sehari semalam  menurut para ahli. Salah satunya yaitu dengan mengatur jadual atau membuat perencanaan kegiatan.  Buat Jadual kegiatan di pagi hari atau semalam sebelumnya. Rencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk keesokan hari, sesuai prioritas dan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing pekerjaan tersebut.

Selain itu ada baiknya mendisiplinkan diri. Mulai datang tepat waktu dan langsung bekerja segera setelah tiba di kantor. Sayang waktu di buang-buang untuk bersantai setengah jam akan terpaksa di  bayar di penghujung hari.

Jangan sampai  kerja lembur hanya karena tidak memulai lebih awal.  Memprioritaskan pekerjaan menjadi lebih penting.  Selesaikan porsi pekerjaan terpenting dan yang paling menghabiskan waktu dan energi di awal hari. Setelah selesai, akan merasa lebih termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya yang jauh lebih mudah.

Sangat bijak ketika seorang pekerja fokus pada satu jenis kegiatan.  Ketika mengerjakan sesuatu, fokus saja pada satu pekerjaan. Tentu terkadang dihadapkan kepada beberapa pilihan, oleh karena itu wajib tentukan prioritas mana dulu pekerjaan yang harus dituntaskan. Kondisi seperti ini terjadi ketika  mengharuskan  mengerjakan beberapa tugas sekaligus,

Sering terjadi gangguan teknis maupun non teknis ketika sedang kosentrasi mengerjakaan satu kegiatan. Jadi sebaiknya singkirkan hal hal lain yang bisa mengalihkan perhatian . Contohnya silent gadget  untuk sementara agar terhenti komunikasi di media social. Jika pekerjaan  berhubungan dengan media sosial, jadwalkan waktu untuk mengecek pesan update masuk bila sedang mengerjakan tugas lain.

Awak berupaya  menetapkan batas waktu (death line) ketika sedang menulis.  Tidak mau terganggu dengan kegiatan lain sehingga sekali duduk di depan personal computer maka artikel tuntas selesai dikerjakan.  Demikian juga ketika berdiri di depan kelas maka memanfaat waktu sesuai jam pelajaran menjadi sesuatu yang memang harus dikendalikan sesuai dengan dimensi waktu tersedia.

Point yang ingin awak sampaikan disini adalah bahwa sesibuk apapun seseorang dalam kehidupan keseharian maka jangan lupakan bersilaturahim dan istirahat serta berolahraga.  Mengatur waktu lebih awal untuk kegiatan seminggu kedepan akan lebih memberikan perasaan tenang dan nyaman sehingga semua pekerjaan dilakukan dengan senang hati tanda terburu buru dan di buru buru.

Indikator keberhasilan terletak pada peran seorang anak manusia apakah tahun ini dirinya lebih bermanfaat bagi orang banyak dibanding tahun lalu.

  • Salamsalaman
  • 010124
  • TD

 

 

Tinggalkan Balasan