Beras Oh Beras Dimana Dikau

Catatan Thamrin Dahlan

Jakarta, CNBC Indonesia – Lonjakan harga beras yang kini sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) ternyata turut membuat pedagang beras di pasar tradisional kewalahan. Terpantau, harga beras premium saat ini sudah melampaui Rp16.000 per kg dan beras medium meroket tembus Rp14.000 per kg.

Sementara, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara, HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500/kg medium dan beras premium Rp 14.400/kg. Sementara di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.

Beras Bansos. Entah kebetulan entah tidak, kosa kata Beras memiliki saudara kembar 3. Beras, Besar dan Sebar.

Pesan terkandung dari 3 saudara kembar itu :

” jangan pernah memisahkan kami”

Takdir kembar diikuti sehati, sejantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Apabila salah satu dari mereka bermasalah maka masalah itu akan dirasakan kembaran.

Misalnya akhir akhir ini Beras langka (?). Terbukti harga mahal sehingga Buloq turun kaki menjual beras murah.

Beras oh beras dimana dikau

Antrian panjang emak emak. Jadi seharusnya keberadaan Beras itu wajib di sertai dengan Besar (banyak) jumlah dan ter Sebar merata di seluruh nusantara.

Benar sekali Abah. Indra pengecap manusia fleksibel. Kami asal Pulau Andalas khusus Minangkabau memiliki lidah dengan rasa rendang.

Ketika merantau ke Pulau Jawa maka indra pengecap menyesuaikan rasa walau perlu proses panjang bertahun tahun.

Pengalaman menikmati makan di warteg disuguhi lauk beragam. Bagaimana rasa apalgi disuguhi minuman teh manis. Aneh , Lidah ini sepertinya protes.

Benar deskripsi Abah. Beras harus ada dan tersedia di dekat dapur untuk stock minimal 3 hari. Aman.

Ketika kondisi saudara dhuafa untuk sekali makan saja tidak ada maka Bansos diandalkan walupun antri beras sanga diharapkan.

Beras ditanak menjadi nasi. Bisa pula menjadi bubur. Mungkin juga menjadi ketupat lebaran.

Uda Udin Salemo tentu hapal lagu Bareh Solok dipopulerkan Uni Hj Elly Kasim. Saking enak Beras Solok sampai

“tidak nampak mertua lalu”

 

  • Salamsalaman
  • BHP, 27 Februari 2024
  • TD

Tinggalkan Balasan