Teori Magnet
Catatan Thamrin Dahlan
Magnet hanyalah sejenis benda mati namun mempunyai daya tarik luar biasa. Kelebihan benda ini mampu menarik apa saja yang ada disekelingnya.
Orang kampong awak Tempino menyebut magnet itu dengan sebutan besi brani. Besi yang mempunyai kekuatan luar biasa dalam artian mau atau tidak mau benda benda sejenis logam lengket ke sibesi.
Coba saja letakan besi brani itu diatas meja maka serta merta sendok ditariknya walaupun tidak ada peran tangan. Yes tidak perlu tangan seperti laiknya manusia tetapi di dalam besi brani terkandung satu zat anugrah Allah SWT yang tidak dimiliki benda lain.
Sodara, apakah magnet terdapat juga di bidang sosial ? Apakah kekuatan daya menarik itu bisa direkayasa sehingga bermanfaat bagi kemaslahatan umat?
Jawabannya bisa. Sejarah dunia membuktikan bahwa Ka’bah memiiki daya tarik luar biasa sebagai destinasi reliji. Nabi Ibrahim AS berdoa, memohon kepada Allah SWT Tuhan Maha Kuasa agar Makkah ramai dan banyak dikunjungi umat Islam ketika menunaikan Ibadah Haji dan Umroh.
Demikian pula Menara Eiffel, The Great Wall, Kincir Angin, Candi Borobudur. Inilah destinasi sejarah yang menjadi magnet sehingga manusia dari belahan bumi mana saja datang berkunjung.
Berdasarkan olah pikir merekayasa kekuatan magnet ke bidang sosial budaya awak sampai di Teori Magnet. Teori diterapkan ketika di daulat menjadi Khadimullah (pelayan) Masjid. Tugas utama sebagai marbot adalah memakmurkan Màsj8d Jami’ An Nur Asrama Polri Komseko Jakarta Timur.
Magnet Baitullah di Kelurahan Rambutan RW 05 terletak pada Menara Masjid. Menara setinggi 33 meter didesain persis profil Masji Nabawi Madinah. Selain itu dibagian dalam masjid terdapat 4 tiang. Bukan sembarang tiang namun tiang tiang tersebut di desain seperti tiang tiang yang terdapat di Raudhah Masjid Nabawi Madinah.
Salam Literasi
BHP 020421
YPTD