Takut Pikun? Menulislah
dr. Irsyal Rusad, Sp PD
Umur Anda sedetik demi sedetik pasti bertambah, suatu saat Anda akan menjadi tua, itu sudah hukum alam. Tua biasanya dikaitkan dengan penurunan fungsi, bisa fisik, mental atau intelektual Anda.
Tidak sama memang progresifitas penurunan ini untuk setiap orang. Ada yang terjadi lebih dini, sangat cepat atau ada yang tidak begitu nyata, tergantung pada banyak faktor, bisa genetik, lingkungan, tetapi yang paling penting adalah gaya hidup Anda. Gaya hidup Anda lah yang akan lebih menentukan Anda akan dirundung penyakit-penyakit terkait dengan penuaan atau tidak.
Seperti diketahui, disamping penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, keganasan, pikun juga semakin sering menjadi ancaman hari tua kita. Pikun, apalagi sampai pada tingkat Alzheimer, dimana Anda lupa semuanya, tidak hanya anak, istri Anda tetapi juga diri Anda sendiri, Anda sedikitpun tidak mampu mengurus diri sendiri, bahkan kebutuhan dasar Anda.
Lalu,
“Apakah Anda mau sperti itu?”
Saya yakin tidak, tidak seorangpun menghendakinya. Lantas,
“apa yang harus dilakukan agar terhindar dari penyakit pikun itu?”
Jawabanya adalah,
“peliharalah otak anda”.
Sebagaimana tubuh agar tetap sehat, Anda harus menjaga, memeliharanya, otak juga demikian. Otak tidak mungkin tetap cemerlang, muda atau mengharapkan dia tetap sehat di hari tua Anda bila mulai sekarang tidak menjaga, memeliharanya, atau tidak memberi nutrisi yang baik.
Otak, sepertihalnya otot, semakin sering digunakan, semakin lama kemungkinan Anda dapat menggunakannya. Seperti otot, seiring dengan bertambahnya usia, bila tidak digunakan akan atrofi, mengecil, maka otak juga demikian.
Bila Anda biarkan otak menganggur, dia akan mengekerut. Kalau otot mengecil mudah dilihat dengan kasat mata, otak yang mengkerut dapat dilihat dari menurunnya fungsi intelektualitas Anda.
Salah satunya adalah memori, daya ingat Anda. Anda misalnya jadi pelupa, tidak mudah ingat hal-hal yang baru, sulit mempelajari sesuatu atau melakukan sesuatu yang biasanya dapat Anda lakukan.
Nah, “bagaimana hubungan menulis dengan pikun? Atau, seperti judul tulisan di atas, menulislah sebelum pikun? Apa ada hubungannya?”
Yang jelas, Anda tidak akan mungkin lagi menulis bila telah mengalami pikun, karena orang yang sudah pikun, apalagi sudah menderita Alzheimer, jangankan menulis, mengurus kebutuhan dasar mereka sendiri, tidak akan mampu. Jadi, sebelum pikun menulislah. Dan, bila anda tetap menulis,
InsyaAllah, kebiasaan ini akan mencegah Anda mengalami pikun, atau paling tidak mengurangi risikonya
Kemudiaan ,
“kenapa menulis dapat mencegah pikun?”
Jawabannya sederhana. Seperti diketahui, menurut penelitian bahwa belajar hal-hal baru, dan melakukan sesuatu yang lama tetapi dengan cara yang berbeda dapat menjaga otak kita tetap sehat dan muda.
Tidak seperti otot, otak mudah mengalami kejenuhan. Jika otot kita tetap akan berkembang walau kita melakukan gerakan yang sama terus menerus, tetapi otak tidak, otak perlu tantangan baru, yang berbeda.
Sebagai contoh, kalau kita sudah terbiasa memilih jalan yang sama pulang ke rumah, dalam jangka waktu yang lama, otak tidak akan banyak bekerja untuk itu, otak tidak akan memerlukan energi yang lebih banyak untuk menjalaninya, otak sudah bekerja otomatis.
Untuk tetap aktip otak kita membutuhkan tantangan baru. Pengalaman baru, keahlian baru akan memperkaya kesehatan otak kita. Oleh karena itu, menulis saya kira adalah proses kreatif terus menerus yang memerlukan otak yang sehat. Anda tidak mungkin menulis sesuatu kalau Anda tidak memahaminya.
Untuk memahami itu Anda tentu harus banyak belajar, membaca, berlatih, dan sebagainya. Proses membaca ini saja sudah merupakan tantangan baru bagi otak Anda, apalagi saat Anda menulis. Ketika Anda menulis, otak memerlukan oksigen lebih banyak, glukosa lebih banyak pula, untuk itu aliran darah ke otak Anda juga harus mengalir lebih banyak.
Proses ini saja sudah memberikan manfaat besar bagi otak Anda. Ibaratkan olahraga bagi tubuh, otot Anda, menulis saya kira juga demikian, dia adalah olahraga khusus untuk otak Anda.
Menulis akan membentuk sinapsis-sinapasis baru sel otak, sehingga memori, daya ingat Anda akan terpelihara dengan baik, otak Anda tetap muda. Disamping itu, menulis dapat ibaratkan kita mewariskan, memberikan sesuatu yang kita miliki kepada orang lain.
Perasaan senang, puas ketika kita dapat berbagi dengan orang lain, pasti akan membawa efek positip pada otak kita. Ketika kita merasa senang, bahagia, puas, tulisan kita dibaca, ditanggapi, atau kita yakin bahwa itu bermanfaat bagi orang lain, maka suasana hati demikian akan menyebabkan hormon kebahagiaan, endorphin akan melimpahi aliran darah anda. Stress anda berkurang, dan otak Anda juga jadi lebih sehat.
Jadi, menulislah sebelum pikun dan InsyaAllah Anda tidak akan pikun. Selamat menulis, sampai akhir hayat!
https://www.kompasiana.com/thamrindahlan/64a34f624addee5175384de3/berdamai-dengan-diabetes
- #irsyalrusad #healthylifestyle
- Salam Sehat
- Jakarta, 17 Juli 2023