September Ceria

Gaya Hidup0 Dilihat

Rabu libur. Seperti juga hari hari lain libur.  Tidak ada beda dengan Sabtu dan Ahad, semua hari adalah libur.  Dari tanggal 1 sampai 31 yang terlihat di Almanak rumah dan juga dimana mana semua tanggalan kalender berwarna merah.

Entah mata yang rusak atau entah pikiran. Satu hal pasti bagi komunitas pensiunan semua hari adalah sama. Libur. Itulah sebabnya Rabu, 2 September 2020 awak melenggang santai berleha – leha menikmati hari libur sepanjang jalan boulevard Republik BHP

Kalaupun ada kegiatan bagi the retired selalu tidak terjadwal. Lebih kepada acara adakan, seperti undangan, sapaan teman seperjuangan atau ada kepentingan keluarga.  Bergantung benar pada kesehatan, mudah mudahan bisa mengikuti acara dalam artian kini tidak boleh ada keterpaksaan.

Pekerjaan terjadwal itu memang semakin berkurang bahkan nyaris hilang.  Apalagi pada  suasana hidup dan kehidupan pandemi covid 19. Para pensiunan termasuk golongan resiko ringgi (high risk) tertular penyebaran virus corona.

Pilih pilih kegiatan kalaupun memang bersedia hadir tetap berpegang pada protokol kesehatan 3 M.  memakai Masker, mencuci Tangan pakai sabun dam menjaga jarak.

Inilah contohnya pekerjaan pensiuan yang kebetulan seorang jurnalis.  Untuk masuk ke pokok tulisan saja malah ngalor ngidul dulu nulis kemana mana.  Thats right ngak salah juga.  Kata temana gue yang hobby olah raga, perlu pembukaanatawa pendahuluan seperti tulisan panjang 5 paragraf.  Anggap saja sebagai pemanasan (warming up)

Baiklah judulnya September Ceria.  Pagi setelah mengantar istri kedepan jalan raya, awak menerima pesan dari Sobat kental Bapak Jonki Ananta Koeswara.  Beliau adalah Komisaris Utama PT Stella Kwarta Wisata. Selama pandemi kegiatan tour and travel mengantar Jemaat ke Bethlehem untuk sementara tertunda

 

Lagu September Ceria nan didendangkan Vina Panduwinata muncul di mana mana. Facebook dan Whats app.   Ceria mau terima hadiah.teringat pula,  Ini hari gajian. Maksdnya uang pensiun sudah bisa diambil di Bank Rakyat Indonesia. Pak Rusman pun datang.

” Pak Thamrin nanti temui Pak Rusman di BHP , ada hadiah untuk anda”

Pak Rusman karyawan PT Stella. Wah surpriese ini, apa gerangan bentuk hadiah dari tetangga sesama satu RW.  Awakpun menuju ke kantor Pak Jonki. Bersua Pak Satpam yang baik hati.

“Pak Haji tadi ada Pak Rusman dikantor, tapi sudah pulang, biar saya susulin”

“Sebentar ya pak saya ambil dulu  di kantor” kata Pak Rusman sambil salaman jarak jauh.

Tak lama Pak Rusman menenteng sebuah koper.  Oh ternyata itulah hadiah dari Pak Jonki.  Terima kasih. Seperti biasa kerjaan jurnalis setiap apa yang menghampiri menjadi tulisan.  Tulisan berbentuk reportase wajib hukumnya di lengkapi dokumentasi foto. Ujar pakar jurnalis wajib ada 5 W  1 H  Jadilah kami berfoto ria sebagai bukti September Ceria.

Sementara itu terlihat seorang anak muda mengasuh 4 ekor anjing dari negeri sono.  Luar biasa anjing itu besar besar, berbulu lebat dan terlihat bersih.  Sedikit terperangah, mahluk ini koq jinak.  Mungkin dia keturunan jenis anjing pelirahan, bukan anjing penjaga rumah.

September  Ceria termaktub pula kisah belanja. Sebelum ketemu Pak Rusman pergi mencari makanan burung dan ikan. Lokasinya masih di Kampong Dukuh Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.  Itulah lokasi warung di kawasan Perapatan Jengkol.

Sudah ramai para pembeli.  Pembeli makanan ternak atau peliharaan ikan, burung, anjing, kucing dan lain sebagainya adalah komunitas penyayang binatang.  tanggung jawab memelihara hewan yang bersangkar, jangan sampai lupa memberi makan, menganiaya itu namanya.

Awakpun  ikut ikutan antri.  Toko ini memang spesial menjual segala macam makanan hewan.  Malah ada juga jangkrik yang dipelihara untuk asupan bergisi burung kesayangan. Ambo membeli gabah 2 kg 17.000 perak dan jug amakanan ikan 5000 perak merek sakura.

September Ceria akan berlanjut ke Bank BRI.  Sementara artikel ini sudah memenuhi syarat di posting bersebab sudah pada ukuran standard 505 kata.

Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa hidup dan kehidupan ini tidak bisa ditahan sedetikpun.  Bagaimana manusia menyikapi kehidupan dengan bijak sangat tergantung pada kesiapan hati nurani.  Hati nurani itu tertanam didalam diri masing amsing.  Anda mau bahagia ya sekarang jangan menunggu besok atau kalau sudah kaya. Nonsens.

Jagalah hati, bersyukur terhadap yang yang telah ada merupakn kunci kebahagiaan.  Hati tenang walaupun tak punya uang (lirik lagu Koes Plus). Kehidupan didunia ini hanya panggung sandiwara, Lakon demi lakon  telah diperankan. Ada saatnya nanti berhenti di satu titik, Itulah kematian,  Apa lagi yang engkau risaukan

Salamsalaman

BHP, 3 September 2020

YPTD

 

Tinggalkan Balasan