4 hal ditakdirkan Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa sewaktu ruh ditiupkan ke janin semasa masih dirahim ketika berusia 120 hari. Ketetapan itu sudah final menyangkut jodoh, rezeki, pertemuan dan maut,
Kita semua menyakini dalam bentuk iman. Menerima segala sesuatu yang terjadi terkait 4 hal tersebut sebagai peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari hari.
Kali ini awak tak hendak bicara tentang jodoh, rezeki apalagi maut. Pembahasan yang jarang ditelisik ialah takdir pertemuan. Perjumpaan dengan siapa saja harus diyakini sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa.
Bukan sekedar diatur tetapi hendaknya kita mengambil manfaat dari pertemuan karena selalu ada rahasia hikmah dibalik semua peristiwa.
Perjumpaan bisa terjadi dengan orang sudah kita kenal atau justru dengan orang baru. Orang baru didefenisikan baru berkenalan atau teman lama yang ketemu lagi tanpa disangka.
Senin 2 November 2020 awak beranjak keluar rumah menuju Bank Rakyat Indonesia di kawasan Pasar Induk Jakarta Timur, Inilah kegiatan rutin mengambil uang pensiun sesuai regulasi pemerintah tidak bisa diwakili.
Bisa jadi peraturan ini di nilai cerdik nyaris licik . Tidak boleh diwakili bermakna untuk memastikan apakah sang penerima pensiun masih berhak dalam artian belum wafat.
Halaman parkir gedung BRI sangatlah ramai. Menurut sahabat Satpam Pak Rusli ada 3 penyebab kenapa pengunjung begitu ramai. Pertama karena liburan panjang pekan lalu. Kedua hari Senin di awal bulan pula ramai di hadiri pensiunan. Terakhir banyak para pedagang kecil antri untuk menerima bantuan modal dari pemerintah sehubungan covid 19.
Jadilah awak ikut tertib antri. Sambil menunggu dibagian luar duduk bersama dengan pengunjung lain. Bertegur sapa dulu sebelum asyiek ber cengkerama dengan ponsel. Kali ini ponsel tampaknya tidak berfungsi. Pasalnya ngobrol dengan Pak Andi seorang guru dan juga penulis.
Inilah persuuaan dua orang anak manusia yang sudah ditetapkan dan tertulis di kitab Lauh Mahfuzd. Awak haqqul yaqin. Menjadi nyaman berdiskusi dengan orang baru dikenal ketika ada persamaan hobby atau kegemaran.
Pak Guru Andi sedang mengantar istri membuka rekening bank. Sabar adalah senjata terbaik ketika melihat begitu banyak antrian menunggu panggilan. Untunglah waktu menunggu awak mendapatkan satu ilmu dari seorang Guru yang telah menerbitkan 13 buku.
Awak terkesan dengan ungkapan Mas Andi yang mengatakan bahwa hanya ada 2 pekerjaan peradaban. Nah ini informasi yang belum pernah terdengar, terbaca apalagi di bahas.
2 Pekerjaan Peradaban itu adalah Guru dan Penulis. Jujur, sudah setua ini awak baru mendapat ilmu terkait pekerjaan peradaban. Mengangguk anggukkan kepala tanda setuju ketika menerima Ilmu Pengetahuan (science) dari seorang Muda berusia 35 tahun yang dulu pernah berprofesi sebagai wartawan Majalah Tempo.
Pekerjaan Peradaban. Peradaban adalah keabadian, dikenang sepanjang masa dan tercatat dalam buku sejarah. Profesi Guru dan Penulis pekerjaan mulia, melintas batas waktu.
Guru mendidik, pembelajaran membekas dalam diri murid. Dan sang murid secara berkesinambungan kemudian menjadi Guru, Dosen, pengajar. Terus berlanjut karena profesi ini memang sangat diperlukan. Itulah penjelasan pekerjaan peradaban untuk dibedakan dengan pekerjaan lain.
Tulisan ini sudah terlalu panjang, Harus segera di akhiri dengan uraian kenapa Profesi Penulis juga di tetapkan sebagai Pekerjaan Peradaban. Perlu ditegaskan dulu yang dimasud disini adalah penulis yang telah memiliki mahkota. Mahkota seorang Penulis adalah Buku.
Sodara, Buku juga adalah keabadian. Usia Buku dipastikan melebihi usia sipenulis. Buku mewakili diri sang penulis sepanjang masa. Terbukti Imam Syafei seorang Perawi Hadist. Demikian pula Buya Hamka, walaupun telah wafat sedemikian lama namun buku masih terus di baca.
Terima kasih pertemuan. Takdir bertemu dengan Mas Andi menyadarkan awak bahwa derajat ketinggian dan keluasan ilmu itu sangat dan sangat tidak terbatas. Oleh sebab itu awak teringat pepatah orang melayu “banyak berjalan banyak dilihat, banyak dilihat banyak ditulis, banyak ditulis jadilah buku.
Pekerjaan Peradaban ialah Guru dan Penulis. Semua orang adalah guru ketika berbicara kebaikan berupa nasehat nan disampaikan dengan penuh kasih sayang. Semua orang adalah penulis ketika mengabadikan setiap ujaran kebaikan dalam goresan pensil walau hanya sebuah tanda tangan.
Salam salaman
BHP, 021120
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan