6 Juli 2016
“Selamat bergabung di kesatuan,” pesan masuk dari seseorang di WhatsApp.
Dengan rasa heran aku membalas pesan tersebut: “Maaf, Anda salah kirim?” Aku pun melihat profil WA si pengirim pesan, tapi tidak ada foto di sana.
Satu jam dua jam tak ada balasan. “Ah, benar yang salah kirim,” pikirku.
Ketika itu sekitar pukul tujuh malam, seseorang mengetuk pintu, dan ternyata rekanku, menyampaikan sepucuk surat . Lalu aku pun membacanya. Seketika aku merasa tak menentu, entah senang atau kaget dengan isi surat itu, sulit digambarkan. ” Ya Allah…” aku berseru.
Mendengar seruan itu suamiku bertanya dengan penuh keheranan: “Ada apa,Bu? Surat apa itu?”
Tanpa berkata-kata aku memberikan surat itu, kemudian ia membacanya: “ Alhamdulillah, Bu. Besok diundang pelantikan menjadi kepala sekolah ya? Wah, selamat ya ,Bu”
Melihatku hanya diam suamiku bertanya: “ Koq, kayak yang bingung begitu, Bu?”
“Aku bingung, Pak. Mengapa tiba-tiba begini yah? Jadinya antara percaya dan tidak aku diangkat menjadi kepala sekolah,” Sahutku.
Ingatanku kembali ke pesan di WA tadi sore. Aku menyimpulkan bahwa pesan itu memang benar ditujukan kepadaku. “Tapi siapa pengirimnya yah?” bisikku dalam hati.
“Bersyukurlah. Bukankah sudah sejak lama menunggu kesempatan ini? Mungkin sekaranglah waktunya. Bapak percaya Ibu bisa melaksankannya dengan baik. Ngomong-ngomong di sekolah mana yah? “ tanya suamiku.
“ Entahlah, gak disebutin dalam suratnya. Ntar setelah pelantikan akan dikasih SK-nya,” jawabku.
“Mudah-mudahan tidak terlalu jauh yah karena perempuan biasanya gak ditugaskan di tempat yang jauh,” kata suamiku penuh harap.
“Aamiin ya robbal aalamiin,” sahutku.
Beribu tanya memenuhi pikiranku tentang sekolah yang akan dituju. Namun, segera aku pasrahkan dalam sujud syukur kepada Sang Pengatur alam semesta, seraya memohon dimudahkan, dilancarkan, dan selalu ada dalam lindungan-Nya.
“ Bagaimana Bu, mau Bapak antar ke Kabupaten?’” tanya suamiku ketika aku bersiap-siap untuk berangkat ke kantor Bupati.
“ Gak usah,Pa, mau bareng teman-teman yang juga mendapat surat aja, yah,” jawabku sambil meminta ijin suamiku.
“ Ya sudah, hati-hati ya” katany setelah tahu siapa saja yang akan berangkat bersama denganku.
Aku pun berangkatlah menumpang di mobil seorang teman, yang sudah lebih dulu menjadi kepala sekolah, yang sekarang mendapat surat pelantikan juga, dan ada dua orang kepala sekolah lainnya mendapatkan hal yang sama, biasanya karena terkena rotasi. Perjalanan sejauh 36 KM itu terasa jauh sekali, karena rasa tak sabar, ingin segera kuketahui dimanakah gerangan sekolah yang akan dituju.
Pagi itu, tanggal 8 Juni 2016, aku dilantik dan disumpah menjadi seorang kepala sekolah. Sungguh merupakan pengalaman baru bagiku menjalani pelantikan itu. Ada rasa haru ketika aku mengikuti kata-kata sumpah jabatan yang dipimpin Ibu Bupati. Ternyata itu bukan mimpi, tapi kenytaan yang kuterima sebagai suatu anugerah dan amanat dari Sang Kholik.
Sambutan demi sambutan digelar mengawali pembagian Surat Keputusan (SK) promosi dan rotasi kepala sekolah. Lalu tiba saatku menerima SK. Dengan jantung berdegup kencang aku mendekati sumber suara yang memanggilku untuk menerima SK. Setelah kembali ke tempat duduk, aku pun membuka SK tersebut,” Ya allah, ya Rob!
Seketika berbagai perasaan berkecamuk dalam hati. Antara senang, sedih dan cemas. Sehingga ucapan selamat dari rekan-rekanku dijawab dengan singkat. Pikiranku kacau mengetahui tempat di mana sekolah itu berada.
“Ya Allah, kenapa aku Kau uji dengan hal ini? Takut hamba tidak bisa menjalaninya.” bisik hatiku penuh cemas.
(Bersambung)
Haru biru membacanya..selamat ya bun.. turut bahagia
Makasih Bu Iis, antara bahagia, sesih dan cemas, saat itu.
Selamat bergabung Ibu Tini di YPTD
Saya suka cara Bu Guru bertutur, mengalir enak dibaca dan ikut berdebar mengikuti alur kisah nyata. Ditunggu kelanjutan….
Bergabung di WA Penulis terbitkanbukugratis.id
Salam Literasi
YPTD
Terimakasih tak terhingga Pak Haji atas fasilitas ini, sy senang bergabung dlm komunitas orang-orang hebat ini untuk memperdalam ilmu menulis
Perjalanan seseorang tidak ada yang pernah tahu yaa Bu
Amanah akan diberikan kepada yang siap menjalankan
Selamat Ibu.. Senang saya membaca tulisan Ibu
Betul Pak Indra, siap tdk siap, mau tdk mau, harus menerima dg iklas, dg keyakinan dibalik kesusahan ada kemudahan, setelah kesengsaraan ada kebahagiaan..