Unik di Belakang Mudik
Tung Widut

Lebaran kurang tiga hari lagi. Sudah waktunya semua dipersiapkan untuk menyosongnya. Tak terkecuali para mahasiswa. Selama dua lebaran tak bisa mudik dengan aman. Harus kucing-kucingan dengan petugas menghindari penyekatan.

Pada 27 April 2022 mahasiswa Jawa Timur dan Bali yang kuliah di Yogyakarta mengadakan mudik bareng.

Mereka berasal dari perguruan tinggi yang berbeda di Yogyakarta. Tujuan mereka pun tersebar ke kota di Jawa Timur dan Bali. Sekitar 50 mahasiswa ini bisa bareng. Mereka menggunakan WAG sebagai sumber informasi. Saling tunggu dan saling menyesuaikan waktu. Pada hal beberapa motor terpecah mengambil jurusan Yogyakarta melewati Solo. Mahasiswa dari Bali ini sengaja mengambil jurusan Solo agar bisa bersama 3 rekannya sesama asal Bali. Sampai Nganjuk mengambil jalur ke selatan menuju kabupaten Blitar. Di Blitar bertemu grup yang mengambil jalan Yogyakarta melewati Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung.

Rest area yang dipilih di Blitar, pom bensin Togogan. Pom ini cukup luas. Bila untuk berehenti 50 sepeda motor tidak akan menganggu pelayanan. Udara sejuk karena berada di pinggir persawah salah satu dari kelebiha lainnya.

Keseruan mereka mudik bareng terkenang sepanjang masa. Apalagi pada setiap kota selalu ada mahasiswa dari kota yang bersangkutan menyambutnya. Cara mereka menyambut tak jauh beda dengan menyambut tamu agung. Mulai masuk kota mahasiswa mudik bareng sudah di tunggu sang tuan rumah. Mereka dipandu melalui jalan ternyaman dan terdekat. Hebatnya lagi selalu di persilahkan berhenti di rest area yang sudah disepakati. Di rest area tersebut disajikan kopi, teh, dan aneka jajanan tradisional, nasi kucing sebagai pelepas ketegangan selama perjalanan.

Darimana uang untuk membeli sajian? Mahasiswa yang berdomisili disatu kota, iuran untuk menjamu di reast area. Iuran ini bersifat suka rela. Mengirimkan uang melalui mobile banking ke salah satu teman. Dengan sukarela pula mereka membagi tugas. Sebagai tuan rumah merasa sangat bangga ketika bisa menjamu tamu dengan baik.
Setelah dirasa cukup istirahat, mereka di pandu melanjutkan perjaalnannya sampai ke luar kota. Nantinya mereka dijemput mahasiswa dari kota berikutnya.

Kepeduluan sesama mahasiswa ini dirasa sangat unik. Tanpa keakraban keseharian mereka rela iuran, menyiapkan sajian, menyisihkan waktu untuk memandu, padahal yang kenal hanya satu dua orang saja. Semua ini karena merasa senasib, seperjuangan dan sesama perantau dari daerah yang sama, yaitu Jawa Timur dan Bali.

#salamkompak
#selamatmudik
#maaflahirbatin
Gambar:tempo 27 Agustus 2021

Tinggalkan Balasan