Senja Yang Terlupa
Tung Widut
Pagi sudah tiba
Langkah kaki kemarin belalu begitu saja
Tanpa sebuah pesan yang menyapa
Bukan melupakanmu saat itu
Bukan mengabaikan ceritamu
Bukan melewati keindahanmu
Bukan pula tak merayumu
Sebuah langkah yang terlalu cepat
Memeluk buah hati yang sungguh berharga
Membimbingnya sebagai kewajiban utama
Senja mengertilah langkahku
Tak sendiri menikmati keindahanmu
Tak senyap dari waktu
Tak hanya ufukmu yang semburat
Keindahanmu tetap ada di sisi mataku