Takbir Kedua
Tung Widut
Kumandang tabir masih menggema
Di hari tasrik kedua dari toa surau
Pagi menjadi bingar
Matahari bersiap memunculkan diri
Mengusir dingin yang menusuk tulang
Halaman rumah sore hari masih ramai
Arang yang menganga dengan kepul khas
Aroma menyengat sedap dari tia tusuk sate
Ramai anak kecil berebut meengiyangkan kipas
Api tetap membara pada tungku sederhana
Tiupan angin malam semakin memperat
Sunyi datang tiba-tiba
Kala perut yang kenyang
Bibir yang kelu
Mata yang mengantuk
Raga yang capek
Menjadi tenggelap dalam lelap