Redup

 

Redup
Tung Widut

Hujan telah selesai air
Yang jatuh sesekali dari sisa didedaunan
Dingin masih tersara
Sinar mentari belum mampu menembusnya

Udara dingin di atas rerumputan basah
Para putih abu-abu berjikat
Mencari jalan tak berair
Dengan tertawa cekikikan kadang terperosok
Genangan tertutup hijaunya rerumputan

Langit redup tak bersinar
Hamparan mulai menggelap
Tak seperti janji siang pada umumnya
Memancarkan sinar pada waktunya

Kelabu oh kelabu
Membuat galau setiap sudut kalbu
Galau akan hujan penghilang langit biru
Redup cahaya semakin berpeluh

Tinggalkan Balasan