Puasa Ramadhan hari kesepuluh
Kamis, 22 April 2021 adalah puasa kesepuluh di bulan Ramadhan. Rasanya baru tadi pagi saya menulis dan malam hari ini saya coba menulis lagi. Dengan begitu kedua jempol ini terlatih dalam menulis. Dulu mana bisa menulis pakai jempol, sekarang pakai jempol malah asyik.
Dahulu tidak mungkin orang menulis pakai dua jempol. Sekarang orang bisa melakukannya di mana saja dan kapan saja. Kedua jempol saling menari ke kiri dan kanan merangkai kata menjadi bermakna.
Kali ini saya menulis sambil duduk dengan punggung merapat ke tembok. Sakit sekali rasanya. Anak bungsu saya (Berlian), mengambilkan air aqua gelas. Rasa haus ini terobati. Tapi sakit punggung masih terasa. Tenggorokan juga mulai terasa sakit. Semoga tidak terkena radang tenggorokan.
Habis sholat isya dan taraweh berjamaah, istri sempat injak injak punggung. Enak rasanya dan punggung ini terasa lurus lagi. Setengah harian berkebun sampai lupa sama usia. Kalau sudah berkebun suka lupa sama waktu. Apalagi melihat pohon cabe sudah berbuah dan berwarna merah. Senang sekali dibuatnya.
Semenjak bekerja dari rumah, pemakaian komputer bertambah dan biaya listrik membengkak. Sementara pemasukan berkurang sangat drastis. Untunglah ada undangan webinar dari kementrian dan rapat online. Ada tambahan pemasukan. Alhamdulillah, saya bersyukur karenanya. Orang baik rezekinya selalu baik. Teruslah berbuat baik.
Omjay yakin semua kita mengalaminya. Bagi yang mempunyai gaji tetap mungkin tidak menjadi masalah. Namun bagi yang berpenghasilan tidak tetap, ini menjadi masalah besar. Sebab semuanya harus dibayar. Pengeluaran yang paling besar adalah untuk makan, listrik dan internet. Belum kebutuhan yang lain. Ibu rumah tangga dibuat pusing mengaturnya.
Alhamdulillah istri selalu mendoakan suaminya. Suami mendoakan istrinya. Anak mendoakan orang tuanya. Bila semua anggota keluarga berdoa pastilah akan dikabulkan Allah. Sebab di sana ada rezeki anak, suami dan istri. Kalau banyak yang beroda eh berdoa pastilah akan dikabulkan oleh Sang Maha Pemberi Rezeki.
Tadi pagi setelah menulis di blog saya telpon anak pertama saya Intan di Bandung. Ada rasa kangen karena Intan tidak bisa mudik ke Bekasi. Begitupun saya sebagai ayahnya. Pasti kangen berat dengan anak cantik dan pintar ini. Kita diskusi tentang pekerjaan masing masing. Intan ingin melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Oleh karenanya saya minta Intan untuk belajar yang rajin agar IPK nya tinggi. Alhamdulillah IPKnya sudah cukup untuk melanjutkan kuliah di Korea Selatan. Semoga keinginannya terwujud. Aamiin.
Beda dengan ayahnya. Sudah 7 tahun belum juga lulus S3. Selalu saja tidak fokus dalam menyelesaikan penelitian desertasi ini. Padahal bahan-bahan dan hasil penelitian sudah ada di depan mata. Tinggal mengolahnya menjadi hasil penelitian. Padahal hasilnya sudah terlihat bagus peningkatannya. Selalu saja ada kegiatan lainnya yang membuat saya tidak fokus mengerjakannya.
Sekarang ini Intan banyak bantu ayahnya. Terutama untuk urusan jurnal berbahasa Inggris. Saya masih harus belajar pada anak saya sendiri. Bahasa inggrisnya pinter sekali. Sewaktu berangkat presentasi hasil penelitian ke Thailand tahun lalu, Intan banyak membantu ayahnya. Termasuk juga pemesanan tiket pergi pulang dari Indonesia ke Thailand. Saya tinggal berangkat saja. Semua sudah diurus anak pertama saya. Untunglah saat itu belum ada wabah Corona.
Semoga saya bisa lulus tahun ini. Intan sudah lulus S1 dari Uin Bandung jurusan Sastra Inggris dan saya berharap bisa lulus S3 teknologi Pendidikan UNJ. Saya harus fokus agar bisa lulus. Mohon doa dari pembaca.
Terkadang menasehati orang lain lebih mudah daripada menasehati diri sendiri. Mulai sekarang saya harus galak dengan diri sendiri. Supaya cita cita menjadi doktor pendidikan terwujud. Mohon doa dari pembaca. Aamiin.
Malam ini menonton siaran ulang acara Rossy di Kompas TV setahun lalu di YouTube. Kita semua tentu sedih ditinggalkan mas Didi Kempot. Sobat ambyar sangat berduka. Bahkan menjadi trending topik di twitter beberapa waktu lalu. Ajal tak pernah memberitahu dan pasti akan kita hadapi sebagai makhluk yang bernyawa.
Orang baik matinya baik. Semoga kita semua jadi orang baik. Semua orang bersedih dan menangis ditinggalkan mas Didi Kempot. Saya belajar dari kesederhanaannya dan fokus pada budaya lokal. Itulah salah satu sebab yang membuat dirinya terkenal sampai ke mancanegara.
Hiduplah sederhana dan rendah hati bila engkau ingin ditinggikan. Semoga baju kesombongan ini tidak terlalu melekat ke dalam diri. Bila tidak segera dilepas dan ditangggalkan, maka kita akan ditinggal. Saat ajal menjemput, tak ada orang yang mau melayat. Apalagi sampai mengantarkan ke kuburan.
Orang sombong temannya setan. Puasa di bulan Ramadhan mengajarkan kita agar mampu menjauhi kesombongan dalam diri. Bila itu bisa dilakukan, maka kita menjadi orang yang rendah hati. Mampu bersabar di saat marah dan mampu menahan hawa nafsunya untuk berbuat kejahatan.
Puasa hari kesepuluh ini harus membuat kita semakin takwa. Siapkan bekal untuk perjalanan abadi. Seperti irama lagu Ebiet G Ade yang indah terdengar di telinga.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia.
Blog http://wijayalabs.com
Mantap Om Jay, walaupun 7 tahun Om Jay belum menyelesaikan S3nya, namun tidak ada waktu yang terbuang. Om Jay selalu menebar manfaat untuk orang lain, semoga itu menjadi amal jariah untuk Om Jay dan keluarga di yaumul masyar.. Aamiin Allahumma Aamiin
Btw..Om Jay harus semangat sedikit lagi. In syaa allah kami doakan semoga Allah memudahkan Om Jay dalam menyelesaikan gelar doktornya
Mantap Om Jay, walaupun 7 tahun Om Jay belum menyelesaikan S3nya, namun tidak ada waktu yang terbuang. Om Jay selalu menebar manfaat untuk orang lain, semoga itu menjadi amal jariah untuk Om Jay dan keluarga di yaumul masyar.. Aamiin Allahumma Aamiin
Btw..Om Jay harus semangat sedikit lagi. In syaa allah kami doakan semoga Allah memudahkan Om Jay dalam menyelesaikan gelar doktornya