Kisah Ferdy Sambo dan Para Ajudannya

Alhamdulillah acara webinar literasi digital siberkreasi KOMINFO bersama PGRI berjalan lancar. Ada 400 orang hadir di zoom dari 600 orang yang mendaftarkan diri.

Omjay dan pengurus PGRI mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan dalam acara webinar ini dan semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat buat peserta sehingga semakin cakap digital.

Setelah acara webinar literasi digital, Omjay membaca banyak tulisan tentang Ferdy Sambo dan para ajudannya. Kisah kematian tragis brigadir J masih menghiasi berita ditanah air. Bharada E dan tersangka lainnya mulai menceritakan kisah sebenarnya. Publik menjadi tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

Kisah Ferdy Sambo dan para ajudannya menjadi kisah nyata yang dapat dijadikan pelajaran buat kita semua. Jabatan dan harta hanya titipan Tuhan yang Maha Esa. Syukuri apa yang ada dan jaga emosi kita dengan menjadi orang yang sabar dan bijaksana

Amarah dan emosi pasti akan datang kepada semua manusia. Namun, kalau sampai amarah kita menimbulkan kematian orang lain, tentu kita akan menyesal. Apalagi yang meninggal itu adalah orang dekat kita.

Anak kucing mati saja kita sedih. Apalagi yang mati adalah anak manusia. Kita harus punya rasa kasih sayang kepada semua ciptaan Tuhan di dunia.

Ajudan Ferdy Sambo mungkin saja bersalah karena telah mengganggu istri sang Jenderal. Kita tunggu prosesnya di pengadilan nanti. Sabar dan jangan menulis atau menyebarkan berita bohong atau hoaks. Biarkan para penyidik bekerja untuk segera dikirimkan ke kejaksaan.

Webinar literasi digital siberkreasi KOMINFO hadir untuk mengajak netizen aman bermedia digital dan punya etika di media sosial. Selain itu kita mulai mengajak tentang budaya digital dan cakap digital sehingga Indonesia semain cakap digital.

Kasus Ferdy Sambo dan para ajudannya membuat kita belajar tentang jejak digital. Kita tak bisa bohong ketika rekaman cctv dan alat bukti lainnya dapat ditemukan oleh para penyidik. Itulah mengapa jejak digital itu penting untuk mengetahui latar belakang kejadian. Para pakar forensik di bidang informasi dan teknologi mulai menyampaikan pendapatnya.

Semoga webinar literasi digital siberkreasi KOMINFO yang kami selenggarakan di berbagai kota dapat mengajak warganet untuk menggunakan internet secara bijak. Kita berharap warga negara Indonesia semakin cakap digital dan tidak mudah tertipu dengan berita bohong atau hoaks yag sengaja diciptakan orang jahat untuk memperkeruh suasana.

Jadikan kasus Ferdy Sambo dan para ajudannya untuk memerangi hoaks. Ambil informasi dari media yang kredibel dan bukan abal-abal. Cek dulu siapa tahu itu palsu. Jangan mudah menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Jarimu adalah harimaumu.

Ayo kita melawan hoaks bersama-sama. Ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk. Jadikan pelajaran hidup bahwa hidup ini sesungguhnya ujian buat kita semua.

Kematian pasti akan datang kepada kita cepat atau lambat. Jadilah orang baik dengan tidak menyebarkan hoaks dan mulai semakin cakap digital. Berbagai informasi yang kita dapatkan dari internet harus disaring atau di filter oleh diri sendiri.

Kasus Ferdy Sambo dan para ajudannya semoga semakin terang benderang. Kasus ini mejadi pelajaran penting untuk kita semua agar mampu menjadi orang yang jujur. Adanya kesadaran bagi kita untuk berlaku jujur, maka kita akan selamat di dunia dan akhirat.

Demikianlah kisah Omjay hari ini. Semoga dapat bermanfaat buat para pembaca kompasiana. Mohon maaf bila ada kata atau kalimat yang kurang berkenan.

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

 

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Ferdy Sambo dan para Ajudannya”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/62f56b683555e447b0301882/ferdy-sambo-dan-para-ajudannya?page=all

Kreator: Wijaya Kusumah

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Tinggalkan Balasan