Ketika Negeri Tirai Bambu Menjadi Pilihan
Ada sebuah kata mutiara yang begitu bijak serta dalam maknanya, apabila kita resapi dengan sepenuh hati. “ Dendam Yang Paling Baik adalah Membuat Dirimu Lebih Baik”. Rangkaian kata indah yang tersaji melalui untaian kata mutiara tersebut menginspirasi serta memberikan motivasi bagi diri kita bahwa sebagai insan biasa yang tak lepas dari kekurangan tentunya pernah berbuat kesalahan, dari kesalahan tersebut kita dapat mengambil hikmah serta instropeksi diri untuk bisa memperbaiki dan menjadi orang yang lebih baik dan bijaksana lagi.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Kepribadian yang mantap dari seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap peserta didik maupun masyarakat. Guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar lingkungan satuan pendidikan dan masyarakat tempat guru bertugas dan tinggal, sehingga peranan dan kemampuan guru dalam berkomunikasi di masyarakat memiliki karakteristik tersendiri serta menjadi panutan bagi masyarakat.
Sebagaimana Amanat yang terkandung di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Kompetensi pedagogik menyangkut kompetensi inti dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Sedangkan kompetensi professional adalah kompetensi guru dalam menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Dua kompetensi lainya adalah kompetensi sosial dan kepribadian merupakan kecakapan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan profesinya di masyarakat baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Kemampuan berkomunikasi inilah saatnya akan diuji kembali sampai ke Negeri Tirai Bambu. Negara tercinta ini memberiku kesempatan untuk belajar dan mencari pengalaman baru.
Sungguh pengalaman yang begitu indah dan berkesan yang tidak akan terlupakan dalam hidup saya. Jujur baru kali ini saya mengikuti pelatihan yang dikemas begitu apik dengan kemasan yang memberikan makna yang tersirat begitu dalam bagi peserta, terlebih lagi dilakukan di luar negeri. Berada di tengah-tengah guru-guru hebat, terbaik dari seluruh Indonesia memberikan kebanggan tersendiri. Mendarat di tengah peralihan musim dingin ke musim semi, suhu -2°C sempat mengganggu adaptasi tubuh manusia tropis yang terbiasa dengan suhu hangat.
Pelatihan STEM yang digagas oleh Kemendikbud bekerjasana dengan China dipusatkan di CUMT (China University of Mining and Technology) yang terletak di kota Xuzhou, Provinsi Jiansu, China 3 Maret 21 Maret 2019. Menempati Wisma Kampus CUMT/ Dormitory kurang lebih tiga minggu, memberikan catatan kalau pepatah “dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung” memang tepat. Bertemu hantu, diganggu penghuni Dormitory yang usil, mimpi-mimpi aneh, selimut yang sering tertarik sendiri, nyanyian biduan China di tengah malam, orang mandi tengah malam, bisikan-bisikan gaib, bau parfum aneh di baju, dan banyak lagi pengalaman mistis yang lain tidak akan bosan diceritakan sampai hari ini.
Selama mengikuti pelatihan sama sekali saya tidak merasa terbebani bahkan kami bisa selalu tertawa bersama menikmati setiap alur pelatihan yang didampingi oleh Patteson (Amerika), Barman (Libanon) dan Cano (Kamerun). Enjoy dan kami menikmatinya. Satu hal yang sangat penting adalah melalui pelatihan ini banyak ilmu, informasi, pengalaman baru yang kami terima. Sungguh sangat berkesan dan menorehkan makna mendalam dalam sanubari yang kemungkinan akan kami dapatkan sekali seumur hidup dan tak terulang lagi. Jadi, jelaslah jawaban kenapa China menjadi pilihan, peradaban yang maju, budaya yang eksotik, dan masyarakat yang ramah dengan jiwa patriotisme yang tinggi.
Karangasem Bali, 25 September 2020
I Kadek Putra Agustina, S.Pd.,M.Pd
10 komentar