Kisah 3 Pekan Belajar di Xuzhou

Humaniora124 Dilihat

Kisah 3 pekan belajar di Xuzhou

 

Afrizal

 

Afrizal, kepala sekolah di SD Negeri Aron Tunggay, Aceh Selatan

Kabupaten Aceh Selatan

 

Assalamu’alaikum. Teman-teman guru semua, saya Afrizal, guru SD Negeri 2 Tarok Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan (sekarang kepala sekolah di SD Negeri Aron Tunggay, Aceh Selatan). Rasanya tidak percaya begitu menerima telepon dari bu Isti, salah seorang staf staf  Direktorat  Pembinaan  Guru  Dikdas Kemdikbud Republik Indonesia bahwa saya terpilih menjadi salah seorang dari jutaan guru senusantara yang diberi kesempatan oleh Kemdikbud untuk ikut dalam program “1000 guru pelatihan ke luar negeri tahun 2019”. Alhamduillah, bersyukur kepada Allah SWT atas anugerah ini. Mungkin berbekal dari salah seorang finalis di tingkat Nasional dalam pemilihan Guru Berprestasi tahun 2018 sehingga saya mendapatkan kesempatan ini.

Setelah menerima informasi tersebut, mulailah saya mempersiapkan segala keperluan yang harus disiapkan untuk keberangkatan kami ke negeri tirai bambu tepatnya di CUMT ( China University Minning and Technologi), kota Xuzhou Provinsi Jiangsu, China untuk belajar STEM dan HOTS selama 21 hari di sana.

 

Dalam mempersiapkan dokumen berangkat ke luar negeri (Paspor) saya tidak direpotkan lagi karena baru pulang menunaikan ibadah Umrah ke tanah suci Mekkah yang juga merupaka anugerah ilahi, reward dari pemilihan Guru Beprestasi tingkat provinsi Aceh. Tepatnya pada hari Minggu (3/3/2019) pukul 04.00 kami mulai bergerak menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta.

 

Saya berangkat bersama group 2 yang dikomandoi oleh pak Hery Azhar (Staf Direktorat PG Dikdas) dan gruop 1 sudah terlebih dahulu berangkat yang di dampingi oleh bu Rohmi (Staf Direktorat PG Dikdas). Sesampainya di kota Xuzhou kami disambut oleh cuaca yang begitu dingin dengan suhu udara dibawah 10° C, bahkan mendekati 0° C, begitulah angka suhu yang tampil di layar android saya ketika mendarat di bandara kota Nanjing. Memang kami sudah diberikan informasi tentang cuaca di sana pada saat pembekalan di Marc Hotel Passer Baroe, Jakarta sebelum keberangkatan.

 

Ada cerita menarik di sini ketika kami chek in di loket Imigrasi bandara, dimana saya harus lama berurusan dengan petugas imigrasi karena adanya perbedaan penulisan identitas saya di paspor. Dihalaman kedua dari identitas paspor saya ada penambahan nama orang tua (menuliskan nama harus tiga suku kata, karena nama saya hanya satu suku kata), karena ini diharuskan pada saat saya berangkat ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umrah. Untunglah ada seorang petugas imigrasi di bandara tersebut yang mengerti akan hal itu, sehingga saya baru dipersilahkan masuk ke terminal kedatangan. Rekan-rekan yang lain sudah lama menunggu dengan keheranan kenapa saya begitu lama di loket imigrasi.

 

Saat di bandara Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina

Saat Kunjungan Industri di Kampus CUMT, Kunjungan ke laboratorium pertambangan

 

Selama mengikuti kegiatan pelatihan di CUMT kota Xuzhou kami didampingi oleh pemandu di sana yang semuanya bukan warga negara Indonesia. Mereka adalah Patteson, Cano (keduanya dari benua Afrika) dan  Barman  dari Timur Tengah dan juga pemandu dari CUMT sendiri seperti Mr. Wang, Miss. Mona dkk lainnya. Ada beberapa kegiatan yang kami ikuti selama pelatihan di Xuzhou diantaranya : belajar materi pelatihan  di  kampus CUMT, mengunjungi  sekolah , perusahaan  robot serta laboratorium pertambangan,  dan  kunjungan ke situs-situs budaya dan sejarah Tiongkok. Kami belajar bagaimana pendidikan di negeri Tiongkok, materi STEM dan HOTS secara teori di kampus, dan melihat penerapannya di sekolah-sekolah di kota Xuzhou, melihat perkembangan teknologi Cina yang aplikasinya dalam pendidikan (penggunaan ICT dalam proses belajar mengajar), belajar bahasa Mandarin, budaya minum teh dan kerajinan tangan serta kaligrafi Cina.

 

    Belajar kerajinan membuat boneka panda dengan lilin.

 

Penerapan edukasi STEM pada inovasi teknologi robotik. Dukungan Pusat Inovasi Teknologi Xuzhou terhadap dunia pendidikan di kota Xuzhou mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, hingga Universitas untuk berinovasi khususnya dalam dunia robot. Ternyata mereka sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan zaman abad 21 dan era industri 4.0.

 

Pembelajaran di sekolah-sekolah di kota Xuzhou sudah sangat maju, kami melihat begitu banyaknya penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran. Juga yang menarik disini guru dan peserta didik sama-sama aktif dalam proses belajar mengajar sehingga sangat jarang terlihat guru duduk pada saat proses belajar mengajar.

 

 

Saat bekunjung ke sekolah China dan Suasana proses belajar mengajar di salah satu sekolah di kota Xuzhou

 

 Wisata di negeri Panda, Kuil Konfusius

 

Saat kulih umum dan perpisahan kuliah di Kampus CUMT, Suasana closing ceremony

 

Selain itu kami juga belajar banyak dari kebudayaan mereka. Orang Tiongkok masih menjaga dan melestarikan budaya leluhur mereka serta situs-situs sejarah masa lampau. Salah satunya adalah Kuil Konfucius yang begitu terkenal terletak di kota Qufu juga kami kunjugi. Kuil ini dibangun pada tahun 478 SM, namun masih terawat dengan baik.

 

Dalam kesempatan pelatihan ini kami juga diajak berkunjung ke tempat-tempat wisata seperti Taman Budaya Moshangji, Danau Yunlong, Danau Dalong, dan Pan’an Water Town. Dan Alhamdulillah berkesempatan juga melaksanakan ibadah shalat Jum’at di mesjid Qing Zhen Si Kota Xuzho bersama rekan-rekan dan komunitas muslim dari berbagai negara yang ada di sana. Pusat perbelanjaan juga tak luput dari kunjungan kami, apalagi hari-hari menjelang kepulangan kami kembali ke tanah air, membeli buah tangan sekedarnya untuk keluarga dan kerabat-kerabat di kampung halaman.

 

Hari Kamis (19/3/2019) adalah hari terakhir kami mengikuti kegiatan di kota Xuzhou. Siang harinya pukul 14:30 kami mengikuti acara penutupan. Ucapan terimaksih dari semua pihak pun diucapkan baik dari perwakilan peserta, perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia maupun dari perwakilan CUMT dan diakhiri dengan acara hiburan dengan menampilkan tarian nusantara Gemuh Famire yang sangat memukau yang dilakonkan oleh rekan-rekan kami dari perseta pelatihan. Ingin rasanya waktu belajar kami di kota Xuzhou diperpanjang lagi namun apa hendak dikata, waktu yang harus memisahkan.

 

“Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri Cina”. Alhamdulillah tuntunan itu sudah diberikan kesempatan kepada kami untuk mewujudkannya Itulah sepenggal kisah dari perjalanan kami menimba ilmu di Negeri Panda selama tiga pekan, tentunya dengan harapan bisa kembali lagi untuk belajar di sana. Aamiin!. Pengalaman belajar ke kota Xuzhou begitu menyenangkan karena kesempatan pertama belajar ke luar negeri bersama dengan rekan-rekan guru hebat Indonesia yang penuh rasa kekeluargaan dan saya pun banyak belajar dari mereka.

 

Afrizal, S.Pd.SD

SD Negeri Aron Tunggay

Kabupaten Aceh Selatan, Aceh

Tinggalkan Balasan

46 komentar

  1. Ping-balik: passive income ideas
  2. Ping-balik: relaxing harp
  3. Ping-balik: See details
  4. Ping-balik: nha cai w88.com
  5. Ping-balik: Dividend
  6. Ping-balik: wegovy
  7. Ping-balik: sig 9mm
  8. Ping-balik: link 12bet
  9. Ping-balik: Honey House
  10. Ping-balik: taurus gun
  11. Ping-balik: bovine supplements
  12. Ping-balik: 홀덤사이트
  13. Ping-balik: aksara178
  14. Ping-balik: heng99999
  15. Ping-balik: Real Time Pain Relief
  16. Ping-balik: Shrooms Australia
  17. Ping-balik: บาคาร่า
  18. Ping-balik: qiuqiu99 daftar
  19. Ping-balik: miami beach boat
  20. Ping-balik: visit website