THE VALUE OF EXPERIENCE

Humaniora132 Dilihat

THE VALUE OF EXPERIENCE

Oleh :

Maya Trisia Wardani

Kegiatan pelatihan guru yang bertajuk Training Program in China for Excellent Teachers of MOEC Republik of Indonesia, merupakan anugerah luar biasa yang didapatkan kami di tahun 2019. Dari sekian banyak guru terbaik seluruh Indonesia,  kami, 50 orang guru di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Dasar, terpilih menjadi peserta pelatihan ke luar negeri. Kami adalah para finalis Guru Berprestasi tahun 2017 dan 2018, serta para finalis Inovasi Pembelajaran (Inobel). Hal ini harus disikapi dengan rasa syukur disertai komitmen untuk terus memajukan pendidikan Indonesia, melalui aplikasi beberapa ilmu yang kelak kami dapatkan disini.

Di awal musim semi ini, suhu udara di Propinsi Jiangsu, lebih tepatnya Kota Xuzhou, tempat kami belajar, masih terasa dingin. Pada minggu kedua, kesehatan beberapa teman sudah banyak yang menurun. Perjalanan setiap hari menuju tempat belajar yang banyak dilakukan dengan berjalan kaki harus ditempuh pada suhu  berkisar antara 4o C sampai dengan 12o C, masih merupakan suhu yang relatif dingin bagi tubuh tropis kami. Penyesuaian suhu tubuh dengan cuaca baru, harus diimbangi dengan asupan makanan sehat serta istirahat yang baik, agar stamina tetap baik.

 

Menurut Mr. Yuan Jingyu, pemateri yang juga menjabat sebagai Deputy Directory of Jiangsu Provincial Government, wilayah Jiangsu diberi julukan sebagai kota pendidikan. Dia mengatakan, bahwa jika orang berkunjung ke Shanghai, maka yang dicari adalah pakaian, jika orang berkunjung ke Beijing, maka yang dicari adalah sepatu dan segala pernak-perniknya. Sementara jika orang berkunjung ke Jiangsu, maka yang akan dicari adalah tentang metode pembelajaran, serta inovasi terbaru di bidang pendidikan. Maka sungguh upaya yang tepat, bagi Pemerintah Indonesia dalam mengirimkan guru-guru terbaiknya untuk dapat mempelajari banyak hal berkaitan dengan kemajuan dunia pendidikan, ke propinsi Jiangsu ini.

 

Dalam bidang pendidikan, pemerintah Jiangsu mengedepankan beberapa hal, meliputi patriotism, education for common, serta creativity. Patriotism artinya, adalah bahwa setinggi apapun kita belajar dan di negara manapun itu pun, orientasi kita tetaplah untuk memajukan negara kita. Sementara Education for common, berarti bahwa pendidikan lebih diutamakan bagi orang kebanyakan, yang merupakan populasi terbesar dari negara. Lalu Creativity berarti; bahwa pendidikan sejatinya adalah dapat membentuk manusia yang lebih kreatif, agar kemajuan dalam pendidikan dapat dicapai.

Kami belajar di gedung CUMT (China University Of Mining and Technology), yaitu Universitas Internasional Pertambangan dan Teknologi terbaik di China. Sebagai Universitas Internasional, selayaknya para pengajar serta staf administrasi mengetahui Bahasa Internasional, dalam hal ini Bahasa Inggris, untuk memudahkan terjalinnya komunikasi antar warga kampus. Tetapi di CUMT, hal ini tidak berlaku. Bahasa yang digunakan dalam pembelajaran maupun kegiatan sehari-hari adalah Bahasa Mandarin. Dari mulai tenaga pengajar, petugas administrasi, petugas asrama, hingga pengelola kantin, semuanya hanya memahami Bahasa China. Hal ini  cukup membingungkan bagi kami, sehingga pada setiap kesempatan, kami harus selalu didampingi oleh penerjemah atau interpreter berbahasa Inggris, yaitu para mahasiswa S2 dan S3 yang bertugas sebagai program worker. Hal itu banyak membantu kami memahami transfer ilmu dari para instruktur. Sehingga dapatlah dipahami, bahwa jika pemahaman Bahasa Inggris kami sedikit, maka informasi pun akan sulit untuk  didapatkan.

 

Dua puluh tiga hari perjalanan pendidikan, memberikan banyak pengalaman berharga bagi kami. Salah satunya adalah bahwa semangat membangun teknologi setinggi apapun, tetap harus diimbangi dengan semangat mencintai budaya lokal, agar generasi penerus tidak kehilangan jati dirinya, terutama bagi kita, sebagai bangsa Indonesia yang ber-budaya.

=================

Penulis : Maya Trisia Wardani, S.Si,.MM

Email : mayatrisia@yahoo.com

IG      : mayatrisiawardani

Tugas : Kepala SMP Negeri 41 Bandar Lampung

 

  1. Prestasi : Guru Berprestasi Provinsi Lampung 2017; Guru Berprestasi III Kota Bandar Lampung 2015; Juara III Lomba Menulis Essay Kisah Nyata Guru Mengajak Siswa Mencintai Lingkungan Kemenristek Dikti; Penulis 14 buku (Buku pelajaran IPA Terpadu, Buku Referensi, Pengayaan Kesehatan, dan Motivasi); Penulis Artikel di surat kabar.

 

  1. Karya Buku : IPA Terpadu Kurikulum 2013 Revisi Kelas VII ISBN. 978-602-6565-42-6; Kesehatan Reproduksi Remaja ISBN. 978-602-6238-85-9; Lembar Kreatifitas Siswa IPA PBL ISBN. 978-602-6238-85-6; Prosiding Mind Map untuk Memaksimalkan Fungsi Otak ISBN. 978-979-3262-13-0; Jangan Pernah Berhenti Mengajar ISBN. 978-602-5447-64-3; Antologi Karya Guru Milenial APKS-PGRI ISBN. 978-602-52705-12; Rhapsody Hati (Kumpulan puisi, cerpen dan artikel); 30 Hari Mencari Cinta ISBN. 978-2019-06-2-158; Dream, Hope and Pray ISBN. 978-6237-52-9-507; Komik Pejuang Rupiah ISBN. 978-6237-53-1234; Tuhan, Kita, dan Covid-19 ISBN. 978-623-7952-32-9; Cinta dan Segala Kenangan ISBN. 978-623-7952-15-2; Pet Show – Komik Seri IPA ISBN. 978-623-7529-65-1; The Best Teachers – Make The Book from Their Heart ISBN. 978-623-7952-72-5

 

C.Pengalaman Organisasi : Ketua APKS PGRI Lampung; Sekretaris Umum dan Koordinator SMP APKS PGRI Lampung; Sekretaris Umum MGMP IPA Kota Bandar Lampung; Wakil Ketua Forum Pembina KIR Kota Bandar Lampung