Ucapan Semasa SD Menjadi Nyata

Humaniora0 Dilihat

UCAPAN SEMASA SD MENJADI NYATA, BELAJAR HINGGA KE NEGERI CHINA

Oleh Yuliana Syam

 

Pagi itu sangat cerah. Dengan semangat, saya memenuhi kewajiban sebagai pengajar di SD KARTIKA VIII-1 Cijantung Jakarta Timur. Rasanya bahagia dan puas bisa membimbing murid-murid dalam kondisi seperti ini. Bertegur sapa, saling melempar senyum, dan mereka begitu antusias dengan mapel yang saya ajarkan.

 

 

Saat materi sedang berlangsung, tiba-tiba handphone berbunyi. Tidak ada nama tertera dan saya tidak mengenali nomernya. Tidak seperti biasanya, kalau biasanya saat mengajar saya tidak pernah mengangkat telepon, tetapi kali ini saya langsung mengangkatnya. Di seberang terdengar suara,

“Dengan Ibu Yuliana Syam?”

Lalu saya jawab, “Iya betul, saya sendiri.”

“Saya dari Kemendikbud menginformasikan, Ibu terpilih untuk berangkat ke China dalam rangka pelatihan. Keberangkatan dilaksanakan dua minggu yang akan datang. Harap Ibu Yuliana segera mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan,” begitu penjelasannya. “Jika masih ada informasi yang Ibu perlukan, silakan menghubungi nomor yang saya berikan. Nanti kami akan membantu Ibu,” lanjutnya.

 

Setelah telepon ditutup saya tidak bisa bekata-kata. Rasanya tidak percaya…. Tiba-tiba saya terkenang dengan ucapan saya saat masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar. Saat itu saya mengatakan pada teman-teman saya, bahwa suatu hari nanti saya pasti akan bisa pergi ke negeri Cina. Masya Allah…, ucapan saya di jabah oleh Allah swt. Pagi itu setelah menerima telepon dari Kemendikbud, ada banyak rasa  mengaduk-aduk hati saya. Senang, terkejut, dan rasa tidak percaya bercampur  menjadi satu.  Rasanya seperti mimpi bisa belajar sampai negeri China bersama-sama putra putri terbaik bangsa dari seluruh penjuru Indonesia. Ada rasa bangga dan terharu bisa pergi ke negeri Panda bersama-sama dengan mereka. Puji syukur pada Allah swt. yang telah memberikan hadiah ini untuk saya.

 

Secepatnya saya mengurus berkas-berkas yang diperlukan, agar tidak ada yang kurang saat tiba waktu keberangkatan. Dua koper terisi penuh dengan perbekalan pakaian dan lain-lainnya, mengingat lamanya pelatihan yang akan kami jalani di sana.

Sebelum berangkat kami berkumpul dan menginap dihotel untuk menerima pembekalan dan gambaran mengenai tempat-tempat yang akan kami tuju. Mulai tempat kedatangan, menginap, lingkungan belajar, cuaca, juga tentang  makanan halal, mengingat tidak semua makanan yang tersedia di negeri China bersifat halal.

 

Menjelang keberangkatan kami dilepas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang didampingi oleh Direktur Jenderal Guru dan Kependidikan. Beliau-beliau berpesan agar kami menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya, agar kami dapat menyerap ilmu semaksimal mungkin dan dapat kami manfaatkan sekembalinya ke tanah air.

 

 Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, rombongan terbagi menjadi dua dengan pesawat yang berbeda. Saya berada di pesawat Chatay Dragon. Ini adalah perjalanan pertama saya ke luar negeri. Perjalanan wujud dari mimpi saya saat masih di sekolah dasar.  Saya berada dalam rombongan yang jumlahnya lebih sedikit. Setelah masuk ke dalam pesawat, saya mencari kursi yang sesuai dengan nomor yang tertera dalam tiket. Ternyata saya mendapat tempat duduk di tengah di antara teman satu rombongan. Ah… ingin rasanya bertukar tempat duduk yang letaknya dekat dengan jendela pesawat agar bisa melihat pemandangan dari ketinggian….

 

Setelah beberapa saat pesawat lepas landas, pramugari memberi kami snack kemudian dilanjutkan dengan makan. Karena dinginnya udara dalam pesawat dan perut terasa kenyang, tanpa sadar saya pun tertidur pulas beberapa saat. Dari Jakarta kami akan transit di Hongkong baru kemudian dilanjutkan ke China dengan pergantian pesawat. Penerbangan dari Jakarta ke Hongkong memakan waktu kurang lebih 5 Jam. Kami menunggu pergantian pesawat  cukup lama, dan perut rasanya menjadi lapar. Mata saya tertuju pada sebuah toko roti.

Kemudian saya dan teman membeli  beberapa roti untuk mengurangi rasa lapar. Kami makan roti sambil berbincang, bersenda gurau, berbagi cerita, berbagi pengalaman selama menjadi guru. Kami berbincang dengan gaya dan logat bahasa yang berbeda-beda. Sekali-kali saya menanyakan arti kata yang tidak saya pahami. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari bincang-bincang dengan mereka dan  saya jadikan motivasi dalam proses mendidik murid-murid di sekolah.

 

Kami melanjutkan perjalan dari Hongkong menuju China dengan pesawat yang lebih kecil. Kali ini doa saya terkabul. Saya mendapat tempat duduk di dekat jendela. Artinya, saya bisa  melihat pemandangan dari ketinggian seperti yang saya inginkan. Masya Allah… sungguh luar biasa kuasa Allah swt yang menciptakan seluruh keindahan ini. Rasanya tidak ada puasnya dan terus mengucap kebesaran asmaMu….

 

Setelah kurang lebih 3 jam penerbangan sampailah kami di China. Saat kami datang, cuaca sudah mulai gelap. Rombongan dijemput oleh para mahasiswa. Kami bermalam dihotel sebelum kami melanjutkan kunjungan ke CUMT (China University of Mining and Technology) keesokan harinya.  Temperatur udara sangat dingin berada di level 1 derajat celcius. Ini pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan, karena ini pertama kali pula saya bisa menikmati musim dingin di negara 4 musim.  Bulan Maret adalah bulan di mana musim dingin sedang berlangsung di China. Ini akan menjadi cerita untuk keluarga saya dan murid-murid saya saat saya sudah kembali ke Indonesia.

 

Keesokan harinya, setelah bersiap-siap dan sarapan, kami berangkat menuju CUMT dengan kereta cepat, lalu dilanjutkan lagi dengan bus. Tibalah kami di CUMT. Tempat yang begitu asri, pohon-pohon berjajar dengan rapi, jalan-jalan terlihat sangat bersih, dan udara pagi menyambut kami dengan sangat dingin. Kami disambut dengan ramah oleh panitia penyelenggara. Kami diajak berkeliling untuk mengenali gedung-gedung yang akan kami gunakan untuk belajar, juga melihat-lihat kantin muslim yang digunakan untuk makan di hari Sabtu  dan Minggu.  Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan-makan. Kemudian penyerahan kunci kamar. Saya menempati sebuah kamar dengan seorang teman. Ruangan kami berada di lantai lima. Di dalam ruangan kami terdapat satu kamar dengan dua tempat tidur lengkap dengan segala pernak perniknya,   kemudian satu  ruang makan, dapur dan perlengkapannya, kamar mandi, fasilitas telepon, dan tersedia pula penghangat ruangan. Di sisi lain terdapat balkon yang menampilkan pemandangan di sekeliling gedung.

 

Kuliah pertama, kami menerima sejumlah materi dari jajaran kepolisian yang memberikan nasihat kepada kami untuk menjaga diri dan keamanan selama berada di China. Lalu materi kuliah dari dosen CUMT Mr. Honghang Li yang menerangkan tentang awal berdirinya kampus CUMT pada tahun 1909, dan pernah dipugar lalu diresmikan kembali pada tahun 1999. Kami juga mempelajari bahasa Mandarin. Ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Beruntungnya dosen bahasa Mandarinnya sangat sabar dalam membimbing kami, meskipun tetap saja kami tidak bisa dengan cepat menguasainya. Lalu kami juga belajar membuat tulisan kaligrafi China. Rasanya sangat menyenangkan, meskipun agak sulit. Kami diajarkan menggunakan kuas yang telah cicelupkan dalam tinta khusus, kemudian dituangkan ke media kertas. Masih sekedar mencoba dan belajar, dan tentu saja hasilnya belum maksimal.

 

Selanjutnya kunjungan ke Sekolah Dasar Wang Jie Xiao Xue Shao Nian Xue. Murid-murid di sekolah ini mengikuti pelajaran dengan sangat tertib mendengar dan menyimak setiap materi yang dijelaskan oleh gurunya. Begitupun saat guru memberikan soal, dengan cekatan mereka menjawab pertanyaan yang diajukan. Mereka sudah dibiasakan untuk tertib dan aktif sejak dini. Ketika kami mengunjungi SMP dan SMA suasananya tidak jauh berbeda. Kegiatan belajar mengajar tampak tertib. Murid-murid tampak patuh, aktif, juga kreatif. Staf pengajar pun menjalankan kewajiban dengan totalitas dan sangat profesional. Ada banyak ilmu yang dapat diadopsi dari kunjungan kami, dan dapat diterapkan saat kembali menjalankan kewajiban kami sebagai guru di tanah air, terutama untuk saya pribadi yang masih harus terus belajar dan belajar.

 

 

Ada banyak tempat dan isntansi yang kami kunjungi. Tidak melulu kami belajar di sekolah. Salah satunya kunjungan kebudayaan. Kami mempelajari beberapa kebudayaan China yang menurut saya begitu unik dan khas. Seperti budaya minum teh dengan tata cara yang berbeda. Kemudian tentang jenis-jenis pakaian dan penggunaannya. Semua kami coba….  Kami juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Salah satunya adalah perpustaan terbesar dan tertua yang ada di sana. Kami dipandu oleh mahasiswa dan para dosen terbaik. Mereka dengan sabar dan telaten memberikan penjelasan mengenai tempat-tempat yang kami kunjungi.  Rasanya sangat menyenangkan bisa mengenali kebudayaan negara lain. Tentu saja kebanggaan kita adalah saat kita mengenali kebudayaan negara kita sendiri.

Tidak lupa kami memberikan tanda kasih berupa kenang-kenangan khas Indonesia, seperti wayang, baju khas daerah, topi khas daerah, baju batik, kain etnik, dan lain-lain.

 

Saatnya kami mempersiapkan diri untuk pulang kembali ke tanah air. Rasanya begitu  senang  karena akan kembali bertemu dan berkumpul dengan keluarga tercinta dan bertemu dengan murid-murid yang sudah lama kami tinggalkan. Tetapi, bercampur dengan rasa sedih karena harus berpisah dengan  teman-teman dari berbagai daerah yang selama beberapa minggu menjalani semuanya bersama-sama. Saling membantu, saling mengingatkan, saling melindungi, dan saling berbagi. Yang tidak kami lewatkan adalah belanja oleh-oleh. Karena semangatnya, oleh-oleh yang kami beli memenuhi koper-koper yang kami bawa. Ah…. rasanya sangat menyenangkan.

 

Tiba saanya kami harus kembali ke tanah air. Kegiatan hari terakhir sebelum kami pamit adalah persembahan tarian khas Indonesia dengan mengenakan pakaian khas daerah masing-masing. Kami saling bertukar kenangan hasil karya anak bangsa. Saat akan kembali, rasa yang begitu lama ternyata menjadi sangat sebentar. Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan dari negeri tirai bambu tersebut. Semoga pengalaman dan ilmu  yang saya dapatkan dengan tidak saya duga-duga ini bisa saya bagikan kepada teman-teman sejawat saya. Semoga mereka bisa merasakan dan mendapatkan kesempatan seperti apa yang saya dapatkan.

 

Di pagi yang cerah dan sejuk dengan suhu di level 17 derajat celcius, kami bersiap untuk kembali ke tanah air. Sejenak kami berfoto bersama sebagai tanda kenangan dan bukti, bahwa kami putra putri terbaik bangsa pernah menginjakkan kaki di negeri panda untuk menuntut ilmu. Semoga pengalaman saya bisa menjadi motivasi untuk anak bangsa yang lainnya….