Kisah-Kisah Perjalanan: Ketika Tujuan dan Rencana Berwisata Tak Sesuai Harapan

Wisata0 Dilihat

kehujanan di perahu

Kadang-kadang penampilan gambar di internet lebih indah daripada penampilan aslinya. Atau kita memiliki harapan tinggi ketika membaca buku panduan wisata atau membaca cerita tentang tempat wisata di ranah internet, tapi kenyataan kemudian terbalik. Perjalanan memang tak selalu sesuai rencana.

Ketika kami tiba di air terjun tak jauh dari Ujung Genteng, penampilan air terjun itu berbeda dengan harapanku. Airnya mengucur kecil, seperti kran air yang sumber airnya sedang mengering. Ya, pada saat itu musim kemarau tak heran jika debit airnya juga turun. Kecewa? Sedikit, karena meski debit airnya kecil panorama sekitarnya tetap indah. Tak ada gunanya juga tetap cemberut. Nikmati saja. Sudah jauh-jauh ke sini. Aku pun menghirup udara segar di sini dan menikmati pemandangan alamnya.

Lain lagi dengan ceritaku di Pelabuhan Ratu. Kami berdua bersiap dengan penuh semangat untuk pesta seafood di sekitaran tempat pelelangan ikan. Kami berjalan menyusuri TPI. Hingga di ujung tak ada satupun tempat makan, padahal informasi di ranah daring menyebutkan ada beberapa tempat makan yang terekomendasi. Kami memutuskan mencarinya lagi. Hingga lelah berjalan tak kunjung bertemu.

Adanya makanan umum seperti martabak, nasi goreng, dan makanan ala kafe. Aneh kenapa dekat TPI kok jarang tempat makan seafood. Akhirnya aku menemukan juga warung yang menjual beberapa makanan laut seperti udang, sotong, dan sup ikan. Tapi rupanya bahan-bahannya kurang segar.

ke-yogya-sawah
Setelah menikmati panorama indah kami terjebak banjir, 12 jam di Rancaekek

Untunglah kami kemudian puas makan seafood di sekitaran Geopark Ciletuh. Tapi harga seafoodnya tak beda jauh dengan di Jakarta, bahkan kepitingnya rasanya lebih mahal. Tapi tak apa-apalah setidaknya seafood-nya segar dari hasil tangkapan nelayan yang masih baru.

Di cerita yang lain, penginapan yang kami pesan memberikan efek mengejutkan. Penginapannya rupanya berhantu. Duh hampir sepanjang waktu kami mendengar bunyi berlarian atau menyeret-nyeret sesuatu yang berat. Puncaknya ketika jendela kamar di lantai yang cukup tinggi dilempari dengan kerikil. Baru selepas Subuh aku bisa tidur. Padahal hotelnya bagus.

Ya, tak semua rencana perjalanan berakhir mulus. Aku pernah mengalami batal naik pesawat, mobil sewaan mogok, sopir rental mobil mabuk dan nyaris dihakimi massa, menginap di bandara Changi, diteror hantu di penginapan (lagi),  hujan deras ketika berperahu, dan ditipu oleh agen bus di India. Tapi hal-hal tersebut kemudian menjadi sebuah cerita yang tak terlupakan.

pindul
Busyet kayak cendol di Gua Pindul

Tinggalkan Balasan