Peringatan Maulid Nabi kali ini terasa berbeda karena masuk dalam liburan long weekend. Belum ada peringatan di masjid-masjid dekat rumah karena warganya banyak yang sedang berliburan atau pulang ke kampung halaman. Mumpung temanya Maulidan, bisa berwisata religi ke daerah Cirebon dan singgah ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Masjid Agung ini juga disebut Masjid Kasepuhan karena lokasinya masih berada dalam satu kompleks dengan Kasepuhan Cirebon. Masjid ini termasuk bangunan kuno, didirikan tahun 1480. Masih sejaman dengan masa Walisongo menyebarkan agama Islam.
Ini kunjunganku kedua pada suatu waktu di masjid tertua di Cirebon ini. Masjid ini terawat dan terpelihara dengan baik. Ia
dipugar pada tahun 1978.
Dalam masjid begitu lapang dan terasa adem. Kontras dengam hawa Cirebon di luar yang terasa panas dan gerah.
Nama masjid ini Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki makna bangunan yang digunakan untuk mengagungkan Tuhan. Memang tempat ini terasa damai, nyaman untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Arsitektur masjid ini unik dan klasik. Ia memiliki nuansa perpaduan gaya Demak, Majapahit, dan Cirebon.
Atap masjid ini tidak memiliki kemuncak atap seperti lazimnya masjid-masjid di Jawa. Ada legenda berkaitan dengan tidak adanya kemuncak tersebut.
Gerbang masjid juga memiliki nuansa yang khas. Gerbangnya berwarna merah bata dengan hiasan kaligrafi.
Satu lagi yang khas di masjid ini yaitu azan pitu pada setiap sholat Jumat. Azan dilakukan bersamaan oleh tujuh orang muadzin. Sayangnya waktu itu aku tidak merasakan pengalaman tersebut.
Selaib Masjid Agung Cipta Rasa, di Cirebon juga terdapat masjid besar bernama Masjid Raya At-Taqwa. Masjid yang didirikan tahun 1918 ini sekarang begitu megah dan indahnya. Cocok jadi salah satu ikon Cirebon.
Biasanya wisata religi ke Cirebon juga termasuk wisata ziarah wali ke makam Sunan Gunung Jati. Aku sendiri belum pernah ke sana. Mungkin suatu waktu aku akan singgah.
Selamat merayakan Maulid Nabi Muhammad, semoga selalu damai di hati.
