NEGERI TIONGKOK DI MATA GURU PULAU
Sebelum bercerita tentang Negara China atau yang dikenal negeri Tiongkok, izinkan aku sebagai seorang guru pulau memulai dengan ringkas awal mula kenapa diriku bisa pergi ke negeri Tiongkok.
Aku akan membagikan sebuah petuah yang menurutku ini sangat mustajab. Sebuah amalan yang kukerjakan, sehingga aku bisa sampai ke negeri tiongkok. Jika anda lakukan ini, kuyakin anda akan melampaui batas yang tidak disangka-sangka.
Anda pasti penasaran amalan apa yang aku lakukan. Baiklah, aku akan memulai kisah ini dari 18 tahun yang lalu. Saat SMA, aku bercita-cita ingin kuliah di pulau jawa tepatnya sebuah universitas ternama di kota kembang. Aku memilih jurusan FISIPOL dengan harapan setelah tamat kuliah bisa bekerja dikantoran. Aku mengikuti tes secara diam-diam dan lulus. Ketika menunggu pendaftaran ulang sambil mempersiapkan biaya, aku mengutarakan niatku kepada kedua orang tua untuk kuliah di pulau jawa. Namun orang tuaku tidak setuju, dan berkata “kuliah aja yang dekat-dekat, cari yang murah dan mudah.” Ayah dan Ibu sudah memutuskan untuk menguliahkanmu di D2-PGSD Rumbai Pekanbaru. Lalu aku menyela percakapan orang tuaku. Dengan berkata, “PGSD ?…Tanyaku. Dimana itu ?, Kuliah jenis apa itu ? S1 atau sekolah kedinasan ya ?. Mereka hanya tersenyum dan berkata, menurut saja kemauan ibu, inshaallah bujang (panggilan kesayanganku) berkah.
Dulu mbah google gak ada ditempatku, jadi minim info. Banyak teman dan orang-orang yang bertanya tentang keputusanku kuliah di PGSD. Terkadang ada yang mencibir sambil berkata “SMA-nya disekolah favorit dan anak-anak pintar yang sekolah disitu, kok kuliah PGSD !. Ada yang bertanya heran, orang tuamukan mapan dalam keuangan, kok mau kuliah PGSD. Ada lagi yang berpendapat, untuk apa kuliah D2, mana laku ijazah D2, sekarang kalau mau kerja ijazahnya S1 !. Ada lagi yang berkata, PGSD itu kuliah apa ya ?, kok baru dengar. Begitulah aku mendapat pertanyaan, pernyataan dan cibiran dari orang-orang. Tetapi tetap aku ikuti kemauan orang tuaku, tanpa protes sedikitpun.
Setelah tamat D-2 PGSD, orang tuaku menyuruhku untuk kuliah kembali, tetapi S1 olahraga. Aku tak pernah protes , bertanya, atau melawan dan aku terus mengikuti kemauan orang tuaku. Kemudian tahun 2009 aku disuruh mengikuti tes CPNS, padalah saat itu lagi kuliah S1 olahraga. Aku turuti apa yang kedua orang tuaku suruh, dan Alhamdulillah aku lulus CPNS dan diangkat PNS. Diusia yang masih terhitung muda, karirku dalam dunia pendidikan cukup melejit, terkhusus di daerahku. Aku mulai dipercaya sekolah dan dinas untuk mengikuti kegiatan, lomba, pelatihan yang berskala provinsi dan nasional. Niatku untuk kuliah di jawapun terkabulkan, aku dikirim oleh dinas pendidikan untuk kuliah di UPI Bandung. Mendapatkan sertifikasi karena nilai UKG tinggi, sementara teman-teman seangkatanku belum bisa mendapatkannya. Tanpa terpikirkan olehku yang awalnya hanya bergelar A.Ma.Pd, kini berderet gelar. Tidak menyangka bisa menjadi dosen luar biasa di universitas yang ada didaerahku. Seringnya mendapat tugas pelatihan, membuatku hampir mengunjungi seluruh wilayah Indonesia yang selama ini hanya bisa kulihat di peta saat SD.
Bisa berangkat haji dan menjuarai guru berprestasi tingkat provinsi sekaligus finalis guru berprestasi nasional. Mendapatkan penghargaan guru berdedikasi yang langsung diserahkan oleh presiden jokowi sekaligus bisa bersalaman dengan beliau adalah hal yang luar biasa. Dan tentunya yang sangat paling aku syukuri adalah terpilih untuk belajar ke China. Hal yang selama ini hanya bisa melihat dan mendengar tembok china dari buku IPS SD dan cerita sang guru tentang tujuh keajaiban dunia, ternyata menjadi kenyataan. Siapa sangka anak pulau, yang jauh diperbatasan selat malaka bisa menggapai mimpi berprestasi di kancah Nasional.
Ini semua tak lepas dari doa kedua orang tua yang selalu diijabah oleh yang maha kuasa. Dan yang paling utama, janganlah pernah membantah orang tuamu. Selalu bersyukur, bekerja dengan ikhlas, mengajar dengan hati dan selalu berdoa kepada Allah untuk mempermudah segala urusan dan dijauhi dari marabahaya. Sahabat, begitulah ceritaku sehingga bisa ke negara China. Jika dulu aku melawan orang tuaku dan bersikeras untuk kuliah di kota kembang, mungkin akan lain jalan cerita hidupku. Rahasia sang Maha pencipta begitu indah tentang jalan hidup makhluk-Nya.
Sahabat sekalian, ada banyak cerita yang ingin kutulis tentang kisahku saat belajar di China. Mulai dari pembekalan oleh kemdikbud, saat perjalanan ke China, lalu singgah di Hongkong dan saat sampai di China serta pulang ke Indonesia. Tapi aku rasa teman-teman yang lain sudah menceritakannya.
Baiklah, sekarang aku akan bercerita tentang negeri tiongkok dari sudut pandang mataku di kota xuzhou. Mencoba mendeskripsikan tiongkok dari segi pendidikan, budaya, pariwisata, sosial dan sejarah dengan gaya bahasaku. Suatu ketika Napoleon Bonaparte pernah berkata “China adalah raksasa yang tertidur, biarkanlah ia tertidur karena ketika ia terbangun maka ia akan menggetarkan dunia. Ternyata ramalan Napoleon Bonaparte terbukti saat ini. Ada 20 hal unik tentang china menurut pandanganku. Apa saja itu ?. Yuk kita bahas satu persatu.
Satu (1). Di tiongkok itu bangunan pemerintah, kampus , perkantoran, sekolah sampai kuburannya besar-besar. Besar yang aku maksud adalah tiangnya, dindingnya, pondasinya, gerbangnya. Seperti ketika kita melihat bangunan kuno china di televisi, begitu kokoh dan besar. Padahal ukuran ruang dalamnya kecil dan biasa saja. Bagi mereka kokoh dan besarnya suatu bangunan bisa melambangkan kejayaan dan kekuasaan yang besar.
Foto : Dokumen Pibadi
Dua (2). Di tiongkok itu banyak bangunan seperti rusunawa. Sepanjang jalan yang kulewati, terlihat apartemen rusunawa berjejer rapi. Dimana rusunawa merupakan tempat masyarakatnya tinggal. Ukuran tempat tinggal setiap warga yang status biasa hanya 5×5 meter. Tidak ada halaman dan semua aktivitas keluarga dilakukan dalam ruangan ini. Suatu ketika, rekanku ditanya oleh seorang warga tiongkok tentang berapa luas rumahnya. Rekanku berkata, luas tanahnya 20×20 meter dan luas bangunan rumahnya 10 x 14 meter. Mendengar pernyataan temanku, warga tiongkok itu terkejut kaget dan berkata anda orang kaya disana ya. Disini ukuran rumah seperti itu sudah kelas pejabat dan harganya milyaran. Pantesan mereka ingin kemari. He..he…he..
Foto : Bloomberg – Qilai Shen
Tiga (3). Sepanjang jalan aku tidak menemukan yang namanya SPBU besar, SPBU mini, apalagi penjual bensin eceran yang menggunakan botol. Ketika kutanyakan dengan pendampingku, beliau berkata disini semua kendaraan menggunakan listrik. Kalaupun ada, hanya satu atau dua yang menggunakan bensin dan solar, itupun tempat pengisian bahan bakarnya jauh dan sangat sedikit. Disini warganya lebih banyak menggunakan bus umum, sepeda dan motor listrik.
Foto : Dokumen Pribadi
Empat (4). Ketika rasa ingin tahuku muncul, aku mencoba memperhatikan setiap tempat parkir kendaraan roda empat dan dua. Mencoba mencari seperti yang ada di negaraku, yaitu toyota, daihatsu, Yamaha, Honda dan Suzuki. Tidak kutemui merk ini diparkiran, mungkin ada ditempat lain tetapi sedikit. Justru yang kutemui merk-merk eropa yang menurutku harganya luar biasa mahal. Bahkan yang lebih dahsyat, mobil- mobil asli buatan china lebih sedikit dibandingkan mobil merk eropa. Mobil merk china justru dijual ketempat kita, maklumlah harganya bersahabat.
Foto : VW dan Range Rover di Xiamen. (Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan)
Lima (5). Tempat tinggalku berdekatan dengan rusunawa tempat warga. Setiap hari, baik pagi, sore dan malam, aku hampir tidak melihat anak usia SD ataupun SMP bermain di halaman sekitar rumah. Seperti kita di Indonesia, anak-anak bermain, nongkrong dan sebagainya. Disini tidak kujumpai hal itu, ternyata setelah kutanya pendampingku. Rupanya anak-anak disini sekolah masuk pukul 5-6 pagi sampai pukul 8-9 malam. Pantesan aku hanya melihat orang tua dan mahasiswa yang pulang pergi kampus.
Enam (6). Setiap aku bangun pagi sekitar pukul 4 waktu tiongkok untuk sholat subuh, aku selalu mendengar suara ribut sayu-sayu. Kebetulah kamarku berdekatan dengan hutan angker/ larangan. Awalnya kupikir ada hantu china yang bergentayangan. Dan itu selalu kudengar setiap hari. Suatu ketika aku coba memberanikan diri untuk mencari sumber suara tersebut. Ternyata setelah kucari, rupanya mahasiswa sedang olahraga lari pagi dilapangan sepakbola kampus dan itu merupakan olahraga wajib bagi mahasiswa. Bayangkan jam 4 subuh mereka sudah beraktivitas, mahasiswa kita masih molor dalam selimut. Masyarakat disini hobi olahraga lari pagi. Bagi mereka itu sebuah rutinitas yang wajib.
Tujuh (7). Ketika kita berbelanja, ternyata lebih dahsyat di china dari pada pasar di Indonesia. Saat kita menanyakan harga. Contoh : Berapa harga bajunya ? mereka menjawab 400.000 ribu. Lalu kita tawar, 50.000 ribu ya? mereka langsung jawab ya. Bagi kita itu tawaran termurah, ternyata harganya cuma 20.000 ribu. Dahsyat bukan !! satu lagi yang perlu diketahui, kalau berbelanja, kantong kresek tidak gratis loh !. harus bayar.
Delapan (8). Setiap aku bepergian, baik berjalan kaki maupun kendaraan. Aku selalu melihat banyak cctv yang terpasang di setiap sudut jalan, bangunan dan pepohonan. Saat kutanya pendampingku, cctv ini ternyata terkoneksi dengan pusat keamanan. Jadi setiap aktivitas kita selalu terpantau oleh mereka. Bagi rekan-rekan yang hobi buang air kecil sembarangan bisa ketahuan lo !. he..he..he..
Sembilan (9). Saat kunjungan ke suatu sekolah, ada hal yang unik membuatku bertanya dalam hati. Kenapa tidak ada kursi guru di dalam kelas. Dan pertanyaanku terjawab, ketika salah seorang rekan bertanya kepada pihak sekolah. Mereka menjawab memang kursi untuk guru tidak disediakan, hal ini agar sang guru senantiasa bergerak beraktivitas bersama peserta didik dengan mengelilingi peserta didik satu persatu. Kalau di kita, bisa pegel kaki guru-guru kita.
Sepuluh (10). Satu kuliner yang sangat istimewa bagiku, setiap pagi, siang maupun malam. Kuliner ini selalu menjadi hidangan. Nama kuliner ini kusebut saja bubur telur ayam rempah-rempah. Soalnya aku tak pernah tahu nama asli kuliner ini. Rasanya begitu lezat dan kuanggap ini salah satu makanan halal yang bisa kumakan saat di tiongkok. Terbuat dari telor yang sudah dihancurkan layaknya bubur, ditambah kuah berlendir serta rempah-rempah pedas. Makanan ini pas dimakan saat cuaca sedang dingin. Ada lagi yang paling unik, ternyata porsi makan mereka sungguh besar. Disini satu porsi piring mereka, bisa untuk tiga orang kita.
Foto : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Egg_drop_soup.jpg dan Dokumen Pribadi
Sebelas (11). Ada hal yang menarik saat aku dan rekan-rekan melaksanakan kegiatan disana. Karena kebiasaan di Indonesia, setiap kegiatan pasti ada konsumsi snack dan air. Apalagi kami ini adalah tamu Negara. Ternyata saat kami sesi kegiatan seminar maupun kegiatan penyampaian materi. Kami tidak disediakan air maupun snack, bahkan narasumber pemateri yang sekelas kepala dinas atau dirjenpun membawa botol minum sendiri. Hebat bukan !, ini bisa menjadi contoh untuk warga tanah air, karena selama ini setiap kegiatan pasti bicara konsumsi, makan dan minum. Tidak ada itu, kegiatan tidak berjalan. Semenjak itu, kamipun terbiasa membawa botol minum sekaligus cemilan telur rebus, jagung rebus, tomat dan ubi rebus yang dimasukkan kedalam saku secara diam-diam saat sarapan pagi di penginapan. Hahaha.
Dua belas (12). Bersyukurlah menjadi warga Indonesia, ketika akan melaksanakan sholat jum’at anda dengan gampang dan mudah memilih masjid mana yang ingin anda datangi. Di tiongkok tepatnya di kota Xuzhou, aku dan rekan-rekan ketika akan melaksanakan sholat jum’at harus seperti lagu ninja hattori “berjalan kaki, naik turun bis, mendaki gunung lewati lembang menyeberangi samudra” untuk sampai ke masjid guna melaksanakan sholat jum’at. Khutbahnya panjang, hampir 4 jam. Karena hanya disaat inilah, umat muslim bisa belajar agama islam. Itupun aktivitas ibadah dipantau cctv pemerintah.
Foto : Dokumen Pribadi
Tiga belas (13). Kita tahu bahwa bahasa inggris adalah bahasa internasional dan keren. Siapa bisa bahasa inggris udah dianggap hebatlah. Ada hal yang menarik saat saya di tiongkok. selama kami melakukan sesi materi ataupun kegiatan, narasumber yang tergolong professor tidak pernah berbahasa inggris. Mereka tetap berbicara bahasa china. Awalnya saya kira mereka bodoh juga bahasa inggris, setelah saya perhatikan, ada hal yang ganjil. Saat peserta bertanya dengan bahasa inggris, mereka bisa memahami apa pertanyaan peserta dan menjawabnya tetap dalam bahasa china. Setelah aku telusuri, ternyata mereka memiliki jiwa nasionalis yang tinggi, sehingga mereka tidak mau menggunakan bahasa asing jika tidak begitu penting. Mereka tidak mau bahasa mereka dibawah bahasa bangsa lain. Mereka ingin bahasa mereka yang harus dimengerti bangsa lain. Aku jadi teringat pada seseorang, dia adalah presiden Soeharto. Dimana saja dan forum internasional apapun, beliau tetap menggunakan bahasa ibu pertiwi, yaitu bahasa Indonesia.
Empat belas (14). Dimana saja tempat yang kukunjungi, pasti ada sarana olahraga. Ditepi jalan raya, ada belasan tempat tenis meja yang terbuat dari semen. Disekolah-sekolah dan kampus- kampus ada belasan lapangan basket, voli, badminton, kolam renang, lintasan atletik, hoki, sepak bola, panahan dan lain-lain. Jadi jangan heran kalau tiongkok selalu mendominasi olahraga dunia di olimpiade. Bahkan untuk cabang olahraga tertentu mereka selalu sapu habis mendalinya.
Foto : Dokumen Pribadi
Lima belas (15). Begitu hebatnya tiongkok dalam dunia usaha bisnis harus kita akui. Mereka bisa menjadikan danau bekas galian tambang menjadi objek wisata, menjadikan kuburan menjadi objek wisata, menjadikan kampus objek wisata, menjadikan sekolah objek wisata. Konsep yang sederhana tetapi menghasilkan pendapatan kas Negara yang luar biasa. Bisa menjadikan lotus objek wisata (ini khusus anggota 39 yuan ya !!) he…he..he.
Foto : Dokumen Pribadi
Enam belas. Sepenggal kalimat yang membuat saya terkagum kagum saat salah satu narasumber berkata “dulu kami belajar dari eropa, rusia dan amerika. Kami pakai kurikulum belajar mereka, lalu kami gabungkan kurikulum mereka menjadi kurikulum kami. Sekarang inggris dan bahkan negara-negara eropa belajar dari kami. Wajar jika china menjadi peringkat pertama PISA. Perlu anda ketahui, motto mereka pelajari, tiru dan modifikasi. Jangan heran jika ada Samsung china, nokia china bahkan Toyota china.
Tujuh Belas (17). Ada slogan yang menarik yang diajarkan di sekolah-sekolah tiongkok. Slogan itu bertuliskan “tiru dan modifikasi”, maknanya sangat dalam. Anak-anak Indoesia selalu diajarkan untuk menciptakan, menjadi penemu adalah hal yang luar bisa. Berbeda dengan prinsip tiongkok, biarkan Negara lain menemukan, kita menirukan dan memodifikasi. Jangan heran saat ini mulai dari tusuk gigi, barang elektronik hingga barang industry semua merk china. Walaupun banyak yang KW.
Delapan belas (18). Di tiongkok, mereka menggunakan barang-barang buatan jerman untuk proyek skala besar. Bagi mereka kualitas adalah nomor satu untuk aset pemerintahan mereka. Contoh saja kereta cepat, bangunan, jalan tol, jembatan dan peralatan-peralatan industri. Sementara ketika tiongkok menjual kenegara lain, justru barang buatan mereka yang dipasarkan. Sementara untuk Negara mereka sendiri, mereke menggunkan produk jerman. Sampai disini anda paham ?
Sembilan belas (19). Satu hal yang membuat aku terkesan dengan kurikulum pendidikan di tiongkok, tentang penggabungan budaya, sejarah dan teknologi. Selama mengikuti kegiatan disekolah-sekolah tiongkok, aku melihat adanya penggabungan antara budaya, sejarah dan teknologi di setiap materi pelajaran. Contohnya ketika siswa tiongkok belajar matematika tentang bangun datar, ada materi matematika yang dikaitkan dengan bangunan sejarah di tiongkok, lalu siswa membuat syair atau drama tentang sejarah bangunan tersebut. Dan tentunya semua aktivitas siswa menggunakan layar sentuh, proyektor bahkan papan tulis IT. Padahal temanya matematika.
Foto : Dokumen Pribadi
Dua puluh (20). Dimana saja saya pergi, baik itu sekolah, kampus, pasar maupun tempat wisata. Selalu saya temui tentang literasi sejarah. Saat di sekolah, sepanjang dinding lorong sekolah, ada literasi tentang sejarah pahlawan tiongkok. Ketika aku pergi ke pasar, berbagai slogan semangat nasionalisme terpampang. Ketika aku pergi ke tempat wisata, sangat terawat situs cagar budaya dan sejarah bangsa tiongkok. Luar biasa, masyarakat tiongkok diajarkan untuk tidak melupakan sejarah, agar mereka bisa belajar dari sejarah tentang peradaban masa kelam maupun masa jaya.
Foto : Dokumen Pribadi
Memang tiongkok adalah Negara yang menganut paham komunis, terlepas dari pro dan kontra tentang politik saat ini. Saya hanya mengajak kita semua untuk mengambil hal- hal yang positif tentang negeri tiongkok yang disebut tirai bambu. Tidak salah kalau kita pernah mendengar istilah tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina. Memang dulu china adalah peradaban yang sangat maju dan diperhitungkan. Ibnu batutah pernah mencatat tentang suatu negeri yang jaya pada masa dulu adalah tiongkok. Wow begitu megahnya tembok china dan kota terlarang merupakan bukti peradaban yang tiada duanya. Wassalam.
Foto : Dokumen Pribadi
1 Abdul Hakim
2 Abdul Hamid
3 Afrizal
4 Agust Winarno
5 Al Halim Khasia Rahman
6 Alpha Mariani
7 Arnold Jacobus
8 Delismar
9 Dewi Harun
10 Dhian Putri Anggrainy
11 Eda Sukawati
12 Fathul Jannah
13 Fatmawati Lapangga
14 Fitra Netti
15 Hamzah Ramdhani
16 Hapizoh
17 I Gusti Lanang Gede Putra Astawa
18 I Kadek Putra Agustina
19 Ibrahim Mannippi
20 Jaka Afriana
21 Joko Trisilo
22 Jufiene Ngarlin Tutuboy
23 Mansur Pelawi
24 Maya Trisia Wardani
25 Merianah
26 Muhammad Karta
27 Mutia Rahmah
28 Nani Nurcahyani
29 Nikmatia
30 Nuniek Nurpraesti
31 Nur Ana Masruro
32 Reevi Haryanto
33 Rusbeto Ruslan
34 Rustiningsih
35 Sarno
36 Sony Darmawan
37 Sri Hartono
38 Susi Anggoro Kasih
39 Sutopo
40 Syahruni Ningsih
41 Tamrin
42 Taufiq
43 Tri Agustin Kusumaningrum
44 Wawat Tustiawati
45 Wijaya Kusumah
46 Ya’ Dedi Suhandi
47 Yani
48 Yuliana Syam
49 Zalna Fitri
50 Zulirfan
Daftar Penulis Buku Kisah Seru Di Balik Tirai Bambu Berdasrkan abjad adalah:
1. Abdul Hakim
2. Abdul Hamid
3. Afrizal
4. Agust Winarno
5. Al Halim Khasia Rahman
6. Alpha Mariani
7. Arnold Jacobus
8. Delismar
9. Dewi Harun
10. Dhian Putri Anggrainy
11. Eda Sukawati
12. Fathul Jannah
13. Fatmawati Lapangga
14. Fitra Netti
15. Hamzah Ramdhani
16. Hapizoh
17. I Gusti Lanang Gede Putra Astawa
18. I Kadek Putra Agustina
19. Ibrahim Mannippi
20. Jaka Afriana
21. Joko Trisilo
22. Jufiene Ngarlin Tutuboy
23. Mansur Pelawi
24. Maya Trisia Wardani
25. Merianah
26. Muhammad Karta
27. Mutia Rahmah
28. Nani Nurcahyani
29. Nikmatia
30. Nuniek Nurpraesti
31. Nur Ana Masruro
32. Reevi Haryanto
33. Rusbeto Ruslan
34. Rustiningsih
35. Sarno
36. Sony Darmawan
37. Sri Hartono
38. Susi Anggoro Kasih
39. Sutopo
40. Syahruni Ningsih
41. Tamrin
42. Taufiq
43. Tri Agustin Kusumaningrum
44. Wawat Tustiawati
45. Wijaya Kusumah
46. Ya’ Dedi Suhandi
47. Yani
48. Yuliana Syam
49. Zalna Fitri
50. Zulirfan
Mohon dikoreksi sebelum diberikan ke pak Aji
ungguh terharu membaca kisahnya