Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk jenjang SMP berlangsung sepanjang minggu ini. Tanggal 4-5 Oktober 2021 mengawali ANBK SMP pada Gelombang 1. Kemudian berlanjut di Gelombang 2 pada tanggal 6-7 Oktober 2021.
Moda Full Online Galat
Hari ini beranda media sosial khususnya Facebook ramai oleh status error full online pelaksanaan ANBK. Beragam galat terjadi, mulai dari Log Out tiba-tiba, error 330, error 404 hingga error 500. Langkah antisipasi pun segera kami ambil, seperti Ctrl + C + B dan melakukan reset peserta asesmen. Akan tetapi, kondisi tetap sama, peserta tidak bisa mengakses soal dan survey karakter.
Galat pada moda ANBK full online ini, mulai terjadi sekitar pukul 08:45 WITA. Di sekolah saya, UPT SMAN 5 Tana Toraja yang memfasilitasi 2 SMP hari ini mengalami rangkaian galat pada beberapa siswa. Oleh karena tidak ada perubahan, maka saya mengambil kesimpulan untuk menghentikan akses ke client. Pengecualian pada beberapa siswa yang bisa menyelesaikan dengan baik. Tercatat di sistem, terdapat 30 siswa masih berstatus sedang mengerjakan, padahal mereka sudah tidak bisa lagi mengakses pertanyaan.
Saran Untuk Pusmenjar
Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) Kemdikbudristek selaku penyelenggara ANBK ini tentunya bertanggung jawab atas error skala nasional pada hari pertama ANBK SMP hari ini. Secara pribadi, sebagai proktor, saya sangat berharap ada perbaikan pada sistem server pusat ANBK hari ini. Selain itu, Pusmenjar membuka kesempatan untuk sekolah yang tidak berhasil menyelesaikan sesi hari ini agar bisa menyelesaikannya pada hari kedua.
Prihatin
Saya merasa sangat prihatin dengan siswa yang mengikuti ANBK SMP di sekolah kami. Kurang lebih 40 siswa berasal dari 2 SMP terjauh, terluar dan terpencil di Kabupaten Tana Toraja. Mereka adalah siswa-siswa dari SMPN Satap 3 Simbuang dan SMPN 9 Simbuang. Mereka datang menggunakan mobil truk melalui perjalanan melelahkan membelah pegunungan dengan kondisi jalan yang sangat buruk. Seharian penuh mereka berada di atas truk.
Sebagian dari mereka masih sangat asing dengan komputer. Secara khusus siswa-siswa dari SMPN 9 Simbuang. Menurut kepala sekolahnya, Baso Bahtiar, S.Pd., siswa mereka tidak mengenal komputer sama sekali. Sehingga hari ini, saya dan beberapa rekan guru memandu mereka cara mengoperasikan komputer.
Oleh karenanya, jika sesi hari ini harus terjadwal ulang pada tanggal 11 dan 12 Oktober akan datang, kasihan para siswa. Harus kembali lagi ke ibu kota kabupaten untuk mengikuti ANBK. Biaya yang mereka butuhkan tidak sedikit. Untuk naik ojek ke sekolah mereka, menelan biaya 500 ribu hingga 750 ribu rupiah per orang. Ini belum termasuk logistik mereka.
Antusias
Meskipun terjadi galat pada server pusat ANBK, namun para siswa tetap antusias mengikutinya. Walaupun mereka kurang akrab dengan komputer, mereka tetap bersemangat. Mereka tidak segan bertanya kepada kami jika mereka mengalami kendala pada komputer. Dalam waktu singkat mereka bisa memahami cara mengoperasikan komputer untuk Log In, Submit, klik option jawaban dan pindah ke soal berikutnya. Saya bisa menyimpulkan bahwa, keterbatasan mereka terjadi karena tidak adanya fasilitas pendukung di sekolah mereka. Jaringan listrik, telepon, internet dan transportasi adalah kebutuhan pokok mereka untuk bisa mengakses sumber belajar yang lebih baik lagi ke depan.
Semoga hal ini menjadi perhatian khusus pemerintah daerah dan dinas pendidikan kabupaten. Selain itu Mendikbudristek dan Pusmenjar perlu juga mengecek akan pentingnya kesiapan sistem ANBK.