“Salam. Jadi project buku buat anak bareng Mbak Ummu itu, Mbak? Aku kepikiran pas baca 2 cerpen terakhir.” Tiba-tiba saja mas Rizal menghubungiku. Tanpa diundang, datang sendiri. Kok kayak jelangkung saja. Hihihi…
Memang aku kalau menulis sesuka hati saja. Kalau pingin nulis puisi ya muisi, artikel ya artikel, nulis cerpen ya nyerpen, nulis cerita anak ya nyernak. Suka-suka saja.
Tetapi kalau dirunut dari awal, sebenarnya aku lebih sering membuat cerpen roman dan artikel. Bukan nulis cernak.
Kalau boleh cerita, aku nyernak karena merasa “iri” dengan mbak Lina, sabahat yang kebetulan berasal dari daerah yang sama. Mbak Lina ini kalau membuat cernak bisa bersambung sampai tiga puluhan. Malah lebih.
Aku merasa tertantang untuk menulis cernak juga pada akhirnya. Aku ingat cernak yang awal kubuat tentang Singa yang Baik Hati dan Angsa yang Baik Hati.
Heheh. Kelihatan kalau kurang bisa membuat judul tulisan ‘kan? Ah biarkan saja!
Kembali ke percakapan online dengan mas Rizal, dia memang termasuk orang penting dalam penyusunan buku Trio Emak —mbak Niek, mbak Lina dan aku—. Dia dan mbak Niek membuat konsep bukunya. Keren ‘kan?
“Hehehe. Cerpennya masih dikit banget, mas. Lagian, aku bikin cerpen roman dan sejenis lagi nggak mood.” Balasku.
Mood-ku memang baru mood nulis cernak.
“Aku belum tahu cerpen yang tayang beberapa kemarin masuk ke draft atau nggak.” Elakku. Mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
Padahal sebenarnya, aku memang mendapat tugas membuat cernak. Bersama mbak Lina.