Resepsi Pernikahan Rindu
Kini mulai prosesi resepsi adat Jawa. Rindu dan Antok, suaminya, menuju tempat resepsi. Diawali dengan injak telur oleh Antok sebagai makna hadirnya buah hati di tengah- tengah mereka. Selepas itu Rindu membasuh kaki sang suami sebagai baktinya.
Kemudian mereka menuju ke pelaminan dengan dibentangi kain sindur oleh ibunya agar kelak mereka setia dan memiliki hubungan yang selalu erat. Dengan dibimbing kedua orang tua mereka menuju pelaminan.
Kemudian mereka duduk dengan dipangku sang ayah. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua tidak akan membedakan anak dan menantu.
Kalau dirasakan pernikahan adat Jawa ini sangat melelahkan. Akan tetapi demi nguri-uri kabudayan Jawa rasa lelah mereka singkirkan.
Kemudian acara mengucurkan kantong yang diisi dengan biji-bijian, uang receh dan beras kuning ke pangkuan pengantin wanita. Prosesi ini merupakan lambang dari kesejahteraan dalam rumah tangga yang harus diusahakan oleh suami. Si istri harus bijak dalam mengelola harta yang diberikan oleh sang suami.
Prosesi berikutnya, dulang-dulangan atau makan dengan saling menyuapi. Dulang-dulangan ini dilakukan tiga kali dengan harapan agar kedua mempelai selalu rukun, setia dan saling tolong menolong dalam berumah tangga. Jangan sampai dalam membina rumah tangga saling sengketa dan tidak berbagi tugas.
Sebagai anak yang berbakti kemudian mereka melaksanakan prosesi sungkeman kepada orangtua maupun sesepuh lainnya. Doa restu orangtua menjadi jalan pintu rezeki bagi mereka. Doa orangtua sangat dahsyat. Allah akan meridhoi seseorang karena ridho orangtua, terutama ibu.
Seluruh makna prosesi disampaikan oleh dhalang manten. Dengan kesiapan hati dan makna tiap prosesi, Rindu dan Antok, bertekad menjalani rumah tangga baik dalam suka maupun duka. Menikah tak hanya untuk merasakan bahagia. Menikah adalah menyatukan dua keluarga besar, bukan hanya mereka berdua.