Hari Bahagia Menanti
Bahagiaku. Semakin dekat. Semakin nyata. Akan kuraih bersamamu. Kebersamaan. Kebahagiaan
Sekian lama, ku di sini. Menggantungkan harapan. Melebarkan asa. Demi masa depan kita
Ada bayangan berkelebat akanmu di sana. Tak sabar diri ini. Bersua denganmu. Bercanda bersama. Menghabiskan waktu bersama.
Kau yang di sana… Kan kunggu hadirmu. Menjalin kasih. Menjalin sayang. Bersamamu selamanya
Lebaran haji semakin dekat. Semakin dekat pula peristiwa sakral yang akan meresmikan hubunganku dengan mas Pras. Semua rasa menjadi satu. Campur aduk.
Bahagia, deg-degan, sampai kadang sulit tidur. Menanti hari H pernikahan kami.
Segala persiapan dilakukan meski tak ada pesta besar atau ewuh ala adat Jawa. Aku hanya ingin ijab qobul dan syukuran bersama anak-anak panti asuhan dan keluarga serta sahabat.
Mas Pras dan keluarga juga begitu. Alhamdulillah kami sepakat untuk melaksanakan hajatan pernikahan secara sederhana.
Langgeng tidaknya rumah tangga tak dilihat dari pesta pernikahan, tetapi komitmen untuk bersama dalam suka duka, saling melengkapi. Dan yang utama, selalu ingat janji suci di mata Allah.
##
Puisi telah tayang di Kompasiana