Siapa yang menyangka aku akan memiliki nasib baik. Nasib yang tak pernah ku sangka selama ini.
Aku yang sudah putus sekolah sangat lama akhirnya mau mengenyam pendidikan lagi. Aku hanya lulusan SD. Kemudian karena keadaanku yang tundaksa memaksaku untuk berhenti bersekolah.
Aku merasa kasihan kepada mamakku. Aku tak mau mamak selalu menggendongku karena aku memang tidak bisa berjalan. Aku berjalan dalam posisi duduk. Keseimbangan tubuhku juga lemah.
“Putrinya biar sekolah, bu..”, kata seorang bapak guru yang datang ke rumahku saat itu.
Jujur aku merasa senang karena akan sekolah lagi. Tetapi dalam hati aku malu. Usiaku seharusnya sudah SMA. Tetapi sekarang harus masuk SMP.
“Kami pikirkan dulu ya, pak..”, kata mamakku.
Oh iya, namaku Putri Lestari. Biasa dipanggil Tari.
***
Akhirnya aku benar-benar bersekolah. Dan masuk SMPLB di sekolah ini.
Alhamdulillahnya, bapak ibu guru selalu memotivasiku. Tidak pernah mempermasalahkan usiaku. Beruntungnya aku.
“Ri.. Besok kamu ikut lomba cipta baca puisi, ya..”, kata bu Kus.
Agak terkejut juga aku ditunjuk mewakili sekolah untuk lomba. Kata bu Kus, kalau SLB lombanya langsung tingkat kabupaten.
“Masih agak lama kok pelaksanaannya, Ri..”, kata bu Kus seakan menjawab kegalauanku.
Aku menyanggupinya. Kemudian aku diberikan catatan tema lomba cipta baca puisi itu.
***
Akhirnya aku mewakili provinsiku maju ke tingkat nasional. Lombanya di Lombok.
Aku mempersiapkan segalanya. Tentu saja dibantu teman-teman dan guru-guruku.
Alhamdulillahnya dari sekolahku tidak hanya aku yang mewakili provinsi maju ke tingkat nasional. Dik Wiji mewakili untuk cabang lomba menyanyi SDLB. Suaranya memang bagus sih.
Dik Wiji juga mempersiapkan keperluannya. Dik Wiji tentu saja dibantu oleh guru-guru. Karena dik Wiji masih kecil. Dia masih SDLB. Dan dik Wiji ini anak tunanetra.
“Kita yang semangat ya, dik.. Semoga langkah kita dipermudah sama Allah.. Lancar dari awal hingga mendapatkan hasil yang bagus..”, kataku untuk menyemangati kami berdua.
Pada hari yang ditentukan kami semua berangkat ke Lombok. Kami akan terbang bersama ke sana. Bersama pesawat yang akan mengantarkan kami. Untuk menunjukkan bahwa kami bisa.