Berjalan Dengan Pemandu yang Dapat Melihat

Cover by Ajinatha

Ada teknik khusus yang digunakan ketika penyandang tunanetra berjalan dengan pemandu yang dapat melihat. Dan teknik ini perlu diajarkan kepada penyandang tunanetra dan anggota keluarga.

Dengan menggunakan teknik-teknik ini dengan benar, penyandang tunanetra dapat dengan mudah dan aman berjalan bersama penyandang tunanetra. Setiap kali penyandang tunanetra berjalan dengan orang yang melihat mereka harus menggunakan teknik ini.

Semua anggota keluarga penyandang tunanetra harus mengetahui cara menggunakan teknik pemandu awas (pemandu yang dapat melihat) yang benar. Mereka harus memiliki kesempatan untuk mempelajari teknik-teknik ini sambil menggunakan penutup mata.

Teknik Dasar

Pertama. Orang yang melihat (pemandu) berdiri di sebelah penyandang tunanetra dan menghadap ke arah yang sama. Untuk melakukan kontak, orang yang melihat (pemandu) dengan lembut menyentuh punggung tangan si penyandang tunanetra itu. Ini memberi penyandang tunanetra petunjuk taktual dan membiarkan dia tahu di mana orang yang melihat itu. Orang yang melihat (pemandu) dapat menggunakan tangan kiri atau kanannya tergantung pada apakah dia ingin penyandang tunanetra itu berada di kiri atau kanannya.

Kedua. Penyandang tunanetra menggunakan tangannya untuk mengikuti lengan pemandu sampai menemukan siku. Ia memegang lengan pemandu sedikit di atas siku sehingga ibu jarinya berada di luar siku pemandu dan jari-jarinya melengkung ke dalam. Genggaman harus cukup kuat sehingga penyandang tunanetra tidak kehilangan kontak dengan pemandu saat mereka berjalan ke depan, tetapi tidak terlalu kencang sehingga tidak nyaman bagi pemandu.

Ketiga. Penyandang tunanetra harus memegang sikunya dekat dengan tubuhnya. Ini akan mencegahnya membelok atau berayun ke kiri dan ke kanan saat dia berjalan dengan pemandu.

Keempat. Penyandang tunanetra harus selalu berada setengah langkah di belakang pemandu awas dengan bahu lurus sejajar dan di belakang bahu pemandu awas. Hal ini sangat penting karena memungkinkan pemandu mengetahui lokasi pasti penyandang tunanetra setiap saat.

Kelima. Teknik dasar ini harus digunakan setiap kali penyandang tunanetra berjalan dengan orang yang melihat. Tidak hanya aman, tetapi juga memudahkan penyandang tunanetra untuk mengikuti gerak-gerik pemandu.

Jenis komunikasi nonverbal ada antara penyandang tunanetra dan pemandu yang melihat sehingga pemandu tidak harus memberi tahu si tunanetra setiap kali dia akan naik atau turun, berbelok, atau berhenti. Pemandu malah dapat berbicara dengan orang buta dan menjelaskan hal-hal menarik di sekitar mereka.

Tinggalkan Balasan